Lembar baru

30 3 0
                                    

Hari ini adalah hari pertamaku sekolah di SMA Taruna di Bandung. Ayahku pindah dinas ke Kota Bandung sebulan yang lalu.Aku suka disini. Lain dengan di Jakarta. Rasanya di sini sangat sejuk, dan aku menyukainya.

Sekolah hari pertama, ayah mengantarkan aku dan juga Ka Egy. Ya, kami disekolahkan di sekolah yang sama. Jarak umurku hanya beda 1 tahun dengannya. Seperti biasanya anak baru, aku merasakan gugup untuk hari pertamaku.

Di saat aku sampai di sekolah, aku bertemu dengan seorang guru cantik, bernama Bu Sofi. Beliau dengan singkat memperkenalkan dirinya kepada ku. Beliau adalah wali kelasku di 11 IPS 3. Setelah selesai memperkenalkan dirinya, Bu Sofi langsung mengantarkanku ke suatu tempat yang akan menjadi kelasku. Aku bersama Bu Sofi mulai memasuki kelas itu. Ya itu adalah kelas 11 IPS 3. Aku merasa semakin gugup. Aku mulai menarik nafas dan perlahan mengeluarkannya, lalu mengulanginya sekali lagi.

" Assalamualaikum. Selamat pagi anak-anak," salam Bu Sofi kepada semua muridnya.
" Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu," serempak semua murid menjawab.
" Hari ini kelas kita kedatangan keluarga baru yang cantik. Dia pindahan dari Jakarta," kata Bu Sofi
"Ayo silahkan Nak, perkenalkan dirimu" Bu Sofi melanjutkan perkataannya dan mengarah kepadaku.

Aku menjawab dengan anggukan dan juga senyuman kecil. Aku menarik napas panjang dan membuangnya perlahan. Lalu aku memulai untuk memperkenalkan diriku.
" Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu. Selamat Pagi teman-teman."
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu. Pagi," jawab mereka dengan serempak.

Tetapi ada 1 anak laki- laki yang menjawab salamku dengan terlalu berlebihan.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu. Selamat pagi juga cantik" kata lelaki aneh itu.
Seperti tadi, aku hanya membalasnya dengan senyuman kecil.
Setelah aku memperkenalkan diriku, Bu Sofi mempersilahkanku duduk di samping seorang perempuan yang rambutnya lurus tergerai. Namanya adalah Hana. Dia memiliki paras yang cukup jutek dan jujur membuatkan sedikit takut. Dia tidak menampakan senyumnya kepada.
**

"REEENGGGG!" bell istirahat berbunyi.

Sepertinya aku tidak akan pergi ke kantin. Karna aku masih merasa sedikit canggung dengan lingkungan baruku. Saat itu, Hana mengajak ku berbicara.

" Lo mau ke kantin?" ajaknya dengan muka jutek.

Aku merasa ketakutanku bertambah. Karna sebelumnya aku tidak mempunyai teman sejutek Hana.
Aku pun menjawabnya dengan menggelengkan kepala ku dan berkata,
" Tidak terima kasih. "
" Ohh yaudah. Gue ke kantin ya." jawabnya sambil meninggalkanku.

Kemudian tidak lama dari itu, seorang laki- laki aneh dan genit itu mendekatiku. Ternyata namanya adalah Dion.

"Hai Tasya, " ia menyapa ku dengan senyuman yang menyebalkan.
"Hai," jawabku sambil membalas senyumannya.
"Syukurlah, ternyata Tuhan ngabulin doa gue. Terbukti dari hadirnya bidadari cantik di kelas ini," lanjut nya.

Aku hanya membalas dengan senyuman dan menatapnya dengan aneh. Entah kenapa aku merasa sangat risih dengannya.
**

" REEENGG!" Itu menandai istirahat sudah selesai.

Ketika Hana kembali aku bertanya kepadanya mengenai Dion.

"Han, Dion memang orangnya seperti itu ya?" Tanyaku.
"Emangnya kenapa? Pasti lo di gangguin sama dia. Yakan?" Aku menunduk diam.
"Gua ingitin ya Tas, jangan sampe lu kebawa sama rayuan orang aneh itu." Tegas Hana.
Ternyata bukan aku saja yang bilang lelaki itu aneh, tetapi Hana juga.

Setelah beberapa bulan aku menikmati sekolah,kelas,dan juga teman-teman baru ternyata aku sudah merasa nyaman. Hana pun sudah mulai terbuka denganku. Dia sudah tidak terlalu jutek denganku. Tetapi tetap saja, tampang juteknya itu tidak bisa di hilangkan dari wajahnya,hmm. Itulah ternyata ciri kas dari seorang Hana Tarisya.

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang