Menakutkan

5.6K 369 8
                                    

Dalam sekejap sebuah ruangan telah di sulap menjadi tempat latihan, dengan kaca besar di ke dua sisinya , dan juga pipa pipa besi yang di cat dengan warna warna cerah , dan di lengkapi dengan peralatan peralatan lainya .

tak sulit sasuke melakukannya hanya dengan menghubungi seseorang maka apa yang ia inginkan akan segera terkabul , sakura menatap setiap sudut ruangan yang sangat ia rindukan ruang latihan, tempat yang selalu mengisi hari hari sakura .

"bagaimana ada yang kurang ?" seorang laki laki memeluknya dari belakang dan menatap ke arah cermin di depanya yang menampakan pantulan dirinya bersama dengan wanita di depanya .

"sasuke bagaimana kau bisa melakukanya hanya beberapa jam "

beberpa jam yang lalu sasuke mengajak sakura jalan jalan di sekitar hutan dan setelah ia kembali ia langsung di suguhkan dengan pemandangan yang begitu mengharukan .

"mudah sekali sakura , bagaimana kau senang ?" sakura tersenyum lebar pada sasuke menatap lelaki itu di pantulan kaca

'aku akan lebih senang jika kau melakukan ini benar - benar untukku ' sakura tak bersuara hanya tersenyum menampakan kebahagiaanya

"sakura ,,, " sasuke mencium tengkuk sakura menghirup bau harum dari rambut sakura .

"hmm " tangan kecil sakura menangkup tangan sasuke yang berada di perut datarnya "ada apa sasuke "

"aku hanya ingin memanggil dirimu yang sebenarnya," sasuke melepaskan pelukan sakura menatap wajah cantik itu sejenak lalu ia berranjak dan meninggalkan sakura yang masih terpaku di depan cermin .

butiran bening menetes perlahan dari sudut mata sakura , bibirnya tersenyum tipis semakin lama semakin melebar dan membuatnya tertawa halus dengan airmata yang masih jatuh begitu derasnya, dadanya terasa begitu sesak dan membuatnya tersimpuh di lantai , kini tawanya telah berubah menjadi isak tangis .

"akhhhhh " ia berteriak sekeras kerasnya , tak peduli siapapun akan mendengarnya , dadanya begitu sesak karena ia masih ingin bernafas hingga ia berteriak berharap akan melonggarkan paru parunya dan memberinya ruang lagi untuk bernafas .

sesak di dadanya belum juga menghilang semakin menambahkan dengan rasa sakit di relung hatinya , bahkan ia tak bisa lagi menghentikan isak tanginya , ia bukanlah orang yang kuat yang bisa menahanya seperti yang ia lakukan kemarin dan sebelum detik dimana ia terpaku oleh perkataan sasuke yang membuatnya sadar bahwa itu bukan dirinya.

sebuah pelukan hangat menyelimuti tubuhnya , tubuh keras yang halus itu memeluknya aroma milik lelkai itu kembali mengisi paru parunya menekan monster kesakitan yang sebelumnya memenuhi paru parunya dan memberikan ruang untuknya bernafas .

mungkin itulah yang sering di sebut dengan separuh nafas , jika seseorang itu pergi separuh dari bagian paru parunya menyempit dan begitu menyesakkan , ketika orang itu hadir lagi paru paru kembali ke kondisi semula , semua itu telah dialami sakura saat itu .

"maaf sakura , maaf " sasuke memeluk hangat tubuh yang masih terisak dan masih mencoba untuk bernafas lebih teratur " cobalah untuk jujur dengan apa yang kau rasakan jangan seperti ini "

'lalu bagaimana denganmu , apa kau jujur dengan perasaanmu ?' sakura tak berbicara apapun lagi hanya isak tangis halus yang keluar dari mulutnya

"baiklah kalau kau tidak mau bicara , jangan menangis lagi " usapan lembut di rambut sakura membuat wanita itu terdiam , semakin lama isakannya semakin terhenti dan nafasnya menghalus .

"jangan tinggalkan aku seperti tadi " kini suara lemah sakura mulai keluar dari mulutnya yang hanya terdiam sedari tadi .

