"Oh, ayolah. Hari aku tidak bisa, Pans. Aku harus pergi ke kementerian karena tuan Anderson. Menyuruhku datang, katanya ada hal penting yang harus dibicarakan." Ucapku pada Pansy yang tak hentinya memintaku menemaninya.
"Oke. Tapi jangan lupa akhir pekan ini kau harus mengajakku makan siang. Kalau begitu aku akan mencoba memaksa Luna karena Astoria dan Ginny pun sedang sibuk. Sampai jumpa, Hermione." Ucap Pansy sambil melambaikan tangan kearahku sebelum ia menghilang di antara api dari jaringan floo.
Gadis itu kadang-kadang menyebalkan juga. Tapi sebenarnya aku ingin pergi dengannya, tapi aku harus pergi ke kementerian. Aku langsung bersiap-siap menuju ke kementerian. Setelah itu langsung menuju kementerian dengan jaringan floo.
Begitu sampai, aku disambut dengan pemandangan para pengawai yang sibuk kesana kemari. Aku langsung menuju lantai dua dimana departemen penegak hukum sihir berada.
Begitu sampai aku segera menuju ruangan kepala departemen penegak hukum sihir. Tuan John Anderson. Aku langsung mengetuk dan masuk.
Namun betapa terkejutnya aku saat melihat Draco Malfoy sedang berbicara dengan tuan Anderson. Tapi tentu saja aku tidak menunjukkan keterkejutan itu
"Oh hai, Granger. Lama tak berjumpa, ya?" Ucap Malfoy sambil menunjukan seringai andalnya yang sangat menyebalkan itu.
"Apa yang kau lakukan disini, Malfoy?" Tanyaku agak sinis. Begitulah gaya bicaraku jika sedang berhadapan dengan musang albino di depanku ini selama dua tahun belakangan ini.
Jujur saja walaupun beberapa kali bertemu dan berbicara, aku masih kaku dengannya mengingat apa yang pernah ia lakukan padaku di masa lalu.
"Nona Granger, jangan seperti itu kepada tuan Malfoy. Dia datang kesini karena aku dan dia punya sedikit urusan penting." Ucap tuan Anderson menjawab pertanyaanku.
"Tidak apa-apa, tuan Anderson. Lebih baik aku pergi sekarang. Kita berdua sama-sama sibuk, jadi aku permisi dulu. Dan Granger, sampai jumpa lagi." Ucap Malfoy lalu pergi meninggalkan ruangan tuan Anderson.
Aku hanya menatapnya sinis. Entah kenapa aku sangat membenci penyihir satu itu.
"Baiklah. Hermione, ada yang harus aku sampaikan kepadamu." Mulailah tuan Anderson membahas beberapa pekerjaan baru yang harus aku lakukan. Oh merlin, pekerjaan baru lagi. Setelah aku menyanggupi dengan setengah hati, aku pun memutuskan untuk menemui Ginny.
Dengan langkah lesu aku berjalan menuju perapian kementrian dan pergi ke The Borrow untuk mengunjungi Ginny di sana.
"Mione, hai. Kenapa wajahmu seperti itu?" Tanya Ginny, saat aku sampai di The Borrow.
"Aku hanya tertekan karena ada banyak pekerjaan baru." Keluhku, lalu menjatuhkan tubuhku di kursi makan di dapur.
"Oh sayang sekali, padahal aku ingin mengajakmu untuk menemaniku melihat baju pengantinku." Ucap Ginny. Merlin, aku hampir lupa kalau minggu depan adalah hari pernikahan Ginny dan Harry. Sahabat macam apa aku ini.
"Maaf, gin. Bagaimana kalau akhir pekan ini? Aku sudah berjanji akan menaktir Pansy makan siang. Kita juga bisa mengajak Luna dan Astoria." Tawarku karena merasa bersalah.
"Oke baiklah. Aku akan bilang ibu kalau aku akan pergi dengan kalian akhir pekan ini. Oh iya, Mione. Ada berita mengejutkan. Kau tahu ternyata Ronald menyukai Pansy." Ucap Ginny dengan heboh.
Aku tidak terlalu terkejut dengan berita ini. Karena saat kami memutuskan menjadi saudara dibandingkan sepasang kekasih. Sepertinnya Ron mulai menyukai Pansy karena setelah perang Pansy sudah lebih bersahabat dengan kami.
"Ternyata benar dugaanku, Ron ternyata menyukai Pansy." Ucapku yang ikut menjadi heboh.
"Menurutku, mereka berdua lumayan cocok. Walau mereka berdua sama-sama temperamental." Ucap Ginny, aku pun dengan semangatnya menganguk.
