Setelah Hermione, Draco dan Harry kembali dari kediaman Greengrass, mereka langsung menuju Kementrian.
Saat sampai dikantornya, Hermione disibukkan dengan beberapa laporan penting. Hermione sebenarnya di sini bekerja sebagai salah satu kepala staf di Departemen penegak hukum sihir, tapi dia seperti staf biasa karena hampir semua pekerjaan staf yang seharusnya cuma ia periksa, malah dia yang harus mengerjakan ulang karena banyak kesalahan.
Sebenarnya bisa saja ia menyerahkan berkas itu kembali kepada bawahannya, tapi dia berpikir mereka pasti akan membuatnya lebih berantakan. Maka dari pada itu, dia memilih mengerjakannya sendiri.
Hermione yang baru selesai mengerjakan tiga berkas penting, diganggu oleh sebuah ketukan dari pintu ruangannya.
"Silahkan masuk." Teriaknya namun sedikit pelan.
Saat pintu terbuka munculah seorang pria yang tidak asing lagi bagi Hermione. Pria berambut pirang platina dengan kulit putih pucat, siapa lagi kalau bukan Draco Malfoy.
"Hei, ada apa, Draco?" Sambut Hermione dengan sedikit senyuman.
"Aku membutuhkan sedikit bantuanmu, Hermione." Jawab Draco langsung.
"Apa itu?" Tanya Hermione tertarik. Karena jarang Draco datang meminta bantuan.
"Uhm, begini sebenarnya. Ini masalah rahasia tapi kami harus mengetahui isi naskah ini makanya aku datang meminta bantuanmu. Ini dia, tolong kau lihat." Ucap Draco memberikan sebuah perkamen yang Kelihatanya sudah sangat tua.
"Rune kuno? Bukannya kau bisa membacanya?" Tanya Hermione saat melihat isi perkamen itu.
"Benar, tapi aku hanya bisa sedikit, tidak terlalu banyak." Jawab Draco sambil bersandar di sandaran kursi yang dia duduki di depan Hermione. Keduanya duduk terpisah oleh meja kerja Hermione.
"Sepertinya kau baru selesai bekerja" Ucap Draco setelah melakukan pengamatan terhadap meja Hermione yang agak berantakan.
"Begitulah. Apa di kantor Auror tidak ada yang bisa membaca ini selain kau? Bukannya ini rahasia?" Tanya Hermione yang masih meneliti isi teks itu.
"Saat ini tidak ada, selain aku." Jawab Draco singkat.
Draco sedang sibuk menatap Hermione ketika Hermione mengangkat kepalanya dari teks itu untuk berbicara dengan Draco.
Mengetahui bahwa Draco sedari tadi menatapnya, Hermione menjadi malu, pipinya sedikit memerah. Sedangkan Draco yang tertangkap basah menatap Hermione hanya terlihat biasa-biasa, walau dalam hatinya dia merutuki kebodohannya.
Tapi dia hampir kelepasan meledek Hermione, karena melihat pipi Hermione memerah, bisa-bisa jika ia meledek gadis didepannya maka Hermione akan menolak membantunya.
"Beberapa kalimat tidak bisa ku mengerti dengan benar." Ucap Hermione kembali fokus ke teks yang ada di tangannya.
Mendengar itu Draco langsung berdiri dan berjalan menuju Hermione dan berdiri dibelakang kursi yang Hermione duduki lalu sedikit menunduk ke depan agar bisa membaca teks yang Hermione pegang. Hermione benar-benar kaget dan tegang serta gugup, karena wajah Hermione dan Draco benar-benar dekat, pipi kiri Hermione hampir bersentuhan dengan pipi kanan Draco.
"Yang kau maksud pasti dari sinikan?" Tanya Draco sambil menunjuk kearah teks. Sebenarnya Draco yang cukup peka ini, tahu bahwa Hermione sedang gugup, tapi dia mengabaikannya karena sebenarnya ia ingin sedikit menggoda Hermione.
"uhm, I-iya. " Ucap Hermione gugup. Dia bahkan sampai berkeringat.
Draco lalu memutar kepalanya kearah Hermione hingga Hermione bisa merasakan nafas Draco di pipinya. Hermione sekarang benar-benar gugup. Dia heran ada apa sebenarnya dengan dirinya sampai ia bisa segugup itu berdekatan dengan Draco.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love (Dramione Love Story)||Complete
FanficJatuh cinta itu sangat lazim bagi semua orang, tapi jika dua penyihir yang dulunya dua orang yang bermusuhan, dua orang yang dulunya berasal dari dua kubu berbeda, dua orang yang memiliki latar belakang keluarga yang tidak bisa disatukan saling jatu...