Setelah perang berakhir, itu berarti berakhirnya kekhawatiran di dunia sihir. Berakhirnya perang dimulai saat lenyapnya Voldemort, lalu pengkapan pelahap maut, termasuk Lucius Malfoy yang mendapat 'kecupan' Dementor. Lalu bagaimana dengan Narcissa dan Draco Malfoy? Mereka dinyatakan tidak bersalah dengan pembelaan dari Harry Potter.
Berkat Harry juga, nama keduanya dapat dibersihkan dari pendapat buruk penyihir lain. Bicara soal Harry Potter, dia dinobatkan sebagai pahlawan perang bersama kedua sahabatnya, Yaitu Ronald Weasley dan Hermione Granger.
Sekarang setelah dua tahun, kelulusan mereka dari Hogwarts, karena setelah perang mereka mengulanggi tahun ketujuh mereka, Trio Gryffindor dan mantan murid Hogwarts lainnya mulai menjalani kehidupan mereka dengan mulai bekerja. Harry yang menjadi Auror, Ron yang menjadi pemain Quidditch disalah satu club Quidditch dan sementara mempersiapkan diri menjadi pemain Quidditch nasional, lalu Hermione yang bekerja di kementrian sihir di Departemen Pelaksanaan Hukum Sihir, dan masih banyak lagi teman-teman seangkatan mereka yang banyak telah bekerja.
Bagi Hermione perubahan sangat penting pada kehidupan. Hermione yang dulunya diejek karena rambutnya yang sangat susah diatur itu sekarang menjadi salah satu penyihir wanita yang selalu tampil modis, sampai tak heran banyak penyihir pria yang jatuh cinta padanya. Namun ia tidak peduli dengan semua pernyataan cinta itu. Karena setelah putus dengan sahabatnya, Ron, ia berpikir untuk fokus ke karirnya. Soal menikah itu urusan belakang.
Kini Hermione tinggal sendiri di flat yang dibelinya berkat usahanya menabung. Setiap pagi ia berangkat ke kementrian menggunakan jaringan floo dari rumahnya. Dan pada hari libur ia akan keluar dengan teman-temannya. Ginny, Luna, Pansy, dan Astoria. Tunggu! Pansy dan Astoria? Ya, mereka telah menjadi teman setelah mereka lulus dan selalu pergi keluar bersama. Bahkan Pansy dan Astoria yang dulunnya sangat membenci Muggle dan dunia muggle. Sekarang sangat suka dengan dunia itu, mereka bahkan mengenal banyak teknologi muggle termasuk Handphone.
Karena hari ini hari libur maka Hermione, Ginny, Luna, Pansy dan Astoria memutuskan untuk berjalan-jalan di dunia muggle. Mereka pergi ke mall, salon, restoran muggle. Mereka menghabiskan tujuh jam mereka di dunia muggle, sampai akhirnya berpisah tepat jam tiga sore. Hermione pun memutuskan ke toko buku langganannya di Diagon Alley.
"Selamat sore nona Granger, ada yang ingin kau cari?" Sambut seorang gadis yang merupakan penjaga toko disitu.
"Selamat sore, Emily. Aku ingin melihat buku yang baru saja datang." Jawab Hermione dengan ramah.
Emily kemudian memimpin Hermione menuju rak tempat buku baru dipajang. Hermione pun mulai melihat-lihat buku-buku tersebut. Sekitar lima menit kemudian dia mendengar bel pintu terdengar, artinya ada orang yang baru masuk. Dengan cukup jelas ia mendengar sebuah suara yang pernah ia dengar.
"Selamat sore, Emily. Apa ada buku yang baru sampai?" Tanya wanita itu kepada Emily, gadis penjaga toko itu. Suaranya sangat tidak asing bagi Hermione, tapi dia lupa kapan atau dimana ia mendengar suara itu.
"Selamat sore, nyonya Malfoy. Tentu saja ada, baru sampai tadi pagi. Mari kuantarkan." Balas Emily. Tentu saja Hermione pernah mendengar suara itu. Itu suara Narcissa Malfoy, ia pernah bertemu dengannya beberapa kali saat ia masih sekolah dan saat perang. Juga saat hari kelulusan, Hermione diberi selamat oleh Narcissa atas peringkat sebagai lulusan terbaik Hogwarts dua tahun lalu.
"Tidak perlu, Emily. Aku akan mencarinya sendiri." Tolak Narcissa dengan halus. Mendengar langkah kaki yang menuju ke arahnya, Hermione kembali fokus mencari buku yang ia inginkan.
"Oh, Hermione. Kau disini juga." Ucap Narcissa dengan Ramah, saat mendapati Hermione tengah berdiri sambil membaca sebuah buku.
"Selamat sore, nyonya Malfoy. Sudah lama bertemu kita tak bertemu. Ya, aku sedang mencari beberapa buku untukku beli." Jawab Hermione sambil tersenyum ramah. Untuk kedua kalinya ia dipanggil dengan namanya oleh Narcissa, dan itu membuatnya sedikit merasa aneh.
"Oh nak, jangan panggil aku nyonya Malfoy. Panggil aku Narcissa saja. Dan buku seperti apa yang kau ingin beli?" Ucap Narcissa seperti sedang berbicara dengan temannya. Tanpa beban dan sangat akrab. Itulah yang bisa Hermione nilai dari Narcissa.
Lalu mereka mulai berbincang-bincang layaknya teman. Berbagai topik telah mereka perbincangkan dari soal pekerjaan Hermione sampai keseharian Narcissa. Mereka terlalu lama berbincang sampai mereka lupa pada waktu. Lalu pada pukul lima sore, Narcissa meminta maaf kepada Hermione karena ia harus pulang.
"Sayang sekali, padahal aku masih ingin berbincang denganmu, tapi sepertinya aku harus pulang. Draco akan segera pulang, jadi aku harus kembali. Lain kali kita harus bicara lagi, ya." Ucap Narcissa meminta maaf, ini adalah salah satu hal yang diluar dugaan Hermione.
Meski pun kementerian telah menetapkan kesetaran status, namun untuk berbicara sesopan itu dari seorang penyihir berdarah murni seperti Narcissa kepada Penyihir kelahiran Muggle seperti Hermione tentu sangat diluar dugaan.
"Baik, tentu saja, Narcissa. Aku sangat senang dapat berbincang denganmu dan tidak apa-apa itu sudah tanggung jawabmu sebagai seorang ibu. Sampai jumpa, Narcissa." Ucap Hermione maklum.
"Terima kasih, nak. Aku selalu ingin punya anak perempuan sepertimu. Cantik, tangguh, cerdas dan baik hati. Sayangnya aku hanya punya seorang anak laki-laki yang walaupun tampan dan cerdas namun seperti patung es berjalan." Ucap Narcissa dengan tambahan candaan tentang anaknya, Draco. Yang menurut Hermione sangat benar.
Lalu Narcissa pun berapparate di depan pintu toko meninggal Hermione sendiri.
Hermione pun memutuskan kembali ke Flat-nya.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love (Dramione Love Story)||Complete
FanfictionJatuh cinta itu sangat lazim bagi semua orang, tapi jika dua penyihir yang dulunya dua orang yang bermusuhan, dua orang yang dulunya berasal dari dua kubu berbeda, dua orang yang memiliki latar belakang keluarga yang tidak bisa disatukan saling jatu...