"Saat ini Astoria sedang merencanakan pertunangannya dengan Theodore, sedangkan Luna sudah berpacaran dengan Blaise. Sedangkan aku tinggal menikah beberapa hari lagi. Lalu bagaimana denganmu? Sepertinya sampai sekarang aku belum melihat kau dekat dengan pria manapun selain teman-temanmu?" Tanya Ginny dengan sedikit nada godaan. jujur saha aku paling malas membahas yang satu ini.
"Gin, kau sudah tahu. Kalau aku sekarang hanya fokus pada pekerjaanku yang menggunung itu." Jawabku seperti biasa. Sama jika seseorang bertanya seperti Ginny tadi.
"Merlin, yang benar saja, Hermione. Baiklah, terserah padamu. Tapi kusarankan cari pria untukmu secepatnya. Sebelum aku yang turun tangan lagi." Ancam Ginny.
Demi Merlin, ancaman Ginny ini adalah salah satu hal paling menyebalkan. Karena beberapa minggu lalu, ia pernah mengucapkan ancaman yang sama.
Namun aku menghiraukannya, hingga tiga hari kemudian ia datang makan siang denganku dan teman-temanku yang lain dengan seorang pria berkaca mata yang entah didapatkannya dari mana.
Dan katannya ia ingin menjodohkanku dengan pria itu. Bukannya aku tidak suka dengan pria itu, tapi karena sifatnya terlalu aneh dan sangat memalukan.
Bagaimana tidak pria itu datang dengan jubah kuning terang dengan kelap kelip manik-manik di seluruh jubahnya, serta topi bulat dengan warna sama serta membawa mawar. Dan hebatnya ia berani mencium tanganku dan berlutut, lalu membacakan puisi anehnya.
Itu sangat menggundang perhatian orang-orang. Bahkan Pansy, Astoria, Luna, Harry, dan Ron tertawa terbahak-bahak menyaksikannya, sebelum akhirnya aku mengusirnya dengan halus walau cukup jahat. Benar-benar sangat memalukan.
"Jangan lagi, Ginny. Aku sudah sangat malu minggu lalu, jangan lagi. Aku mohon." Ucapku dengan wajah memohon.
"Baiklah. Tapi kau harus berjanji bahwa saat kau datang ke acara pernikahanku, kau harus membawa seorang pria." Ucap Ginny.
"Aku tidak bisa janji. Kau tahu aku sekarang harus berusaha menyelesikan banyak pekerjaan." Ucapku menatap Ginny memohon.
Namun Ginny masih bertahan. Aku pun menyerah lalu mengatakan padannya bahwa aku harus kembali ke flatku, karena banyak pekerjaan yang menungguku.
Saat aku sampai di flatku aku melihat seekor burung hantu yang mirip burung elang atau memang itu burung elang, sedang bertengger di jendela flatku.
Aku membuka jendala itu dan membiarkan dia terbang menujuku. Aku melihat ada sebuah perkamem terikat di kakinya, aku mengambilnya dan membaca isinya.
Hermione Granger
Halo, Hermione. Aku sangat senang berbicara denganmu seperti saat di perpustakaan beberapa hari lalu. Aku sangat senang, jika kau ingin bertemu lagi denganku. Aku sudah lama tidak mempunyai teman bicara yang punya topik yang menyenangkan. Maukah kau datang ke Malfoy manor makan malam akhir pekan ini? Aku sangat merasa terhormat jika kau menerima undanganku ini. Aku harap kau mau datang. Terima kasih sebelumnya.
Narcissa Malfoy
Begitulah isi Suratnya. Rupannya Narcissa yang mengirim surat. Aku pikir tidak ada alasan untuk menolak undangannya. Karena sepertinya pekerjaanku akan selesai sebelum akhir pekan. Jadi aku pun membalas dengan menyanggupi undangan itu.
***
"Ibu, kenapa kau terlihat senang seperti itu?" Ranya Draco saat ia melihat ibunya sedang duduk di ruang baca sambil membaca sebuah surat.
"Draco, sayang. Akhir pekan ini kita akan kedatangan tamu. Jadi makan malamlah disini akhir pekan ini, ya?" Pinta sang ibu.
"Baiklah, ibu. Akan kuusahakan." Ucap Draco bingung dengan sikap ibunya.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love (Dramione Love Story)||Complete
FanficJatuh cinta itu sangat lazim bagi semua orang, tapi jika dua penyihir yang dulunya dua orang yang bermusuhan, dua orang yang dulunya berasal dari dua kubu berbeda, dua orang yang memiliki latar belakang keluarga yang tidak bisa disatukan saling jatu...