Chapter Three: Show's On

11.7K 998 14
                                    

Louis' POV

Tidurku dibangunkan oleh puluhan miss call dari keempat sahabatku. Gila, ada apa ini? Mereka kangen bukan? Setahuku mereka sedang sekolah, deh. Padahal aku sedang mimpi di ladang wortel. Ganggu saja.

"ARRRRGGGHHH what Niall? I'm sleeping," ucapku sambil beranjak ke kamar mandi.

"Kau harus ke rumah sakit sekarang!" Serunya panik.

"Wait.. What? Siapa yang sakit?" Ucapku ikutan panik.

"Your sister! Cepat! Nanti kujelaskan semua," seru Niall di seberang sana.

"Okay I'm on my way," seruku.

Tuhan, ada apa ini?Jujur, aku sangat gemetar sekarang. Dia adalah adikku!

Aku langsung tancap gas setelah selesai mandi dan berpakaian.

"Lou!!" Teriak Harry dari lobby. Lalu ia berlari menarik tanganku, menuju lift dan duduk didepan ruangan. Terdapat ketiga temanku yang lain.

"What happened to my sister?" Ucapku sedih.

"I'm sorry, Lou," ucap Harry sambil menutup matanya. Kurasa ia akan menangis.

"Ada apa? Zayn, tell me," ucapku.

Zayn menundukkan kepalanya sama dengan Harry.

"Hey, jelaskan padaku please," ucapku lagi. Liam baru angkat suara.

"Maafkan kami, Lou. Kau pasti kecewa dengan kam,i" ucap Liam pelan.

"What happened? Tell me!" Ucapku.

"Adikmu membalas perbuatan Taylor dan Taylor membalasnya sehingga ia pingsan seperti ini,"

"What kind of revenge?" Tanyaku.

Dokter keluar ruangan pemeriksaan Abigail dan berjalan ke arah kami.

"Siapa keluarga dari Abigail Olivia Tomlinson?" Tanyanya.

"Dia kakaknya, Dok," ucap Niall sambil menunjukku.

"Kami semua keluarganya, Dok," ucapku. Yang lain tersenyum heran.

"Bagaimana keadaannya, Dok?" Tanya Zayn yang akhirnya angkat suara.

"Dia mengalami gegar otak ringan tapi dia bisa pulang nanti malam," ucap dokter.

"Terima kasih, Dok," ucap kami berlima.

"Bisa kami menjenguknya?" Ucapku.

"Bisa, tetapi dia masih belum sadar," ucap dokter itu lagi. Kami berlima pun masuk ke dalam ruangan dimana Abigail berada.

"Hey, what revenge?" Tanyaku lagi. Pertanyaanku memang belum dijawab oleh keempat anak yang duduk didepanku.

"Kau tau peristiwa Aby dibully Taylor?" Tanya Liam.

"Tahu lah!" Ucapku.

"Ya. Kebetulan karya tulis yang didapat kelompok dia dan Taylor tentang bullying. Dia melaporkan itu semua. Termasuk skateboardnya yang patah" ucap Liam. Zayn menunduk pasrah. Begitupula Harry. Ada apa sih ini?

"Berserta gambarnya," ucap Liam lagi.

"Kau bawa karya tulis itu?" Ucapku. Aku penasaran. Ingin melihat pekerjaan adikku. Lalu Liam menyodorkannya.

"What? As sassy as me! Dia benar-benar sepertiku. Dia sangat jenius. Bagaimana caranya ia memikirkan hal seperti itu?" Tanyaku kepada keempat sahabatku. "She knows how to do revenge tanpa perlakuan kasar. Gentle but piercing," seruku bangga.

Lucky ⇨ malik.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang