Chapter Ten: Daylight

9.6K 866 35
                                    

Abigail's POV

Sudah jam berapa ini? Aku masih berbaring di kasur karena semalam sangat melelahkan. Aku sudah mandi dan bersiap. Nanti siang aku ada latihan menari. Tetapi untuk sekarang, berbaring dulu boleh kan?

"Abigail, turun ke bawah dong!" ucap seseorang dari depan pintu.

"Arrr.. Okaay," ucapku lalu beranjak turun.

Aku sudah sampai di ruang TV dan mendapati The boys sedang duduk rapi semua menatapku. What the hell is happening?

"Abs.." Ucap Liam pelan.

"Ada apa nih?"

"Talk Lou, talk!" ucap Harry.

"Kita sudah mau tour lagi, selama 4 bulan. Kau bagaimana? Mau ikut? Atau mau tetap bersekolah?" Ucapnya lemah. Ini memang mengejutkanku dan membuatku sedih.

"What..?" Ucapku. Mereka semua tampak murung.

"Kami tak ingin meninggalkan kau, tetapi kami harus tour lagi," ucap Niall.

"Hey, jangan bersedih! Kalian seharusnya senang karena bisa berkeliling dunia lagi. Aku tak apa kok di London! Lagi pula aku sibuk 4 bulan ke depan. Memangnya hanya kalian yang bisa sibuk?" Ucapku berupaya menghibur mereka. Ya aku tak mau mereka sedih. Mereka harus senang dan berbangga bisa keliling dunia. Lagipula fans akan kecewa kalau dibatalkan. Aku kan bisa ketemu mereka setiap hari setelah itu!

"Kau memangnya tak sedih?" tanya Zayn.

"Hey, kalian jangan begini dong. Before you wanted this, right?" ucapku menghibur. mereka semua mengangguk.

"Ya, do what you guys love. Aku akan terus mendukung kalian" ucapku lagi.

"Tapi nanti kau liburan sendiri di sini?" Tanya Lou.

"Gampang, aku pulang ke mom and dad di Doncaster, Lou," ucapku mantap.

"Kau bisa menyusul kami!" ucap Harry.

"Ide yang bagus!" ucap Louis yang berubah menjadi senang.

"Kau berangkat kapan?" tanyaku.

"Besok pagi," ucapnya.

****

Aku sedang berlatih menari di LBD studio. Kau tau sesuatu yang menyebalkan? Austin masuk ke kelompok dance-ku. Aku sampai bingung kenapa Coach Dominic dan Coach Derrick mengizinkan. Kan dia artis, masa bisa masuk? Bukannya dia banyak tour? Aku hanya bisa menyimpan pertanyaan-pertanyaanku dan menari sesuai koreo baru yang diajarkan Dom.

"Abigail, Abigail," ucap Austin dari belakangku. Aku berjalan menuju loker untuk mengambil tasku untuk pulang.

"What?" ucapku sambil menengok ogah-ogahan.

"Lusa, jalan dengan aku ya," ucapnya sambil tersenyum. Aku hanya mengangguk cuek. Ya, aku mau jalan dengan dia kali ini. Lagi pula, aku akan sangat kesepian nanti tanpa the boys.

"Kalau sekarang bisa tidak?" tanyanya lagi. Aduh, Austin dikasih hati minta jantung.

"Tidak," jawabku singkat. Aku menutup loker dan bergegas pulang. Aku harus menghabiskan sisa waktuku dengan the boys sebelum mereka pergi.

Aku lari mengejar bus untuk pulang. Waktuku tidak banyak, kawan!

"Boys, I'm home!" teriakku dari depan rumah sambil melepas sepatu dan menaruhnya ke rak sepatu. Sehabis itu aku masuk kedalam rumah.

"Aku lapar!" Erang Niall sambil berguling di lantai berkarpet.

"Harry, masak lah!" bujuk Liam dan Louis. Mereka bertiga kelaparan sementara Zayn tidur terlelap dan Harry masih sibuk dengan iPhone-nya.

Lucky ⇨ malik.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang