Chapter Twenty-Five : Aghast

7.8K 741 67
                                    

Abigail's POV

"Siapa kau?" ucap Zayn saat membuka matanya. Aku tertegun. Masa dia tidak mengenaliku? Ah, mungkin masih remang-remang.

"Zayn, kau bangun akhirnya," ucapku sambil tersenyum.

"Kau siapa?" ucapnya lagi, dengan penekanan disetiap katanya.

"Aku Abigail, Zayn. your fianceé," ucapku lembut.

"Aku tidak pernah bertunangan denganmu. Aku baru saja putus dengan Rebecca Ferguson, tahu! Jangan ngaku-ngaku deh!" ucapnya lagi, dengan lantang. SEKALI LAGI: DENGAN LANTANG. Aku tersentak kaget. Airmataku mulai menggenang di pelupuk mataku. Ada apa denganmu Zayn? Ada apa?

"It's already 3 years Zayn, and you didn't remember anything about us?" Tanyaku sambil menghapus airmataku yang akhirnya banjir.

"Kau kenapa menangis? Memangnya kita ada hubungan apa sih?" Tanyanya heran.

"Aku tunanganmu Zayn. Kita telah berpacaran 3 tahun," ucapku. Ia mengernyitkan keningnya tanda tidak ingat.

"I don't remember, really. Aku masih sayang dengan Rebecca tahu, aku ingin mengajaknya kembali kepadaku," ucapnya sambil tersenyum. Aku yang mendengar itu, hanya bisa menangis hingga akhirnya Louis dan the boys yang lain kembali.

"Hi, Zayn!" ucap Niall, Harry, Louis, dan Liam girang saat memasuki ruangan.

"Eh? Kok kau menangis adikku?" tanya Louis yang langsung memelukku dari belakang.

"Jadi dia adikmu Lou? Aku baru bertemu dengannya," ucap Zayn sambil nyengir. Keempat boys mengernyitkan keningnya dan memberiku tatapan ada-apa-dengan-Zayn-?

"He didn't remember anything about us, Lou," ucapku lemah.

"Aku ingat, kalian adalah best bandmates in the world. Kalau kau, aku baru bertemu hari ini," ucapnya sambil tersenyum manis. Aku dituntun keluar meninggalkan Zayn bersama Liam, sementara Louis memanggil dokter untuk mengabari bahwa Zayn sudah sadar.

"He didn't remember me," ucapku sambil menangis. Liam langsung membawaku kedalam dekapannya.

"Shh.. sabar, Sist. Everything needs process. Mungkin dia masih shock, sebentar lagi juga dia kembali seperti dulu" ucap Liam seraya menenangkanku.

"Kau tidak tahu betapa lantangnya tadi dia mengatakan bahwa ia tidak mengenalku," ucapku.

"Sabar, Ab," ucapnya masih menenangkanku.

Hatiku hancur!

Sedih rasanya, orang yang kutunggui untuk bangun...

Begitu bangun, tidak mengenaliku sedikitpun.

Padahal 3 tahun kuhabiskan bersamanya. Masa senang, masa sedih, semua kami lalui bersama.

"Kalau Zayn lupa, apa kau akan memutuskannya, Ab?" tanya Liam. Aku jadi berpikir. Iya juga, ya?

Kalau dia tidak ingat, lantas hubunganku dengannya bagaimana?

Bagaimana dengan public yang mengetahui bahwa aku bertunangan dengannya?

Gagal bertunangan?

Atau berpisah?

Fans pasti tidak akan menerima jika dengan alasan amnesia. Mereka tidak akan percaya.

Abigainator dan Directioner akan beradu mulut.

Dan semuanya menjadi berantakan.

Lucky ⇨ malik.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang