Chapter Thirteen : Nemi?

9K 808 17
                                    

Abigail's POV

Aku sedang ada di Heathrow Airport. Ya aku mau jalan-jalan...


Jalan-jalan keliling airport nungguin the boys maksudnya. Aku bersama Demi disini, Ya, kemarin Niall titip pesan agar Demi Lovato ikut. Ya, hari ini the boys pulang. Aku sangat senang sekali, rumahku akan ramai lagi!

"The boys belum landing ya, Ab?" tanya Demi.

"Yep, kita mau tunggu dimana?"

"Starbucks?"

"Great!" ucapku. Greentea latte, i'm coming.

To: Louis Tomlinson

Lou, aku dan Demi sudah di airport. Kalau sudah sampai, kau ke starbucks ya. Kita sedang menunggu di starbucks. Having a great time with greentea latte. Want some? xx

Aku dan Demi sedang bersantai sambil bergurau di Starbucks, Ya, Demi dengan seperangkat alat penyamarannya. Sementara aku, why the hell should I care? Aku hanya gadis biasa kok.

"Excuse me, Are you Abigail Tomlinson?" ucap seseorang dibelakangku.

Deg.

Baru aku ngomong kalau aku hanya gadis biasa, tapi kok ada yang ngenalin aku? Aku harus apa nih? Aku pun dengan terpaksa menoleh.

"Hahahahahaha mukamu bodoh sekali!" tawa Niall. Sialan, rupanya itu the boys, dan yang memanggilku tadi itu Harry. Kok bisa ya aku tidak mengenali suaranya? Duh, bodoh sekali sih aku. The boys yang lain kompak menertawakan aku, dan Demi pun ikut tertawa.

"Ayo kita pulang!" Kataku sambil menggerutu.

"Kau tidak mau jalan-jalan?" tanya Louis padaku.

"Memangnya kau tidak capek apa?" tanyaku balik padanya.

"Capek sih, nanti sore deh. Aku kangen menghabiskan waktu denganmu" ucap kakakku ini. So do I, Louis. Lalu kami duduk bersama dan kangen-kangenan. Mereka tetap seperti the boys yang dulu.

"Aku dan Demi mau langsung jalan ya," ucap Niall. Kami semua menyorakinya.

"Good luck, Ni!" ucap kami kompak. Niall crossed his finger and walked to his car with my best friend.

"Tunggu sebentar ya, Ele sudah landing," ucap Louis. Eleanor kemari dari Manchester? YEAY!

"Ele kemari? ASIK!" Ucapku.

"Iya, girl," ucap Louis. Aku kembali meneguk Starbucks-ku sementara Harry dan Liam membeli Macchiato, Louis membeli Vanilla Latte, sementara Zayn, Greentea latte sepertiku.

"So, hows world?" tanyaku berupaya mencairkan suasana.

"Great, Japan rocks!" Ujar Harry girang.

"Ya keren sekali! Directioner sangat hebat!" imbuh Liam.

"Tapi aku kangen kau," tambah Louis. Aww.. sweet big brother.

"Aku juga, tak ada yang bisa kuisengi," ucap Zayn. Liam langsung menatap Zayn.

"Kau hanya kangen mengisengiku saja?" gerutuku. Ia yang duduk disebelahku pun tertawa dan mengacak-acak rambutku sementara aku langsung menyambar Greentea latte-nya karena punyaku sudah habis.

"Terima kasih, Malik," ucapku sambil meneguk Greentea latte-nya. Zayn yang baru sadar pun langsung menoyorku.

"Tidak sopan," ucapnya.

Lucky ⇨ malik.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang