Just One Day

66 0 0
                                    

"Kebahagiaan terbesarku adalah menghabiskan waktu bersamamu. Aku hanya ingin bersamamu, bisakah kau memberiku kesempatan, hanya satu hari saja (?)"
.
.
.
.
****
Aku sudah terbiasa sendiri selama hidupku, jalan-jalan sendiri, ngampus sendiri, karaokean sendiri, menangis sendiri, tertawa sendiri, bahkan di ulang tahunku sendiri. Aku merayakannya sendiri~bukan- aku hanya ingin merayakannya sendiri. Hari ini ulang tahunku yang ke-24. Usia yang matang untuk seorang wanita. Baik dalam hal kedewasaan pikiran, bertingkah laku dan menjalin hubungan.
Bahkan banyak wanita yang sudah menikah dan punya anak.

Aku berdiri di lobi sebuah bioskop dengan banner promosi movie yang terpajang di setiap dinding area lobi. Aku pulang lebih awal dari pekerjaanku karena aku ingin menghabiskan sisa waktu hari ini.
Jika saja aku bisa bersama sunbae, aku ingin menghabiskan waktu bersamanya. Bahkan ia tak mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Bagaimana kabarnya, ya?

Di ulang tahun kali ini, aku ingin menonton bioskop. Menonton movie yang membuatku tertawa bahagia. Ah, aku rasa itu cocok untuk kado ultahku sendiri. Menertawakan hidupku sendiri-hah.

"Bagaimana kalo genre-nya komedi ataukah romantic??
Hmm, cocoknya apa ya?", gumamku sambil memperhatikan banner promosi movie di dinding. Satu tanganku memegang ponsel satunya lagi memegang cup coffee caramel machiato. Dan sesekali aku menyesap kopiku.

Ahh, kopi memang nikmat. Tapi meskipun begitu tidak banyak yeoja yang suka minum kopi. Dan aku bukanlah salah satunya.
Aku ingin menjadi kopi, punya rasa khas tersendiri, aromanya kuat dan nikmat. Semua orang mengenalnya tapi tidak banyak yang menyukainya. Tidak perlu disukai banyak orang. Aku hanya ingin disukai oleh seseorang.

"Romantic comedy", suara berat seseorang mengejutkanku. Aku hanya melihat tangannya mengetuk-getuk banner promosi yang bergambar seorang namja menarik rambut yeoja ke belakang dan ekpresinya sangat riang~tersenyum lebar. Sedangkan yeoja itu tersenyum garing dan seperti ada rahasia tergambar di wajahnya.

Aku memalingkan wajahku melihat siapa yang berbicara padaku.

"Anyeong, kita bertemu", sapanya ramah

"Oh, anyeong (hi)", sapaku ragu dan membungkukkan badan dan dengan senyum termanisku.
Lalu dia balas dengan senyumnya.

"Otte (how), jadi kau mau menonton movie yang mana? Kau mau menontonnya bersamaku?", tanyanya. Ia menyenderkan bahu ke tembok dan menyimpan tangannya di saku celananya.

Aku melihatnya sekilas. Wajahnya tampan, auranya bersinar dan perfect. Dia masih orang asing bagiku.

"Uhmm,Sebenarnya aku suka semua genre movie, saat ini aku hanya berpikir bagusnya nonton movie genrenya apa?", ujarku.
Aku masih melihat-lihat banner promosi mencoba mengalihkan pandanganku.

"Ooh, begitu. Yang ini saja. Jadi apa kau mau menonton bersamaku? Kau datang sendirian kan", tanyanya dengan sedikit ragu namun ketika aku mengangguk ada kelegaan di wajahnya. "Aku juga datang sendirian".

Aku ingin menonton sendirian tapi bersama teman-seseorang mungkin lebih menyenangkan. Tapi bukankah awalnya aku mau menonton sendirian?

"Hmm, boleh", jawabku setelah berpikir agak lama. Aku seperti merasa bersalah jika menolak ajakannya.

"Baiklah, ayo pesan tiket sekarang. Kita sudah telat, semoga tiketnya masih ada", ajaknya menarik lenganku. Aku mengikut saja dengan langkah setengah berlari. Langkah kakinya agak panjang.
Setelah itu membeli popcorn dan kopi. Yah, makan snack sambil menonton movie adalah kombinasi yang mantap.

Aku tidak begitu menikmati movienya karena aku merasa bersalah dan berutang banyak pada nya. Bahkan hari ini, dia yang membayari tiket dan snacknya? Aku bahkan tidak tahu namanya. Aku hanya tidak sengaja bertemu dengannya kemarin di kencan buta. Dan namja ini juga tidak menanyakan namaku. Kenapa ia mengajakku nonton? Sepanjang movie diputar, pikiranku melayang-layang. Apa dia mengenalku? Mungkin kami pernah bertemu di suatu tempat yang sekarang aku tidak ingat?

I Hope You KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang