Kecewa

14 3 0
                                    

2 minggu lagi angkatanku akan menghadapi Ujian Sekolah. Hfft rasanya baru kemarin aku menikmati libur Ujian sekolah, tetapi sekarang aku yang akan menjalankannya. Rasanya waktu semakin cepat dan dia juga semakin berbeda. Aku tidak mengerti masalah apa lagi yang menimpanya.

Di minggu ini,sudah 3 hari aku belum bertemu dengannya. Terakhir minggu kemarin dia mengajakku ke tempat indah itu. Setelah itu tidak ada lagi kabar darinya. Aku selalu mencoba untuk menghubunginya, tapi tidak ada balasan yang masuk ke ponselku. Kemana dia? Mengapa dia menghilang?

"Jon. Angga mana? Kok gaada kabar ya?" Tanyaku ketika melihatnya diselasar.

Jono terdiam sebentar dan memberi kode berupa gelengan kepala.
Mana mungkin dia tidak tahu?

"Jon. Lo lagi gak boong kan?"
Jono menjawab persis seperti tadi. Dengan gelengan kepala. Akupun menghembuskan nafas dan perlahan meninggalkan Jono.

Ini terulang lagi. Seperti waktu ia menjauh dariku. Apa ia ingin menjauh lagi?
**

"Tas, Angga mungkin vertigonya kambuh lagi dan butuu istirahat, lo nanti coba aja hubungin dia lagi yaa." Hana menenangkanku.

Aku hanya terus melamun. Aku bingung apa alasan dia seperti ini. Jikalau memang penyakit itu datang kepadanya lagi mengapa dia tidak memberitahuku? Aku bisa menjaganya,aku bisa menghiburnya, dan aku bisa terus menemaninya.

"Tas, gue tau, mau lo gimana sama Angga. Tapi, sekarang kondisinya kita lagi rumit. Kondisinya sekarang kita harus fokus untuk masa depan kita. Nanti setelah itu lo boleh nurutin kemauan lo. Bukannya gue gak ngebolehin lo untuk bertindak, gue tau lo pasti mau jagain dia, nemenin dia,selalu ada buat dia, tapi Tasyaa, sekarang beda. Nanti ada waktunya lo harus kayak gitu." Hana terus menasihatiku.

Kemana dia? Ini sudah hari ke 3 dia tidak mengajar sebagai guru privat spesialku. Semangat belajarku rusak. Aku bagaikan sebuah wayang yang bisa bergerak karna ada seorang dalang. Dan dalangnya adalah dia. Aku memang tidak terlalu pintar dalam pelajaran inti. Aku bisa lebih baik karna ada seorang dalang.

Dia semangatku dan juga harapanku untuk menjadi lebih baik. Tapi, jika memang seperti ini, aku bagaikan seperti Tasya yang dulu. Yang sangat tidak tertarik dan kurang peduli dengan masa depan.

Pesan dariku juga tidak dibalas olehnya. Hftt.
***

Hari ini aku berniat mencari tahu semuanya. Semua yang sedang terjadi.

"Jon, kita liat Angga yuk. Udah lama gue galiat dia." Kata Rian.
"Ayok deh boleh." Jawab jono sambil mengangguk.
"Tapi awas lo ya kalo lu sampe keceplosan lagi sama Tasya. Gue bakalan botakin lu!" Rian mengancamnya.

Aku tidak sengaja mendengar percakapan mereka. Apa maksudnya?

"Emangnya kenapa?" Aku langsung menyambar layaknya listrik.
Mereka diam. Tidak ada yang menjawab pertanyaanku.

"Jadi lo boong Jon sama gue? Ternyata lo tau kabarnya Angga?" Aku merasa kesal dengan mereka berdua. YaTuhan.
"Sorry Tas, gua gaada maksud." Jono menundukan kepalanya.
"Maksud kalian tuh apa sih? Kalian gasuka hubungan gue sama dia atau gimana? Kalian ga ngerhagain gue tau gak?" Aku memarahi mereka dengan emosi yang menggebu-gebu.

Mereka hanya menunduk. Tidak keluar sepatah katapun dari keduanya.

"Gue ga ngerti ya apa maksud kalian kayak gini sama gue. Yang jelas gua kecewa banget sama kalian. Termasuk Angga". Saat itu aku merasa seperti singa yang kelaparan. Aku sangat ganas dan juga tidak bisa mengkontrol diriku.

Rian dan Jono akhirnya menjadi tempat peluapan emosiku yang beragam.

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang