Author Pov
Disebuah rumah tampak ramai pertemuan antar keluarga dalam sebuah acara pertunangan antara Abqari Runako Adelard putra sulung Zildan Az Zafran dan Gwen Azzquera dengan Aurindi Avlan putri sulung keluarga Avlan. Raut wajah bahagia terpancar dari kedua mempelai termasuk juga kedua belah keluarga. Banyak syukur dan doa yang dipanjatkan untuk keduanya.
"Apa kamu bahagia sayang?" tanya Abqa pada tunangannya.
"Apa itu perlu kamu tanyakan? Tentu aku bahagia, sangat"
Mereka sedang berdua berada di taman samping rumah bercengkrama dengan senyum yang tak lepas dari bibir keduanya.
"Terimakasih telah memilihku" bisik Abqa.
"Terimakasih juga sudah memilihku"
"Tentu saja aku memilihmu sayang, kalau bukan kamu siapa lagi?"
"Iya pastilah aku, jika bukanpun kupastikan kamu bakal gak dapat jodoh kecuali seseorang yang hampir mirip aku yaitu Nadi"
"Hus! kamu ngomong apasih? mau kamu aku jadi suami Nadi, lagian Nadi masih kecil gitu"
"Aku sih ikhlas asal itu Nadi bukan orang lain, dan ingat Nadi itu gak kecil orang seumuran Kaela"
"Hahahaha yakin?"
"Iya sayang"
"Tapi itu cuman ada dipikiran kamu, nyatanya kamu yang akan jadi istri aku"
"Hahahaha betul juga'"
"Tunggu enam bulan lagi dan kau akan jadi nyonya Adelard"
"Aku tak sabar menunggunya tuan"
Ditatapnya wanita yang sudah menjadi kekasihnya sejak enam tahun dengan pandangan memuja. Syukur selalu Abqa panjatkan karena memiliki pujaan hati selain cantik wajah tapi juga hatinya. Aurindi Avlan wanita cantik, ceria berpenampilan menarik membuat siapa saja akan menoleh dua kali padanya. Si sulung dari Keluarga Avlan yang memiliki adik berbanding balik dengannya Nadilva Avlan gadis kutu buku selalu mengenakan kaca mata kebesaranya kemanapun, pendiam dan tertutup. Tak ada rasa iri diantara mereka yang ada hanya saling mendukung dan menyayangi.
Tak terasa enam bulan berlalu, semua terasa berjalan seperti semestinya hari hari yang mereka tunggu hanya tinggal hitungan hari. Hari pernikahan sudah ditentukan semua persiapan sudah siap, undangan sudah disebar, segala keperluan gedung, hidangan, perias, kebaya, dan gaun pengantin pun sudah dipesan. Keduanya begitu antusias menyiapkan berdua dengan dibantu keluarga masing masing.
Siang itu Abqa begitu sibuk dengan urusan kantornya sebelum mengambil cuti panjang untuk acara pernikahannya yang akan disambung dengan honeymoon. Tak ada rasa lelah ketika dia harus lembur, dia mengerjakannya dengan perasaan bahagia apalagi jika mengingat itu untuk acara besar yang sangat dia nanti. Terlalu banyaknya pekerjaan membuat Abqa melupakan janjinya pada Aurin untuk fiting baju pengantin yang sudah dijanjikan bersama desainernya hari itu.
Ponsel diatas meja depannya bergetar, membuat Abqa berhenti sejenak dari acara mengetiknya. Disana tertera nama kekasihnya yang membuatnya tersenyum dan segera mengangkatnya
"Assalamualaikum, hallo sayang"
"Waalaikumsalam, sayang kamu lagi sibuk ya?"
"Iya, kan kamu tau aku mau ambil cuti panjang"
"Apa kamu lupa hari ini kita ada janji dengan Mbak Nina (nama desainernya) untuk fitting baju?"
"Astagfirllah, aku benar benar lupa sayang maaf, aku selesain kerjaan aku sebentar, ini kurang sedikit lagi setelah ini aku jemput"
KAMU SEDANG MEMBACA
Levirate Marriage?
RandomSequel dari MTY Seharusnya semua berjalan seperti semestinya seperti apa yang telah kurencanakan, tapi apadaya Tuhan menggariskan takdir lain dari kisah yang sudah kurencanakan. Apakah ini adalah pernikahan turun ranjang? Mungkin saja iya tapi bisa...