"tidak lagi , maaf sakura maaf " sasuke melepas pelukanya menatap lekat wajah sakura ' sangat sulit membuatmu membuka mulut sakura , tangismu itu aku tak ingin mendengarnya lagi, aku ingin membuatmu bahagia denganku ' ucapnya dalam hati kembali ia memeluk tubuh kecil itu

lama sekali mereka seperti itu tak ada pergerakan dari keduanya , nafas sakura begitu tenang , menangis memang sering kali membawa kantuk , sakura dengan polosnya tertidur di pelukan sasuke , perlahan sasuke menggerakan tubuh sakura dan menidurkanya di lantai dengan kepala sakura di pangkuanya mengusap halus wajah lembut sakura .

"sepertinya ada yang sedang bermesrahan " suara naruto memenuuhi ruangan sepi hingga memantulkan suara kecil yang membuntuti .

"kecilkan suaramu bodoh " jawab sasuke masih mengusap pipi sakura

"apa anakmu sedang tidur " sasuke hanya mengangguk pelan . "wagh dia benar benar cantik " lanjut Naruto kini ia bersuara setengah berbisik .

"aku setuju "

"sasuke , aku tak tau ini berbahaya atau tidak , ada beberapa orang yang berusaha melewati hutanmu "

"hutan ini sudah terkenal berhantu naruto , hanya kau aku dan para orang orang yang menjaga tempat ini yang bisa menembusnya. "

"ya aku tau hantu itu kau sendiri yang membuatnya dengan sistem sistem konyolmu itu "

hutan yang melindungi putra dari keluarga uchiha itu terlalu lebat dan terkenal sebagai hutan berhantu tak ada yang bisa menembus hutan itu , hantu yang di bicarakan adalah sistem yang di buat oleh sasuke untuk melindungi tempat tinggalnya semacam kubah dengan sengatan listrik yang tinggi , jadi siapapun yang masuk tanpa menekan kata kuncinya akan terkena sengatan listriknya .

sampai saat ini tak ada satu orangpun yang tau di belahan dunia mana anak dari uchiha itu tinggal . Mereka hanya tau bahwah anak itu masih hidup dan memimpin perusahaan nya .
" Beberapa orang mencoba masuk hutan ini , Memang benar sejauh ini masih belum berhasil tapi aku takut jika ada orang yang mengetahui tentang sistem ini dan akan membobol pertahananmu . "

"Akan aku perketat penjagaan nya . Dan aku akan tambahkan voltnya , jadi hati hati kau sering lupa di mana letak kuncinya "

"Ah kau benar setiap hari aku terkena , bukankah lantai ini terlalu dingin sebaiknya kau pindahkan dia " ucap Naruto selanjutnya ia meninggalkan Sasuke dan sakura .

******

"Apa katamu !" Teriak Kakashi geram

"Dia tidak minta mobil seperti yang tuan janjikan , dia ingin bernegosiasi sendiri dengan tuan " ucap salah satu anak buah Kakashi

'kau jatuh di tangan orang yang salah lagi sakura ?' batin Obito menatap ke arah Kakashi dengan tatapan dingin .

"Sombong sekali dia , orang seperti apa dia ?" Kakashi tersenyum tipis

" Dia bukan warga biasa tuan , dia orang kaya jadi saya rasa dia tak butuh mobil . "

"Ahh ,, baiklah kapan ia mau bicara denganku ? "

"Ia meminta tuan menunggu ia menghubungi tuan langsung "

"Hah dia ingin bermain main denganku rupanya , kita lihat saja siapa yang akan mati nanti . Hubungi dia jangan pernah menyentuh wanita itu jika aku menerimanya dengan sedikit saja goresan akan aku hancur kan dia " setelah di rasa anak buahnya mengerti Kakashi meninggalkan ruangannya .

Obito menatap dalam wajah anak buah Kakashi yang masih menunduk menunggu Obito pergi juga , namun Obito tak bergeming cukup lama,  ia mendekati lelaki di depannya .

"Dimana orang itu ?" Tanya Obito dengan suara lirih

" Tak ada yang tau dia dimana tuan , dia menyembunyikan dirinya cukup lama, saya sendiri tak bisa melacak nomor yang orang itu pakai " Obito hanya mengangguk mengerti .

"Baiklah pergilah "

"Don't Say Goodbye" [ FanFic ] SasuSakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang