Enambelas

15.1K 796 26
                                    

Nadi Pov

"Gila Nad suamimu itu poseseif sekali" ucap Bara padaku saat baru saja aku sampai ruangan.

"Itu tandanya suami kak Nadi cinta banget" timpal Rifki membuatku berhenti sejenak saat sedang mengeluarkan laptopku dalam tas. Cinta, bahkan aku sendiri tak yakin kak Abqa mencintaiku. Tak kulupakan bahwa ini tak lebih dari tanggung jawabnya saja. Aku tak mau untuk berharap lebih yang pada akhirnya malah menyakitkanku. Lebih baik aku menjalani apa yang saat ini terjadi tak mau menuntut apapun. Terlebih sekarang ada Tania yang takku tau siapa sebenarnya dia.

"Tapi tetap saja ngeri Rif tadi nyapa Nadi dikit dipelototin" ucap Bara lagi.

"Hahahahaha" tawa Rifki.

"Gimana sih suami Nadi gue belum pernah ketemu" ucap Ane melirikku dengan mengerlingkan matanya.

"Tiap hari jemput kak Nadi di lobi, banyak yang ngerubungin masa kak Ane gak tau" ucap Rifki dibarengi kekehan ketiganya.

"Sudah sudah pucat tuh wajah Nadi" ucap Ane membuatku sadar sedari pagi wajahku memang masih pucat.

"Wajahku memang pucat sedari pagi An" jawabku membuat ketigannya berhenti terkekeh.

"Kak Nadi sakit?"tanya Rifki

"Enggak Rif hanya pusing"

"Kurang istirahat tuh" ucap Bara

"Kakak mending izin untuk istirahat dirumah"usul Rifki

"Aku gak papa, lagian aku sudah sering izin"

"Yasudah kakak kerja santai saja"

"Aku kerja memang santai Rif"

"Hahaha iya juga"

"Sudah sudah nanti lagi ngobrolnya"intrupsi Anne saat bu Allisa lewat ruangan kami.

Kupijat pelipisku untuk mengurangi pusingnya, walau masih pusing setidaknya berkurang sedikit.

----

Seperti biasa kak Abqa sudah menungguku di lobi tapi kini tidak seperti hari hari sebelumnya yang biasanya banyak wanita yang mengerubungi. Tapi kulihat disampingnya wanita itu, Tania sedang asik berbincang dengan kak Abqa.

"Mana sih Nad suami lo" ucap Ane membuatku membuyarkan fokus pada mereka.

"Eh itu" tunjukku kearah kak Abqa.

"Jadi itu suami lo, gak salah Rifki bilang sering dikerubutin cewek cewek centil disini orang cakep gitu, tapi tumben cuman ada satu wanita dia bukan karyawan sini kan ya?"

"Memang bukan"jawabku singkat membuatnya mengernyit.

"Memang itu siapa?"

"It—" belum aku menjawab kak Abqa sudah berdiri berjalan kearahku dengan tatapan datarnya diikuti Tania.

"Terlihat Arrogant"bisik Ane.

Terlihat kak Abqa tersenyum sekilas pada Ane sebelum menggamit tanganku. Aku sendiri melirik Ane memberi isyarat pamit padanya yang dibalas Ane dengan mengangguk.

"Qa kau itu kasar sekali, kasihan Nadi" cibir Tania saat kita sudah didalam mobil yang dibalas dengusan kak Abqa.

"Kau tidak papa Nad?"tanya Tania dari arah belakang karena posisiku yang di depan bersebelahan dengan kak Abqa yang mulai menjalankan mobilnya.

"Tidak apa" ucapku.

"Kau sakit ya?" tanyanya lagi saat kepalaku kusandarkan dan mataku terpejam sejenak.

"Tidak aku hanya lelah kak"jawabku

"Ya sudah istirahatlah dan panggil aku Tania saja" ucapnya membuatku mengangguk, ternyata dia ramah juga.

Levirate Marriage?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang