"Hermione, aku masih penasaran tentang kejadian yang dikantormu tadi. Sebenarnya apa yang terjadi, sih?" tanya Ginny ketika dia bersama para gadis yang lain di dapur Grimmauld place, sedangkan para pria sedang pergi mengurusi urusan masing-masing.
Hermione yang sedang meminum segelas jus labu, langsung tersedak mendengar pertanyaan Ginny padanya.
"Woah, pelan-pelan, Hermione." Ucap Pansy sambil menepuk pelan punggung Hermione yang terbatuk karena tersedak jus labu itu.
"Apakah aku memang harus menceritakannya? Tidak, tapi yang aku bisa katakan adalah Draco sedang mengodaku saja waktu itu, jadi lupakan." Ucap Hermione menolak.
"Oh ayolah. Aku benar-benar penasaran kenapa Harry sampai bisa mengira kau dan Draco akan berciuman atau memang benar kalian berdua ingin berciuman." Ucap Pansy heboh.
Hermione sendiri tidak begitu mengerti mengapa bisa kejadian itu bisa terjadi. Hermione tahu jarak antara dirinya dan Draco jika siapapun melihatnya akan mengira mereka akan berciuman, tapi tentu saja tidak, setidaknya itu tidak terjadi. Tapi yang membuat dia heran sekaligus penasaran, mengapa sampai dirinya dan Draco bisa bertahan dalam posisi seperti itu, dan jika ia tidak salah menghitung itu hampir lima menit atau mungkin lebih sedikit mereka berdua dalam keadaan seperti itu.
Dan gilanya, sampai sekarang jantungnya masih berdetak kencang jika mengingat kejadian tadi. Tapi lebih gilanya lagi, sekarang dia merasa lebih gugup dan jantungnya bekerja tidak normal jika berdekatan dengan Draco. Oh Merlin jangan bilang dia telah...
"Oi, Hermione. Jangan melamun. Kami bertanya padamu." Ucap Luna membuyarkan lamunan Hermione.
"Uhm, baiklah. Aku akan ceritakan kejadiannya, tapi tolong jangan meledekku." Ucap Hermione mengabulkan permintaan keempat temannya itu. Mungkin, dia mengabulkan, tapi jujur dia ragu sekaligus malu.
Hermione menarik napasnya sebentar, menurunkan kadar kegugupannya. Lalu Hermione mulai bercerita dengan wajah semerah rambutnya Ginny.
"Boleh aku bertanya Hermione? Apa yang kau rasakan dan lihat saat kau menatap matanya?" Tanya Luna kalem.
"Uhm, jujur saat itu aku seperti terhinoptis oleh matanya, dan ehm. Entahlah aku deg-degan juga gugup. Jika kau tanya apa yang aku lihat aku melihat sesuatu, yang tidak kupahami didalam matanya. Matanya memancarkan ketulusan dan entahlah." Jawab Hermione masih dengan wajah merahnya.
Empat gadis yang lainnya saling bertukar pandang.
"Kau menyukainya, kan? Uhm, bukan lebih tepatnya kau mencintainya, kan?" Tanya Astoria sambil menunjuk Hermione.
"Ti-tidak. Aku tidak menyukainya, a-apalagi mencintainya." Bantah Hermione cepat. Walau dia tergagap.
"Tapi jujur kau menyayanginya, kan?" Ucap Luna lembut.
Hermione tertegun. Ia menyayangi Draco? Jelas. Karena dia menyayangi semua temannya, tapi dia tahu bahwa sebenarnya ada yang berbeda dengan dirinya jika itu menyangkut Draco. Itu berarti dia menyayangi Draco lebih dari teman? Entahlah, Hermione bingung dengan perasaannya.
"Iau tahu kau tidak bisa membohongi dirimu. Kau bisa melakukan apapun untuk Draco. Kau memeluknya erat saat dia sedih. Kau dapat menenangkannya jika emosinya naik. Entahlah aku merasa kau memiliki pengaruh tersendiri pada Draco. Uhm, yang jelas kau harus tahu sebenarnya Draco mempunyai perasaan lebih pada dirimu lebih dari teman. Dia jatuh cinta padamu. Ya, aku tahu. Melihat bagaimana dia memandangimu, berbicara denganmu, perlakuannya padamu. Dia telah jatuh cinta padamu." Jelas Luna kalem.
Hermione benar-benar kaget dengan hasil pengamatan Luna yang sungguh diluar dugaan.
"Pantas saja, jika dia selalu akan cemberut saat aku dan Pansy bilang bahwa kami sedang mencarikanmu seorang pria." Ucap Astoria sambil melirik Pansy dan keduanya terkikik bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love (Dramione Love Story)||Complete
FanfictionJatuh cinta itu sangat lazim bagi semua orang, tapi jika dua penyihir yang dulunya dua orang yang bermusuhan, dua orang yang dulunya berasal dari dua kubu berbeda, dua orang yang memiliki latar belakang keluarga yang tidak bisa disatukan saling jatu...