Chapter Seven: Loves Me, Loves Me Not

9.9K 901 30
                                    

Austin's POV

Aby jadi milikku please. I love her right after I met her. Dia gadis cantik, baik, dan memiliki kepribadian yang aku cari selama ini. Tidak seperti kebanyakan gadis, dia tomboy, selalu menjadi dirinya sendiri. Dia tak peduli dengan make up, dia menari dengan indah, dia tidak penakut, dia berani mengutarakan perasaannya. Dia idamanku! Aku berharap, aku bisa menjadi bagian dari hidupku. Aku jadi bingung mengapa dia bengong terus, sementara kan sudah mau konser. Aby jawab lah..

I love her. For God's sake.

"Beri aku waktu," ucapnya.

"Okay, yuk masuk. 5 menit lagi aku harus tampil," ucapku. Aku hancur sebenarnya. Mengapa ia tak menjawabnya? Mengapa ia minta waktu? Aku gusar sekaligus penasaran. Kami berjalan masuk, ia duduk di kursi bersama Annalise.

*****


Abigail's POV

SHOW's OVER! Aku bahagia sekali karena sebentar lagi aku pulang ke London. Apa kabar Taylor Lautner? Aku sudah siap melawanmu dengan aksi baruku.

Sekarang, aku sedang berada di restaurant bersama the boys, Cara, Dani, dan Ele. Aku senaaaang sekali bisa bertemu dengan Dani. Dia adalah idolaku.

"Look, when my sister meets her idol. Dia salting sekali," ledek Louis.

"Idolaku bagus tau," omelku.

"Aku setuju denganmu!" Ucap Liam sambil mengajakku high 5. Aku pun ber high five bersama Liam sambil tertawa, Dani blushing.

"Dia ingin seperti kau, Dani! Dance for cool kids like X-Factor, Justin Timberlake, and many more," ucap Louis membacakan bio Twitter Dani.

"Ya memang," ucapku sambil tersenyum. "You know Dani, aku sangaaat senang bisa kenal dengan idolaku. Kau mau ya jadi temanku?" Ucapku sambil mengeluarkan jurusku, "Puppy eyes". Dia tertawa.

"Apa alasanku untuk tak ingin berteman denganmu?" Ucapnya sambil tersenyum ramah.

"YAAAY!" Teriakku senang. Aku pun melanjutkan makanku.

"Heh siapa ambil ayamku?" Omelku. Masak aku tinggal ngobrol dengan Dani ayamku bisa hilang?

"Siapa lagi kalau bukan Niall?" Ucap Zayn. Yang lain tertawa, aku baru sadar kalau aku sebelahan dengan Niall. Niall hanya memasang muka tanpa dosa sambil terus makan.

"Okay.. Lain kali aku tak mau makan dekatmu Ni, bisa-bisa sampai piringnya hilang kau lahap," ucapku. Niall tertawa.

"Kau mau pesan lagi? Pesanlah" ucap Zayn.

"Tak usah Zayn, aku sudah tak nafsu makan," ucapku.

"HORE ADIKKU SUDAH TOBAT! DIA SUDAH TAK RAKUS LAGI!" Teriak Louis. Semuanya tertawa, aku hanya ketawa sinis.

"Adikmu ngambek, Lou," ucap Ele.

"Biarkan, nanti kalau dia ngambek terus mukanya lebih tua dariku," ucap Louis santai. Louis pandai sekali menggodaku. Aku tersenyum masam.

***

Aku berada di kamar hotelku bersama Dani dan Ele, mereka sekarang sudah akrab denganku. Ele sedang mandi sedangkan aku dengan Dani sedang berbincang-bincang. It's a great feeling when your idol wants to be your best friend.

"Dani aku mau cerita, tetapi kau jangan ember ke Louis ya?" Ucapku gugup.

"Tentu, aku senang jika bisa membantu," ucapnya ramah. Aku lega.

Akupun mulai bercerita tentang aku yang naksir Zayn, Austin nembak aku, hingga Taylor yang menyiksaku disekolah. Dani anaknya seru sekali, ia juga dewasa. What a sweet couple, Dani dewasa, begitu pula Liam. What a Payzer!

Lucky ⇨ malik.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang