(10) - Aaron

135 6 0
                                    

Aaron POV

Kulangkahkan kaki menuju kelas, ya hari ini adalah hari pertama sekolah. Dan berhubung gue adalah seorang ketua osis, gue harus masuk nggak bisa bolos karena harus nge - MOS anak baru. Karena melamun ga sadar gue menabrak seseorang. Kami berdua terjatuh, lalu si cewek yang gue tabrak ini megang jidatnya sambil mengaduh kesakitan. Lali dia membalikan badannya dan melihatku dengan tatapan sinis, hanya satu hal yang dapat kurasakan, jantungku yang berdetak kencang.

"Makanya kalo jalan pake mata." Ucapku otomatis untuk menutupi kegugupanku sambil bangun dan berjalan pergi.

" Eh enak aja, yang ada situ yang nabrak gue." Katanya, kuputar badanku untuk melihat wajahnya yang ketakutan. Aduh dia cantik sekali sih.

" Eh dengerin ya anak kecil, lo masih kecil aja belagu. Selain itu apa urusan lo kesini, kelas kecil diatas." Tentu saja kata kataku tetap sangar supaya dia tidak tahu kalau gue itu gugup tingkat dewa.

"Yaudah makasih ya OM, gue pergi dulu." Katanya lalu langsung berjalan pergi, kelakuannya langsung membuat amarahku naik, lalu menarik tangannya.

"Lo manggil gue apa ? Om, gue masih muda pinter. "  Kataku sambil memberinya tatapan membunuh, bukannya takut dia malah menjawabku dengan wajah tenang.

" Makasih gue tau gue pinter,udah ya gue sibuk." Katanya lalu langsung berlari ke atas.

Ah udahlah, biarkan saja. Oh ya, kita belum berkenalan ya. Namaku Aaron Miller, aku itu kelas 2 SMA dan seorang ketua osis yang terkenal ganteng dan charming. Tapi se-charming charmingnya gue, gue tetp dingin sama orang. Mau itu orang asing sampai soulmate gue aja, gue tetep dingin. Oke sekarang gue lagi turun kebawah karena upacara udah mau dimulai. Pas udah sampai dibawah gue liat si Stefan sama Kurt dan Lucy udah baris di tempat osis. Gue menuju sana untuk berbaris,pas udah baris rapih, gue liat cewek tadi lagi berdiri sambil dengerin pak botak pidato. Gue langsung menyenggol Kurt yang berdiri disamping gue.

" Kurt itu siapa ?" tanyaku pada si Kurt.

" Oh itu yang rambutnya coklat, dia namanya Florence White pindahan dari London. Emang kenapa ?" Tanya Kurt diakhir penjelasannya.

" Oh ga apa apa." Kataku lalu langsung menatapnya yang sedang benging itu, ih dia lucu sekali sih.

Setelah pak botak selesai berpidato, anak osis dan anak baru segera berkumpul menuju kelompok masing masing. Dan gue itu lucky banget, tenyata Flo sekelompok sama gue. Dan satu lagi kelompok kami itu kelompok terkeren karena ada kita, gue, Lucy Stefan sama si Kurt. Gue pun memperkenalkan diri.

" Baik semuanya nama saya Aaron." Ucapku sambil tersenyum, anak anak perempuan itu langsung berbisik bisik satu sama lain.

" Ini Lucy, ini kucrut Stefan dan ini kucrut Kurt." Kataku lagi dengan menambahkan kata 'kucrut' agar terlihat lebih humoris didepan semuanya, sebetulnya sih didepan Flo.

" Dan hari ini kita akan mengelilingi sekolah." Tambahku lagi, setelah itu semuanya diam. Mungkin mereka menunggu kata lain dariku, tapi aku tetap diam saja.

" Singkat banget." Gumam Flo, yang sebetulnya tidak seperti gumaman karena kenceng banget.

"Eh anak kecil lo kalo mau ngasih pidato didepan, yaudah sana cepetan." kataku begitu mendengar 'gumamannya-yang-tidak-terdengar-seperti-gumaman-karena-suaranya-terlalu-keras-itu', klihat wajahnya langsung melongo. 

" Ogah." Katanya lagi, lalu kami semua bangkit mengikutiku. Aku jelaskan mereka satu persatu apa nama ruangan ini atau itu dan fungsinya apa. Semuanya mendengarkanku dengan baik kecuali osis lainnya, bahkan Flo serius mendengarkannya. Tapi begitu kami sampai dikantin, dia tidak mendengarkanku lagi. Sudah kutebak sih, soalnya kelihatannya dia anak yang suka makan. 

The Story Of Us ( On Hold )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang