Mata seulgi memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan semua member nct. Mereka dengan sungguh sungguh melakukan gerakan yang sudah seulgi ajarkan pada mereka.Tak jauh berbeda dari kumpulan pria yang tengah berlatih sungguh sungguh di depannya, seulgi juga berkeringat banyak setelah melatih mereka semua.
Tangannya mengelap peluhnya yang bersemayam di setiap kening dan lehernya.
Jujur, butuh usaha lebih untuk tetap fokus dalam keadaannya sekarang. Kini setiap ia melangkahkan kakinya ke kantor, ia selalu menghela nafasnya. Menyiapkan hatinya jikalau bertemu sehun.
Otaknya bingung jika dirinya berhadapan dengan sehun. Namun mata dan hatinya terus saja mencari sosok itu. Ia merindukannya.
JEPP!
Gasp!
Mata seulgi langsung membelalak saat tiba tiba lampu ruang latihan padam. Suara music dari spikerpun terhenti, meninggalkan suara kaget dan bingung dari para member yang baru beberapa detik yang lalu tengah berlatih dengan semangatnya.
Tapi berbeda dengan mereka yang kebingungan. Seulgi langsung mematung di tempatnya. Tidak sekali dua kali ia mengalami ini. Dan ia selalu berusaha menekan rasa traumanya itu. Tapi kali ini suasana hatinya tidak mendukung.
Seberapa kuatpun ia berusaha mengontrol nafasnya, ia tetap saja merasa pasokan oksigen yang masuk kedalam paru parunya berkurang. Membuat nafasnya jadi memburu.
Dengan terseok seok seulgi mundur beberapa langkah. Berusaha mencari tempat untuk berlindung dari kungkungan kegelapan ini. Hingga tubuhnya menabrak cermin yang ada di belakangnya.
Perlahan, kakinya sudah menyerah dan membiarkan tubuhnya merosot ke lantai. Sama seperti bertahun tahun yang lalu, ia memeluk lututnya. Masih berusaha bernafas dengan normal, namun kembali gagal.
"noona?" sebuah suara terdengar. Seulgi bahkan hampir tidak mendengar suara itu. Karena otaknya sudah dipenuhi semua bayangan masa lalunya.
Berusaha menyelamatkan dirinya sendiri, seulgi menyembunyikan wajahnya diantara kedua lututnya.
Kenyataan jika dia tidak sendirian di ruangan ini sama sekali tak menenangkan seulgi. Karena di dalam hatinya ia sedang sendirian. Ya, bukan hanya traumanya yang membunuhnya perlahan, namun juga kenyataan jika ia memikirkan sehun disaat ini.
"aww"
"maaf, aku harus mencari noona"
Sebuah tangan tiba tiba menyentuhnya. "noona?" baru saja ia akan mengatakan hal lain. Dia langsung terhenti saat tiba tiba seseorang membuka pintu ruang latihan dengan kasar.
"kang seulgi? Dimana dia?" seruan itu langsung terdengar. Tunggu.. Bukankan itu suara..
"presdir!" seru mereka. Bukan hanya taeyong, tapi juga member yang lain.
"dimana kang seulgi?" tanya suara sehun lagi cemas. Taeyong bisa melihat cahaya dari ponsel sehun yang sedang mencari keberadaan seulgi.
Ia sangat tahu jika sehun khawatir pada seulgi, terutama kenyataan bahwa ia tahu hubungan pelatih dan juga presdirnya itu.
"disini!" seru taeyong membantu.
Dalam hitungan detik, sehun telah berhasil menghampiri seulgi dan taeyong. Pria itu berlutut di hadapan seulgi. Mengabaikan taeyong yang ada di sampingnya.
"seulgi-ah.. Kau baik baik saja? Ini aku sehun" ucap sehun menyentuh pundak gadis itu.
Suara itu.. Sentuhan itu..
Perlahan kepala seulgi terangkat. Ia bisa memandang wajah sehun meskipun dalam keremangan. Dan itu membuat dirinya yang memang sudah lemas menjadi gemetaran "sehunah" lirihnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/94478995-288-k323448.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love | SEULHUN ✔
FanficSequel of Time Love Apa yang kau inginkan, bisa kau dapatkan. Tapi terkadang jalan untuk mendapatkan hal itu tidaklah mulus. Dan tidak akan pernah mulus