So, Far Away

74 2 0
                                    

"Bahkan jika aku harus mencintai orang lain itu karena dirimu. Dirimu yang tak bisa aku miliki"

Tok, sebuah sentilan mendarat di keningku.

"Oh, wae (why) appo (hurt)?", ucapku merengek sambil mengusap keningku yang kena sentil dan menjauh darinya.

"Wae?, ulangnya menirukan gaya bicaraku tadi.

"Mwo (what) ini caramu bertanggung jawab?, aih bahkan tak mempan sama sekali", ucapnya sambil melap bibirnya.

"Darimana kau tahu caranya seperti itu, bukankah kau sengaja melakukannya? Eoh...eoh?", tanyanya menginterogasiku dan mendekatkan wajahnya ke arahku. Aku hanya menunduk malu. Kikuk dan merasa bodoh.

"Oh, itu..itu aku melihatnya di drama", jawabku bohong.

Aku tak pernah menontonnya sama sekali aku hanya mencuri kesempatan karena aku benar benar menyukainya tapi ia tak pernah membalasku.

"Lagipula aku hanya ingin mencobanya, setelah melihatmu mengerang seperti itu aku tidak bisa tidak melakukan apa-apa. Jadi aku hanya mencobanya. Itu saja, itu bukan apa-apa. Ah, anggap saja sebagai tindakan kuratif atau PPPK. Ah, sebut saja begitu", jawabku cepat seperti sedang nge-rap.

Dari caraku menjawab seperti ini, kayaknya aku bisa menyaingi gaya rap nya Agust D di lagu Give it to me. [.....]

Aku berdiri dan mengacak-acak rambutku menuju meja makan dan menyembunyikan wajahku yang sudah memerah kayak tomat matang.

Aku merapikan dapur dan mencuci piring. Sambil bergumam kesal,

"Bagaimana bisa ia tidak merasakan apapun? Bahkan masih bertanya seperti itu? Bagaimana bisa ia tidak menyukaiku, chingu (friend)-hanya sebatas chingu/friendzone? Aish..sunbae kau jahat. Dasar namja (man) kurang peka, aku membencimu setengah mati. Wae..wae? Kenapa aku harus menyukaimu-selama ini-eoh wae?", ucapku frustasi sambil melap piring dan menatanya di rak.

Aku seharusnya melakukan kencan buta. Mungkin itu bisa membantu. Menyukai namja sekeras batu karang ini hanya akan membuang waktuku saja.

Hmm, bagaimanapun aku senang. Setidaknya aku pernah menciumnya. Aku pantas mendapatkannya. Setelah 3 tahun aku menyukainya setidaknya aku mendapatkannya. Kenapa hanya aku yang menderita, meskipun aku tahu cintaku hanya bertepuk sebelah tangan. Dasar namja punya hati sekeras batu karang", gumamku kesal.
Aku mencarinya di ruang tamu tapi tidak ada.
Ah, baiklah sekarang lebih baik aku tidur.

Yoongi's PoV

Setelah kejadian barusan aku pergi ke rumah kecilnya  Holly, anjing kesayanganku. Aku mengelus bulu lembutnya yang membuatnya menggeliat namun tak cukup untuk membangunkannya. Melihatnya beberapa saat.
Aku kembali ke kamarku dan mengambil permen rasa keju di stoples kecil dekat nakas. Aku mengunyah dan ini sedikit mengurangi pedas di mulutku.

"Yeoja (woman) aneh", ucapku mengingat betapa kikuknya dia tadi. Dan bagaimana modusnya untuk menciumku.

"Aku tahu kau menyukaiku selama ini, tapi maaf, aku memang menyukaimu tapi bukan seperti itu. Rasa sukaku bukan seperti cinta namja ke yeoja. Kau adalah hoobae-ku", ucapku sambil meletakkan kotak kecil yang aku beli tadi sebelum pulang di atas nakas dekat tempat tidurku.
.
.

Pagi hari...

Aku baru saja menyiapkan makan pagi, menu sarapan nasi goreng dengan telur mata sapi dan dua gelas susu rasa plain. Sebelumnya aku belanja di toko sembako di depan perumahan. Ini adalah caraku membersihkan namaku setelah apa yang kulakukan tadi malam/subuh(?).

I Hope You KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang