EVANESCENCE

153 6 2
                                    

#Three

Wanita paruh baya sibuk keluar masuk dapur pekarangan rumah, langkah kakinya teratur setengah berlari membuka pintu utama rumah besar yang terkunci setelah mendengar dentingan bel menggema.

"Ajhuma apa yang terjadi"

Pemuda tinggi yang beberapa detik lalu bungkam dan fokus pada buku akhirnya menyerah, bertanya kepada seorang wanita paruh baya yang merupakan kepala rumah tangga yang menenteng handuk baru kearah pintu

"Aku.....
"Because of me"

Bicara ajhuma terhenti dipotong oleh gadis bergaun hitam yang sedang kedinginan menyembulkan kepalanya dari balik pintu.

"Omooo baby what's going on"

Ny.Lee turun dari tangga lalu berlari kecil ke arah Chaerin yang bibirnya memucat.
Seung-hyun yang sedang menikmati hangatnya perapian sontak berdiri melihat penampilan adik perempuan nya yang lumayan berantakan.

"Susu jahe hangat"

Ny.Lee memerintahkan ajhuma kepala rumah tangga dengan pandangan lembut.

"Aku akan protes kepada BMKG setelah ini, cuaca pagi hingga siang begitu panas namun jam 8 mendadak turun salju, mereka tidak memberikan informasi apapun "

Ny.Lee berceloteh kesal seraya membalut tubuh Chaerin nya dengan handuk

"Its coold eomma"

Chaerin bergumam, cemberut manja memajukan tubuh bermaksud ingin dipeluk sang eomma, Ny.Lee tersenyum lalu memeluk Chaerin erat dengan senyuman bahagia melengkapinya.

"Aigooo gadis manja" Gumam Seung-hyun
"Hyun ah" jawab Ny.Lee
"Tapi dimana alas kakimu" tanya Seung-hyun berlagak polos
"Eommaaaa...

Chaerin melepas pelukan lalu merajuk pada Ny.Lee, Ny.Lee menangkup wajah Chaerin lalu pergi menjauh melangkah ke lantai atas.
Seung-hyun melihat punggung ibunya yang berjalan sedikit tergesa-gesa bermaksud mengambil alas kaki rumah milik Chaerin, Chaerin menggosok telapak tangan lalu berjalan masuk mendekati area perapian yang lebih dahulu dikuasai Seung-hyun

"Jadi siapa satu-satunya yang membuatmu rela berdarah hmmmm"

Chaerin menyernyit bingung lalu melihat tangan dan bahunya yang bernoda merah. Chaerin berpikir sejenak betapa pasti sopir taxi yang digunakannya untuk pulang merasa takut melihat penampilan Chaerin yang acak-acakan, rambut terurai berantakan, tanpa alas kaki, noda darah dibahu tangan dan lengan, dan tidak lupa wajah pucat.

"Oooo semoga sopir yang mengantarku tidak terkena serangan jantung"

Chaerin menggerutu, dengan tangan sibuk menghapus noda darah dengan handuk yang melingkar dibahu nya.

"Jeremy mengantarkan jas, dompet, dan ponsel, sementara Bom membawa mengandangkan mobil mu dengan frustasi, apa kau ingin menjelaskan sesuatu?"

Seung-hyun memandang jas, dompet, ponsel dan kunci mobil yang berada diatas meja diikuti lirikan dari Chaerin.

"Nop, I Will said thanks to Jeremy and once again to Bom"

Chaerin menyambar barang-barang miliknya dengan repot, bersamaan dengan itu Ajhuma kepala rumah tangga datang dengan segelas susu jahe hangat. Chaerin yang melihatnya segera mendekat kemudian menyambar susu jahe miliknya.

"Thankyou ajhuma"

Chaerin setengah berlari tanpa alas kaki naik tangga dengan barang-barangnya.

"Aishhhh"

Seung-hyun berdecak sedikit kesal karena tidak mendapat jawaban apapun dari Chaerin, Seung-hyun memandang Chaerin yang repot naik tangga dengan tangan kanan dan kiri penuh barang, sementara tangan kanannya sibuk mengangkat bagian bawah gaun, bagian bawah gaun mewah yang tampak kotor, berantakan, dan sobek.
_______________
Suasana pagi dingin di Korea, musim salju musim dingin sepertinya dimulai lebih cepat dari tahun lalu, matahari bersinar lumayan terang namun tidak sedikitpun menghangatkan. Perapian dirumah keluarga Lee sudah menyala sejak pagi buta, Ny Lee sibuk menata sarapan pagi dibantu ajhuma Han kepala rumah tangga.

EVANESCENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang