Fidel berjalan keluar dari bar, malam ini temannya merayakan ulang tahun dan dia harus datang. Karena Girald adalah sahabat terbaiknya setelah Azka tentunya. Persahabatan antara Azka dan Fidel sudah terjalin sejak kecil, saat kedua mommy mereka sering bertemu dan saling bercerita. Fidel memasuki mobil ferarri merah pemberian daddy atas keberhasilannya menjalani sebuah usaha kecil yang ia jalani.
Ia membuka café bar yang sekarang di penuhi sesak oleh anak remaja dan teman-temannya. Dan semuanya berhasil ia tangani sendiri tanpa campur tangan daddynya. Adrel Garwine seorang pengusaha sukses yang sudah memiliki banyak cabang perusahaan besar. Tentunya Fidel belajar semuanya darinya. Ayahnya juga memarahinya saat ia melakukan kesalahan, tapi kemarahannya sangatlah wajar bagi Fidel. Karena ia adalah penerus Garwine.
Fidel hendak menutup pintu ferarrinya, namun ia membatalkan niatnya saat melihat seorang gadis yang di kerubungi preman, gadis itu mencoba mengelak. Tapi, tenaganya tidak sebesar tenaga preman-preman itu.
“Jangan paksa kalau dia gak mau.” Fidel mendapati tiga preman itu menatapnya begis.
“Pergi, ini bukan urusan lo.” Ucap salah seorang, yang mungkin ketua dari preman-preman itu.Fidel mendekati para berandal itu dan menghajarnya salah satu berandal. Dua berandal lain segera maju untuk memukul Fidel, namun dengan cepat ia menangkis dan menghajar balik mereka. Perkelahian tidak adil itu terus berlanjut hingga ketiganya terkapar.
Merasa sudah aman, Fidel segera membawa gadis itu pergi dari kerubungan preman. Namun ketidak waspadaannya, membuat Fidel lengah. Satu preman menariknya dan menghajarnya. Tubuh Fidel terhuyung saat satu pukulan mendarat di wajahnya. Cukup keras dan membuat kepalanya pening. Setelah berhasil mengembalikan konsentrasinya, Fidel menahan satu tangan yang hendak memukulnya lagi. Lalu membantingnya, membuat berandal itu mengerang kesakitan.
“Jika aku melihat kalian ada di sekitar tempat ini, aku yakinkan kalian tidak akan hidup dengan tenang.” Berandal itu lari seperti pengecut. Fidel mendesis saat bibirnya terasa perih. Ia tidak memusingkan lukanya, karena kata daddy, saat darah kita keluar karena menolong orang lemah, itu adalah tanda pahlawan kita. Namun yang ia pikirkan adalah mommy. Mommy pasti akan panik saat melihat bilur di pipinya ini.Melupakan mommy untuk sesaat, Fidel berbalik, ia mendapati gadis itu menatapnya dan langsung mengalihkan wajahnya karena malu. Fidel tersenyum geli, ia mencegatkan satu taksi. Dan membukakan pintu untuknya
“Kamu tinggal memberikan alamat rumahmu.” Ucap Fidel. Gadis itu menatap Fidel dengan terpana. Sampai ia memasuki mobil pun, sampai Fidel menutup pintunya. Gadis itu masih menatap takjub pada ketampanan dan keberanian laki-laki itu. Ada rasa lega dengan kehadiran laki-laki itu, setidaknya ia masih bisa menghirup napas lega hari ini.
“Antar dia, nomor mobilmu sudah aku save. Jika kamu macam-macam, saya akan melaporkanmu, mengerti?!” ucap Fidel dengan tegas. Setelah memberikan beberapa lembar uang, Fidel membiarkan pengemudi itu pergi. Gadis itu berbalik, memandang laki-laki yang masih berdiri di tempatnya. Mobilnya kian menjauh, dan bayangan cowok itu makin menghilang. Tapi, semuanya seakan terekam utuh di kepalanya.****
Fidel memasuki rumah, ia berusaha untuk menutupi luka di bibirnya dari siapapun. Mau itu pengawal atau pun pelayan, karena mereka adalah mata-mata mommynya. Fidel tidak pernah berdoa seperti ini, tapi kali ini ia berdoa ayahnya sedang mengurung mommynya dikamar. Berjalan dengan cepat, Fidel ingin mengambil es batu dan mengopres lukanya.
“Fidel, kenapa kamu terburu-buru begitu?” Suara itu membaut Fidel terhenti, suara lembut yang selalu ia sukai. Mungkin dari saat ia berada dalam rahimnya. Masih berusaha menutupi luka di pipinya, Fidel berbalik berusaha tersenyum.
“Aku haus, mom. Aku ingin minum sesuatu.” Ucap Fidel.
“Apa yang kamu sembunyikan?” tanya mommy, belum sempat Fidel menghindar. Mommy sudah mendekatinya dan memegangi pipinya.
“Siapa yang melakukannya, Fidel??!!” ucapnya dengan panik, Fidel menarik tangan lembut yang selalu menyentuhnya dengan cinta. Ia mengecup tangan itu lembut, berusaha untuk menenangkanya.
“aku terjatuh saat sedang menaiki tangga bar.” Bohongnya, ia tahu tuhan akan mengampuninya.
KAMU SEDANG MEMBACA
gentleman
RomanceOpen PO Gentleman by Fanyandra Rp.73.000 #Blurb Aku tak pernah tahu cinta itu adalah rasa yang paling menyakitkan. Luka yang sulit di sembuhkan. Dan tak akan hilang hanya dengan sedikit harapan Fidel Garwine. Semua yang aku alami membuat hatiku beku...