3 bulan setelah memergoki Elsan dengan wanita lain, aku semakin dekat dengan Rey. Bukan apa-apa, Rey yang juga adik Elsan ini selalu saja menggangguku. Bahkan beberapa penggemarnya terkadang menggangguku juga. Untungnya, Auli selalu berada bersamaku. Walaupun aku sudah memintanya untuk tak selalu menempel padaku, tapi kedua orang ini, Auli-Rey, selalu saja menempel.
Alisku mengkerut saat aku melihat tubuh tinggi Elsan bersandar pada mobil BMW mewahnya di parkiran sekolah. Para murid wanita banyak bergumam dan mengangguminya. Jujur saja Elsan memang tampan dan punya tubuh yang tinggi, pundak yang lebar dan kulit yang meskulin menjadi nilai plus nya juga.
Aku melihat dia menatapku yang terdiam di lorong, aku melihat ke sekitar dan tak ada Auli ataupun supir keluargaku. Aku hanya bisa menghela nafas dan menatapnya malas.
Baru saja satu langkah aku menghampirinya, aku merasakan Rey merangkulku dari belakang, dan membawaku menghampiri Elsan yang menatap kami datar.
" Hai bang" Sapa Rey pada Elsan yang hanya mengangkat tangannya.
"Ayo" Elsan membuka kan pintu penumpang untuk ku, tapi Rey langsung memasukinya.
Elsan menghela nafas, sedangkan aku hanya tersenyum miring. Ini sudah sering terjadi. Rey selalu ikut kemanapun Elsan membawaku. dan ini cukup menguntungkan untuk ku.
Aku pun membuka pintu penumpang belakang, tapi Elsan menahan tanganku. ia menggenggam jari ku.
" Pak bawa Rey pulang ya pak"
Aku terkejut, begitu pula Rey yang sudah di dalam mobil. tak biasanya Elsan membawa supir, dan mobil itu pun langsung melaju dengan wajah Rey yang kesal di balik kaca mobil.
Aku berusaha melepas tangan Elsan. tapi pria ini memperkuat genggamannya dan menatapku dengan senyuman.
" Ada yang ingin ku bicarakan, hanya berdua" Ucap nya datar, aku hanya memutar bola mataku, dan mengikutinya saja .
***
Mulutku menganga tak percaya, surat undangan, poto gereja, berkas pernikahan, dan tiket ke paris selama 1 minggu ada di depan meja di mana aku dan Elsan berada.
Ini adalah pertamanya aku masuk ke dalam apartemen Elsan, dan aku benar benar terkejut dengan apa yang ia perlihatkan padaku.
Beberapa bulan lagi aku memang sudah di nyatakan lulus SMA, aku sudah menjalani UN dan UAS, hanya tinggal menunggu pengumuman saja. tapi, bukankah ini terlalu cepat.
"Aku sudah berjanji pada orang tuamu, akan menikahimu setelah lulus SMA" Ucapnya santai memberikan minuman dengan gelas krystal di hadapanku.
Aku menatapnya tajam karena kesal.
" Hei, aku ini pria bertanggung jawab, lagi pula aku memang sudah mengambil keperawananmu, jadi aku harus menikahimu cepat cepat kan?"
Aku tertawa tak percaya menatapnya, bagaimana dia bisa begitu entengnya mengatakan hal menjijikan itu di hadapan ku. apakah ia tak punya malu, ia memperkosaku, bukan nya aku memberikan nya secara cuma-cuma.
"Kau bisa di penjara karena memperkosaku"
Sekarang ia yang tertawa, ia meminum minumannya. dan menatap tiket ke paris.
" Aku akan melakukan yang lebih dari itu saat kita bulan madu"
Aku merasa mual mendengarnya saja.
" Ibumu sudah merencanakan semuanya, jadi aku hanya memberitahumu saja. aku bingung kenapa ia tak memberitahumu secara langsung saja. apakah hubungan kalian seburuk itu?"
" Bukan urusanmu"
Aku pun berdiri dan menyampirkan ransel ku. Ia pun beridiri dan memblokir jalan ku.

KAMU SEDANG MEMBACA
silent love
Romansamelihat... menganalisa... hanya itu yang bisa ku lakukan selama ini 8 tahun hidupku, aku hanya bisa menganalisa semua orang yang ada di sekitar ku. Bi pinem, salah seorang asisten rumah tangga yang selalu bersama ku sudah lelah mengajak ku berbicar...