Bab 7

7.5K 990 75
                                    

"Jadi? Bisa jelaskan siapa kalian?"

Tak ada yang menjawab pertanyaan Sirius. Baik Albus maupun Scorpius tetap bungkam.

"Siri, biarkan mereka beristirahat dulu, terlebih anak yang menolongmu ini.. Siapa namamu nak?" -Remus Lupin-.

"Bukankah tidak sopan jika anda tidak memperkenalkan diri anda sendiri dulu, Sir?" sela Scorpius sebelum Albus sempat menjawab.

Remus tertawa pelan mendengar perkataan Scorpius, "Well, aku Remus Lupin dan mereka一". Jari Remus menunjuk satu persatu semua yang hadir disana, "一Harry Potter, Sirius Black, Hermione Granger, Ron Weasly, Luna Lovegood, Neville Longbottom, Ginny Weasly, Nymphadora Tonks, Alastor Moody, Kingsley Shacklebolt, dan yang bertarung melawan You-Know-Who adalah kepala sekolah Hogwarts, Albus Dumbledore".

Albus tersenyum malu mendengar perkataan Remus. 'Aku tak menyangka Dad akan memberiku nama salah satu penyihir yang sangat kuat seperti Professor Dumbledore.'

Puas, Scorpius akhirnya memperkenalkan dirinya dan Albus. "Aku Scorpius dan dia Al. Jika kalian ingin menanyakan atau mengetahui nama keluarga kami, maaf tapi untuk saat ini kami tidak bisa memberitahu kalian."

Keheningan melanda. Perkenalan pun berakhir dengan paksa, terlebih mengingat beberapa dari mereka mengalami luka-luka yang harus segera diobati.

Mereka semua kembali ke Hogwarts melalui jaringan floo, kecuali Harry, Dumbledore dan Kingsley untuk memberikan keterangan kepada kementerian.

.
.
.


Di sisi lain (2017)

"Tak adakah satupun dari kalian yang melihat ataupun bertemu Albus dan Scorpius Malfoy?"

Hogwarts kini dilanda kepanikan perihal hilangnya dua murid. Tak ada satupun orang yang bisa menjawab pertanyaan Harry. Hermione lebih memilih diam, meski ia dapat menjawabnya. Ia sudah berjanji terhadap dirinya sendiri tak akan memberitahu siapapun mengenai Albus dan Scorpius yang pergi ke tahun 1996.

Lain Harry, lain Draco. Jika Harry terlihat sangat panik dan frustrasi, Draco tampak terlihat tenang meski dalam hatinya ia sangat mengkhawatirkan anak semata-wayangnya itu. Draco yakin jika Scorpius dapat menjaga dirinya sendiri dan mungkin Albus jika mereka memang bersama.

Harry mengacak rambutnya frustrasi, terutama ketika melihat Ginny menangis. Harry memang tak memiliki perasaan khusus pada Ginny. Hanya sebatas kakak adik. Tapi dirinya sedih juga melihat istrinya itu menangis.

"Rosie sayang, kamu tak melihat Albus sama sekali?" Ron menepuk kepala Rose sayang sekaligus prihatin kepada sahabatnya itu.

Gelengan pelan diberikan Rose, "Tidak dad, aku tidak pernah bertemu Albus, bahkan saat jam makan."

Ginny menangis semakin keras, ia takut jika anak keduanya itu kenapa-kenapa. Ginny takut kalau ia akan... mendengar berita jika Albus meninggal...

Hermione berjengit mendengar tangisan Ginny, ia merasa sangat bersalah karena tidak jujur kepada mereka, terutama Harry dan Ginny. Dilema, akhirnya Hermione memilih jujur.

"Harry... Maafkan aku. Aku... Aku tau dimana Albus dan Scorpius Malfoy berada..."

Berpasang-pasang mata langsung menatap Hermione, menuntut jawaban terutama Harry dan Draco. Oh, come on. Siapa yang tak akan menuntut jawaban, jika anakmu yang hilang huh?

"Katakan, Hermione. Katakan, dimana mereka berada!" Renggutan Harry pada bahu Hermione membuat wanita berambut cokelat itu meringis.

W I S HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang