Chapter Eighteen : Bali, B*tch!

9.1K 818 28
                                    

Abigail's POV

"I will miss you, Lil sist," ucap Louis lalu ia memelukku kencang. Ya, kami semua berada di Heathrow Airport.

"I will miss you more, Brother," ucapku seraya memeluknya balik.

"Take care," he whispered and kissed my cheek. Aku mengangguk dan kami berpisah. Ia menuju pesawat bersama kekasihnya, aku dan ke-8 lainnya ke ruang tunggu. Delapan? Siapa saja? Liam, Dani, Niall, Demi, Tori, Ari, Harry, Zayn.

"Balii, I'm coming!" Teriak Harry sambil mengangkat kedua tangannya dan berlari menuju ruang tunggu. Niall ikut-ikutan lari, berteriak dan mengangkat tangannya seperti Harry. Banyak orang melihat ke arah mereka berdua.

"Kalian seperti orang kampung," ucap Tori sambil menggelengkan kepala. Harry langsung blushing. Aww.. Love grows, eh?

"Biarkan! Aku sangat tak sabar!" Ucap Niall. Mereka berdua malah melanjutkan aksi teriak-teriak.

"Are you excited?" Tanya Zayn.

"Yeah, of course," sahutku girang.

"Untung kau tidak ikut-ikutan teriak-teriak kayak mereka," ucapnya. Aku menoyor kepalanya pelan.

"Aku masih punya malu, Zayn," ucapku. Ia tertawa.

"Nanti kau duduk denganku, ya!" Katanya.

"Memangnya kenapa?" Tanyaku.

"Niall bersama Demi, Liam bersama Dani, Ari bersama Nathan, Harry pasti dengan Tori. Tuh lihat, mereka sedang bercanda disana," jelas Zayn.

"Wah... Harry suka Tori?" Tanyaku.

"Kind of,"

"Tori juga ngefans dengan Harry... Pantas akrab begitu," ucapku mengingat Tori sangat senang sekali saat Harry juga di MOS bersama dulu. Zayn ber-ooh-ria.

"Aye aye captain! Aku duduk denganmu nanti," kataku. Ia tersenyum. God, senyumnya manis sekali sih.

***

Perjalanan ke Bali menghabiskan waktu 13 jam, karena sekolahku menggunakan direct flight, tidak transit dulu. Perjalanan yang lama, bukan? Sekarang jam 4 subuh, berarti kami akan sampai kurang lebih jam 4 sore nanti.

"Kau mau dekat jendela?" Tanya Zayn. Aku mengangguk. Ia mempersilahkanku dan aku pun duduk.

"Thanks Z," ucapku.

"You are welcome, A," ucapnya. Pesawat pun mulai terbang ke udara.

"Attention, Mr and Ms from London School of Arts. We will be flying for about 13 hours with no transits. So please, sit back, relax, and enjoy your ride," ujar Pilot itu. Ya, satu pesawat ini berisi dari sekolah kami semua. Hebat? Yea.

1,5 jam sudah berlalu, suasana pesawat sudah mulai tenang. Mungkin sudah pada kembali tidur?

"Ab, listen this," ucap Zayn sambil memberikan sebelah earpod-nya kepadaku. Aku memakainya.

"I love her voice," ucap Zayn. Aku mendengarkannya dan coba mengenalinya. HEY INI SUARAKU.

"Ini kan suaraku?" Tanyaku.

"Memang,"

"Wah aku punya fans," ucapku sambil tertawa.

"Aku ngefans dengan suaramu, bukan denganmu," cibir Zayn.

"Jangan sok jual mahal Zayn.. Akui saja lah," desakku.

"Nevuurrrr!" Ujar Zayn sambil tertawa. Aku menggelengkan kepalaku.

Lucky ⇨ malik.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang