Bab 8

8.4K 979 245
                                    

(2017)

Tidak ada satupun orang yang berani mengucapkan sepatah kata saat melihat ekspresi Harry yang terlihat ingin merapalkan salah satu kutukan terlarang. Meski sebenarnya mereka penasaran dan sangat ingin bertanya mengenai hubungan Harry dengan Draco, mereka masih sayang nyawa.

Dan bagai alap-alap, Harry berjalan menuju ruangannya, meninggalkan mereka yang masih setia berada di aula. Ia mengacuhkan panggilan Hermione. Ia marah pada Hermione yang berbuat seenaknya saja. Harry tau jika Hermione melakukan hal seperti itu demi kebahagiaannya. Tapi demi apapun! Hal itu sangat beresiko bagi anak keduanya! Juga bagi anak Draco!

Di rundung kemarahan, membuat Harry tidak menyadari jika Draco mengejarnya. Sesaat sebelum tubuh Harry menghilang di balik pintu, tangan Draco terulur dan menahan -sedikit menarik- bahunya. Tarikan pelan namun tiba-tiba itu membuat Harry yang tidak siap menjadi sedikit terhuyung ke belakang. Membuat punggungnya menabrak dada bidang Draco.

Harry sedikit menoleh dan menengadahkan kepalanya ke belakang, melihat pelaku penarikan bahunya. Mendelik kesal一, "Apa, Malfoy? Kalau kau mau membujukku untuk kembali ke aula atau apa, lebih baik kau telan bujukkanmu itu."

Draco hampir saja tertawa saat mendapat delikan ganas, yang tidak mempan untuknya, dari pria di depannya itu. "Well, siapa bilang aku ingin membujukmu, Potter?" Seringai manis terukir di bibir Draco. "Ah. Atau kau sendiri yang menginginkan aku untuk membujukmu, love? Baik. Kau ingin bujukan seperti apa? Ciuman bibir cukup? Atau kau ingin一", Draco mendekatkan tubuhnya kearah Harry. "一Draco junior menembus lubang hangatmu?" dan berbisik seduktif di telinga Harry.

Sontak bulu kuduk Harry meremang saat merasakan hembusan nafas Draco di telinganya. Semburat merah pun kini tampak menghiasi pipi -sedikit gembil- Harry. Membuatnya tampak sangat manis di mata Draco. "Tidak, terima kasih, Malfoy." Harry mendorong Draco pelan, menjauhkan Draco dari tubuhnya.

Draco menaikkan satu alisnya, seringai-an nakal tetap dipertahankan. "Kenapa, love? Aku yakin aku dapat memuaskanmu. Membuatmu mendesah memanggil-manggil namaku dan memohon. Ah~ Rasanya Draco junior bahkan sudah terbangun di bawah sana hanya dengan membayangkan saja~"

Seriously?

Harry melirik ke bagian selatan Draco. Normal. Tak ada gundukan atau gembungan tak wajar. Draco semakin menyeringai lebar ketika menyadari arah tatapan Harry. "Senang melihatnya love? Atau perlu kita masuk ke ruanganmu sekarang dan aku dengan senang hati akan membuka celanaku sehingga kau bisa leluasa melihatnya atau menyentuhnya. Atau lebih bagus lagi kau mengulumnya~"

Kini wajah Harry memerah sempurna laksana tomat siap petik. Di pukulnya kepala Draco. Berharap dengan pukulannya itu dapat menghilangkan pikiran mesum pria pirang depannya itu. "Aw! Kenapa kau memukulku, love?!" ringis Draco.

"Balasan atas kata-kata vulgarmu, Malfoy. Lagipula kenapa kau mengikutiku? Aku rasa, aku tidak mengajakmu tadi." Harry bersidekap. Matanya menatap Draco yang kini tengah menatapnya intens.

Melihat Harry menatap dirinya dengan bibir yang dikerucutkan, membuat Draco ingin mencium bibir merah delima itu. Kaki jenjangnya melangkah mendekati Harry. Dengan cepat, tangan Draco meraih dan menarik tengkuk Harry. Mempersatukan bibir mereka. Disesapnya rakus rasa manis dari bibir Harry. Dihisapnya bibir kenyal bagai jelly strawberry itu hingga membengkak.

Draco baru melepaskan bibir Harry saat paru-paru sudah menjerit meminta pasokan oksigen. Harry belum puas mengisi paru-parunya dengan oksigen ketika Draco kembali mempersatukan bibir mereka. Tarian lidah kini tak terelakkan. Tangan Draco pun mulai menjalar nakal, memasuki kemeja putih Harry. Mengelus dada bidang Harry, dan mencubit tonjolan dada yang sedikit mengeras. Dalam ciumannya, Harry mengerang. Membuat tangan Draco semakin nakal, kemudian menjalar ke bagian selatan Harry.

W I S HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang