Aku masih duduk di bangku kedai. Aku masih mengatur ekspresiku supaya terlihat biasa.
Beberapa menit kemudian,"Yoo Ra, sudah lama menunggu ayah?", kata ayah sambil memarkirkan motornya dan berjalan menuju ke arahku.
"Belum yah, belum satu jam. Hehee", jawabku sambil menyalami ayahku.
Ayah akhirnya datang juga dan bergabung dengan para ajussi yang duduk di kedai. Aku bersyukur karena ternyata ayah cukup dikenal diantara mereka dan mereka mulai bercengkerama.
Nenek melihat ayahku datang dan bertanya,
"Oh, jadi dia ayahmu, nak",
"Ne, haelmoni. Kenapa nek?, apakah nenek mengenal ayahku?", tanyaku sedikit penasaran."Aah, aku pikir haelmoni pernah menggendongnya waktu masih kecil. Waktu masih kecil ayahmu bandel, susah diurus, kerjanya main-main dan menggangu kawan sebayanya", cerita haelmoni.
Aku hanya terkekeh mendengar ceritanya."Lalu, apalagi nek. Apa lagi yang nenek ingat tentang masa kecil ayahku?", tanyaku semakin penasaran
"Nenek udah lupa nak. Tapi nenekmu sangat sayang sama ayahmu meskipun begitu. Nenekmu adalah orang yang baik, nak", lanjut nenek sambil mengunyah daun sirihnya.
Aku hanya tersenyum mendengar cerita nenek."Iya, nek. Aku pikir juga begitu", balasku.
___
Aku aneh melihat diriku. Aku menyukai seseorang yang bahkan tidak menyukaiku.
Aku penasaran masa kecil cucunya. Lalu aku bertanya pada nenek,"Nek, kalo cucu nenek bagaimana masa kecilnya",
"Nugu?, cucu yang mana nak", tanya nenek
"Kim Jae Hyun, nek. Bagaimana masa kecilnya", tanyaku penasaran
"Anak itu. Uri Jae Hyun, anak itu pendiam, baik dan tidak bandel.
Diantara para hyung nya, dia termasuk anak yang patuh sama omma nya, sayang sama dongsaengnya, namun dia tidak patuh sama appanya. Nenek tidak cukup dekat sama Jae Hyun, karena tidak tinggal lama sama nenek."Ooh, apa karena dia itu cucu nenek makanya nenek memujinya", tanyaku terkekeh
"Bukan. Dia memang orangnya baik. Tapi bagi orang yang tidak mengenalnya, berpikir dia bukan orang baik, cuek dan egois", kamu kan satu sekolahnya. Menurutmu bagaimana cucuku?", tanya nenek kemudian
"Iya nek, aku rasa dia memang orang baik nek. Tapi tidak untukku. Aku merasa dia bukan orang yang baik, Aku belum mengenalnya nek (dalam hati)", jawabku pada nenek sambil menyeruput teh yang rasanya terlalu manis.
Hari sudah mulai gelap, aku mengajak ayah pulang. Dan akhirnya kami pulang. Aku pamit sama nenek dan juga ajussi yang duduk di kedai.
Mereka berpesan lain kali aku harus mampir di kedai ini. Dan aku hanya mengangguk.
***Di perjalanan aku mengingat kejadian di kedai. Aku tidak menyangka hanya dua kali percakapan kami dan diapun pergi. Percakapan unfaedah. Ckck
"Agh. Daebak. Aku melupakan harga diriku untuk bertemu dengannya tapi hanya begini doang?, Woah.. benar-benar daebak. Apa yang aku pikirkan, kenapa aku harus sejauh ini. Apa ini cinta bertepuk sebelah tangan? Aku tidak menyangka aku mengalami ini. Yah, ini memang cinta sebelah tangan", teriakku dalam hati.
Jujur saja meskipun aku menyukainya tapi tidak ada yang aku ketahui tentang dirinya. Aku tidak tahu apa yang dia sukai, apa cita-citanya, aku tidak tahu apa-apa tentangnya. Tapi kenapa aku menyukainya?
Aku juga tidak punya kenangan bersamanya. Tidak cukup untuk disebut kenangan, tapi kenapa aku rindu padanya? Aku tidak mengerti dengan perasaanku. Kami juga tidak begitu dekat. Komunikasi juga sangat jarang. Tapi kenapa dengan perasaanku? Bukankah jika menyukai seseorang banyak yang kita tahu tentangnya? Wajar dong kita sedikit kepo? Tapi berbeda denganku.
Aku tidak tahu apa-apa tentangnya. Aku hanya tahu rumah orangtuanya karena aku pernah bertemu neneknya. Tidak lebih. Apakah ini cukup disebut aku menyukainya? Sepertinya tidak yaa.
Aku memang bodoh dan naif. Aih, aku bahkan bukan tipe gadis yang dia sukai. Jadi memang aku harus berhenti disini.
Sebegitu bodohnya, aku bahkan mengakui perasaanku padanya. Dan yang paling menyakitkan adalah dia mengabaikanku begitu saja. Kejam yaa. Apa mungkin dia tidak tahu perasaan seseorang? Apa dia tidak tahu seberapa lama aku mengumpulkan keberanian untuk mengakui itu? Apa yang dia pikirkan? Agh, pasti dia berpikir aku gadis yang "gila", tidak tahu malu, naif dan sembarangan.Aih, aku bahkan mengumpulkan keberanian selama 3 tahun untuk mengakui itu bahkan dia sendiri yang mendorongku untuk mengakui perasaanku pada orang yang aku suka. Tapi dia sendiri yang mengabaikanku. Sungguh malang. Aku hanya bisa tertawa garing mengingat apa yang kulakukan. Aku benar-benar begitu bodoh.
"Aah, aku jadi ingat drakor 'Jealousy Incarnate".
Aku membencinya. Seharusnya dia bilang saja kan kalau dia tidak menyukaiku. Seharusnya dia membalas pesanku. Kenapa dia mengabaikannya?
Sesulit apasih menjawab pertanyaan itu? Kalo tidak suka ya sudah bilang aja tidak suka. Tapi kenapa dia mengabaikannya.
Bahkan jika sekarang pun dia membalas pesanku itu tidak apa- apa. Gwencanha. Toh itu sudah lama. Aku tidak begitu peduli apa jawabannya. Hanya aku tidak suka diabaikan.Setelah semuanya berkecamuk dalam hatiku, akhirnya aku aku tahu kalau aku harus menerimanya saja. Kenyataan bahwa ini hanya cinta bertepuk sebelah tangan. Namun aku tidak menyesal dengan apa yang pernah aku lakukan.
Aku tahu kalau dia bukan orang yang tepat untukku.Kim Jae Hyun, uri chingu haja. We're friend, right? I don't really care about you but if you need a friend I'll be there for you.
END
Ext. Aku mengulang kejadian yang sama. Ini seperti epiphany. Hah!?!..
Aku membenci diriku sendiri, aku bahkan menangis karena kebodohanku. Peduli? Who cares? Nothing. I am nobody. I know who i am but kaki ku tak berhenti melangkah bahkan berlari untuk menemuimu. I am stupid, hah?
Aku bahkan tidak yakin apa otakku masih di dalam kepalaku. Aku benar-benar diluar kendali. Aku menangis banyak hanya ingin bertemu yang sebelumnya kita udah janji (jika kita sama-sama punya waktu luang, sih) dan sepertinya hanya aku yang menginginkan pertemuan itu.
Terimakasih, sekali lagi aku menyadari kalau aku masih ingin bertemu denganmu.
Tapi, untunglah aku tidak bertemu denganmu. Aku membayangkan seandainya kita bertemu aku tidak yakin apa aku bisa menyelesaikan apa yang kujanjikan pada diriku sendiri. Aku takut masih berharap sesuatu darimu.
Terimakasih sudah mengetahuinya (meskipun kamu mencoba memastikannya). Selamat tinggal kawan
Yah, itulah pada masanya. Aku tidak punya apapun untuk kusampaikan padamu.Selamat bertemu kembali nanti.
Kamu tetaplah kawan ku. Dan kamu sudah mengetahuinya
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hope You Know
RandomIm Yoo Raa seorang pemalu dan tidak cukup pintar yang diam-diam menyukai teman sekolah dan senior di kampusnya. Cerita ini dibagi dua masa, sekolah dan kampus. Mencintai dua orang di waktu yang berbeda itu disebut cinta kan? Tapi bagaimana jika men...