After Battle of Hogwarts
Harry Potter beserta istrinya, Ginny Potter née Weasly, mengantar James Sirius Potter, dan Albus Severus Potter ke stasiun King's Cross ditemani Lily Luna Potter, -anak mereka yang paling kecil dan satu-satunya perempuan-.
Sembari berjalan di dalam Stasiun King's Cross, seperti biasa, James selalu menggoda adiknya -Albus-
"Bagaimana jika kau masuk ke Sytherin, Al? Mom and Dad pasti akan mengusirmu dari rumah"
"Ukh! Kau mengesalkan James! Aku tidak akan masuk ke Asrama Slytherin, kau tau!"
"Kita lihat saja nanti Al, jangan sampai Mom and Dad mengusirmu ya" kekeh James sembari berjalan cepat -kabur- meninggalkan adik-adik dan kedua orangtuanya menembus tembok di celah antara peron 9 dan peron 10.
Keempat orang lainnya ikut menembus tembok yang dilalui James hingga sampailah mereka di peron 9¾. Albus dan Lily tampak terpesona melihat Hogwarts Express.
Tak sengaja mata Al melirik kearah Harry dan mendapati dad nya itu sedang terpaku menatap salah satu keluarga yang berada persis di samping pintu kereta.
Al merasa heran kala mendapati iris daddy nya itu tampak sedih, dan terluka. Ekspresi yang tak pernah ia lihat pada Harry.
Awalnya Al mengira Harry menyukai wanita bersurai hitam gelombang yang tengah mencium pipi anaknya. Tapi ketika berusaha keras menelusuri arah pandang daddy nya itu, Al sedikit tercekat.
Yang tengah diliat oleh Harry bukanlah wanita bersurai hitam bergelombang tersebut, melainkan seorang pria bersurai pirang platina -yang Al ketahui bernama Draco Malfoy, mantan musuh ayahnya dulu semasa sekolah- yang juga sedang menatap kearah Harry.
Senyum sendu diberikan oleh Draco kepada Harry yang dibalas Harry dengan senyum yang sama. Al tidak suka melihat senyum sendu Harry itu. Ia ingin daddy nya itu tersenyum ceria seperti biasanya.
Mengalihkan pandangan dari daddynya, Al kembali melihat kearah Draco Malfoy. Saat melihat kearah bawah -sejajar dengan pandangan lurusnya- ia mendapati anak seusianya yang ia duga sebagai anak dari Draco tengah memandang Draco juga.
Raut wajah kebingungan yang sama juga tercetak jelas pada wajah anak pirang itu. Anak pirang itu mengalihkan pandangannya kepada Harry kemudian arah pandangnya jatuh pada Al. Selama beberapa detik mereka berdua hanya menatap satu sama lain.
Suara kereta yang akan berangkat ke Hogwarts School berbunyi nyaring. Dengan cepat James memberikan ciuman sayang pada pipi Ginny dan pelukan kilat pada Harry sebelum langsung berlari melompat kedalam kereta.
Al, setelah memberikan ciuman singkat pada pipi Ginny, kini beralih memeluk Harry lama.
"Dad... Bagaimana jika aku masuk ke Slytherin?"
Bisikan Al yang kecil itu terdengar jelas di telinga Harry. Harry tersenyum pada anak keduanya itu sebelum berkata, "Albus Severus Potter. Kau dinamai dengan dua nama kepala sekolah Hogwarts, salah satunya adalah Slytherin. Dan dia adalah orang paling berani yang pernah kutemui."
"Tapi seandainya saja...."
"Maka asrama Slytherin akan beruntung mendapatkan murid yang luar biasa. Dengar, bagi kami tidak jadi masalah, Al. Tapi kalau bagimu ini masalah, kau bisa memilih Gryffindor dan menolak Syltherin. Topi seleksi memperhitungkan pilihanmu."
"Betulkah?"
"Begitulah yang terjadi padaku," kata Harry.
Al pun melihat Harry dengan tatapan kagum, kemudian memeluk Harry erat, "Thanks Dad."
KAMU SEDANG MEMBACA
W I S H
FanfictionAlbus Severus Potter kembali ke masa lalu bersama Scorpius Hyperion Malfoy demi membuat daddy mereka -Harry James Potter & Draco Lucius Malfoy- tersenyum kembali. Mereka berusaha mempersatukan dua hati yang saling tertaut -tetapi tidak mengetahui sa...