Bab 2

9.5K 1.2K 187
                                    


Di Koridor

"Hei little brother, sudah kubilang kau akan masuk ke Slytherin. Bersiaplah mom and dad mengusirmu." Kikik James.

Albus mendengus kearah James, kesal dengan kakaknya yang tak berhenti menggodanya itu.

"Dad bilang tak masalah jika aku memasuki Slytherin, Jamie. Kau saja yang terlalu membesar-besarkannya."

"Hahaha, kalau begitu selamat masuk kedalam Hogwarts, little brother. Kalau butuh apa-apa kau bisa bilang padaku. Ah~ atau mungkin pacar pirangmu itu~ Siapa namanya? Scorpa? Scoral? Scorpie? Ah ya Scorpius Malfoy itu~"

Seketika wajah Albus memerah mendengar nama Scorpius disebut, terutama karena James menyebutnya sebagai pacarnya.

"Aku tidak punya pacar James!"

"Tidak sekarang tapi nanti little brother~"

Belum sempat Albus menendang kaki James, James telah berlari kabur duluan sambil terkekeh.

Hah dasar turunan James Potter dan Sirius Black yang asli~

Seringaian jahil nampak pada bibir Albus. Dalam pikirannya Albus memikirkan berbagai kutukan yang mungkin bisa ia lemparkan pada kakak tersayangnya itu.

"Ah sial! Gara-gara James sekarang aku ketinggalan rombongan Slytherin untuk ke asrama!" Sentak Albus.

Albus berjalan di koridor tak tentu arah, kepala nya ia tengokkan ke kanan dan kiri berharap dapat melihat salah satu murid Slytherin senior yang sekiranya bisa mengantarkannya ke asrama hijau berlambang ular perak itu.

Di tengah kebingungan itu, Albus tersentak kaget saat merasakan sebuah tepukan pada bahu kanannya.

"Astaga Scorpie! Kau membuatku jantungan!"

Scorpius hanya mengeluarkan cengirannya -sesuatu yang sangat un-malfoy-ish-

"Sori Al, aku daritadi mencarimu. Kukira kau tersesat.."

"Uh... Aku memang tersesat..", jawab Albus dengan wajah yang menunduk tak mau menatap pewaris muda Malfoy itu.

Tak perlu ramuan penambah kepintaran untuk putra satu-satunya Draco ini, Scorpius tau Albus masih enggan menatapnya dikarenakan insiden -ciuman- tadi.

"Kalau begitu ikuti aku."

Albus mengangguk lalu mengikuti Scorpius layaknya anak bebek yang mengikuti induknya. Albus merasa heran saat mereka berhenti di depan dinding batu berwarna hijau lumut, -atau memang batunya berlumut?- Dan bukannya berhenti di depan sebuah pintu atau mungkin lukisan seperti pintu masuk asrama Gryffindor yang diceritakan oleh daddynya.

Tapi keheranan Albus terjawab ketika Scorpius mengucapkan kata sandi 'Slytherin Pride', lalu dinding batu yang ada dihadapan mereka kini terbelah menjadi dua, terbuka lebar dan menampakkan sebuah lubang besar bagaikan pintu yang terbuka lebar.

Scorpius masuk kedalam lubang tersebut diikuti Albus. "Wow! Keren!"
Pemandangan di dalam ruang rekreasi asrama Slytherin tampak menakjubkan bagi Albus. Asrama yang didominasi warna hijau dan perak itu terletak di dungeon.

Jendela asrama yang terletak di ruang bawah tanah, dan di kedalaman danau tersebut memperlihatkan pemandangan dalam danau tersebut. Seekor gurita raksasa tampak melambaikan satu tentakelnya kepada Albus dan dibalas Albus dengan riang.

"Kau seperti anak kecil saja Al"

Mendengar tawaan dari Scorpius membuat Albus mendecak. "Aku bukan anak kecil Scorp. Umurku sudah 11 tahun, lagipula apa salahnya membalas lambaian gurita raksasa itu?"

W I S HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang