Author POV
"Lepasin dia", ulang cowok itu. Saat cowok itu mengulang perkataannya Dika pun berhenti dan dia menghampiri cowok itu.
"Gak, emang lo siapa nya dia?", tanya Dika sembari menunjuk wajah cowok itu.
"Gue emang bukan siapa nya dia, tapi gue kakak kelas dia dan lo juga, jadi lo harus lepasin dia", sahut Erik. Ternyata cowok yang nyelamatkan Febya adalah Erik.
"Kalau gue gak mau lo mau apa? Lo mau mukul gue, nih", sahut Dika sembari mengambil tangan Erik dan mendekatkan ke wajah nya.
"Gue gak mau mukul lo, sebaiknya lo lepasin dia, dan lo harus pergi dari sini", sahut Erik.
"Gue bilang, gue gak mau lepasin dia", ucap Dika.
Bugh..
Dika langsung tersungkur ke lantai karena Erik mulai memukul Dika.
"Gue udah peringatin lo, jangan mancing emosi gue lagi, sekarang lo lepasin dia, dan pergi dari hadapan gue", ucap Erik. Dika mengelap darah segar di sudut bibir merahnya dan dia langsung berdiri.
Bugh..!!
Dika pun membalas pukulan Erik tak kalah keras, hingga Erik mendapat luka yang sama seperti miliknya. Pertengkaran di antara mereka terus berlanjut sampai pertengkaran itu di hentikan oleh Febya, Geisha, Briana, Rere, Lidya, Rafly, dan Fajar. Febya berusaha menahan pukulan Dika. Sedangkan yang lain menahan Erik.
"Ok Dika, gue akan ngikutin hukuman lo, asalkan lo berhenti mukul Kak Erik", teriak Febya.
"Apa yang lo katakan Febya, lo gak usah peduliin gue, gue gak apa-apa kok, pokoknya lo jangan ngikutin apa perkataan dia", sahut Erik.
"Gak kak, aku gak bakalan kenapa-napa kok kalau cuma ngikutin dia, kalau dia macam-macam aku akan mukul dia kak", ucap Febya berusaha meyakinkan bahwa dirinya tidak apa-apa.
"Ok, kalau itu kemauan lo, sini hp lo", ucap Erik sembari meminta hp Febya.
"Untuk apa kak?", tanya Febya sembari memberikan hp nya.
Dengan cepat Erik mengambilnya dari tangan Febya."Selesai, kalau lo di apa-apain sama dia lo bisa telfon gue", jawab Erik sembari mengembalikan hp Febya.
"Ok kak, aku akan ingat pesan kakak", sahut Febya.
"Udah kan lo ngomongnya, sekarang lo ikutin gue", perintah Dika sembari menarik tangan Febya.
"Makasih kak Erik, aku pamit ya semua", pamit Febya sembari tersenyum. Sedangkan yang lain hanya menganggukan kepalanya.
Setelah itu Febya dan Dika pun pergi, dan mereka pun sampai di parkiran.
"Nih pakai", perintah Dika sembari memberikan helm nya.
"Gak usah, lo aja yang pakai, gue gak mau pakai helm lo", sahut Febya malas.
"Ok, kalau lo gak mau, gue juga gak maksa lo kok", sahut Dika dingin. Dia pun memasang helm itu ke kepalanya sendiri.
"Sekarang lo naik ke motor gue", perintah Dika. Lagi-lagi ia memerintah. Sedangkan Febya hanya patuh pada ucapan Dika.
"Sekarang lo pegang pinggang gue, kalau enggak lo bakalan jatuh nanti", suruh Dika.
"Gak", jawab Febya dengan juteknya.
"Yaudah kalau lo gak mau", sahut Dika dan dia pun menyalakan motornya dan langsung mengendarainya dengan tarikan yang kencang, Febya yang terkejut dan hampir terjatuh pun secara refleks memegang pinggang Dika dengan erat. Dika yang berhasil melakukan tingkahnya itu hanya tersenyum puas sembari melihat wajah pucat perempuan di belakangnya itu melalui kaca spion.
* * * *
Di koridor sekolah Geisha dan teman-teman nya di ajak pulang bareng oleh kakak-kakak senior.
"Hey, kalian mau bareng gak sama kita?", tawar Fajar.
"Emang nya muat kak?", tanya Geisha memastikan.
"Muat kok, Erik boncengin Rere, gue boncengin Lidya, sedangkan Geisha dan Briana naik di mobil Rafly", jawab Fajar.
Geisha, Lidya, dan Briana hanya menganggukan kepala sebagai jawaban nya, kecuali Erik dan Rere yang sangat terkejut.
"What?!", ucap Rere dan Erik serentak.
"Cie-cie ngomongnya serentak nih", goda Geisha, Lidya, Briana, dan Fajar secara kompak. Sementara Rafly hanya tertawa.
"Apa-apan sih kalian", protes Erik.
"Ya kalian apa-apaan sih", ucap Rere yang setuju dengan perkataan Erik.
"Asik saling mendukung nih", Fajar.
"Udah-udah, mendingan kita cabut sekarang, ntar keburu sore", lerai Geisha.
"Iya nih, aku perhatiin kalian ribut terus", pikir Rafly. Setelah itu mereka pun pergi ke tempat parkiran. Saat sampai di sana mereka menuju tempat di mana kendaraan mereka berada.
Saat Rafly sudah sampai di mobil, dia menyuruh Geisha untuk duduk di depan.
"Ge, lo temani gue duduk di depan ya, kalau kalian berdua duduk di belakang, ntar gue di kirain supir lagi", pinta Rafly.
"Loh, kenapa harus gue?, Briana kan juga bisa", sanggah Geisha.
"Enghh.. itu.. udah duduk aja", ucap Rafly kikuk sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.
Sementara Geisha yang bingung pun hanya menuruti permintaan Rafly.
Di lain sisi Fajar sedang memakaikan helm ke kepala Lidya. Setelah Fajar selesai memasangkan helm ke kepala nya dan Lidya, dia pun bergegas naik dan mulai menyalakan motornya.
Sedangkan Erik meminjamkan jaketnya kepada Rere.
"Nih pakai",perintah Erik sembari memberikan jaketnya.
"Gak, gue gak mau makai jaket lo", jawab Rere sambil menatap jaket yang telah di beri oleh Erik.
"Kalau lo gak mau ya udah, gue juga gak maksa kok", ucap Erik.
Setelah itu Erik mulai menaiki motor ninja nya dan dia langsung menyalakan mesin. Saat mesin motor sudah menyala Erik menyuruh Rere bergegas menaiki motor nya.
Bersambung!!!
Gimana kisah kelanjutan nya ya, penasaran kan?
Tunggu saja di part selanjutnya ya Readers...
Author minta kritik dan vote kalian.
Salam Hangat
Siwewegombel
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Unique Pair (F.U.P)
Teen FictionMenceritakan kisah 5 remaja laki - laki dan 5 remaja perempuan yang memiliki sikap dan karakter unik yang berbeda. Mampukah mereka menjadi Five Couple? Cekidott!!! ;)