EVANESCENE

115 6 5
                                    

Namja mata naga membanting setir berbelok memarkirkan mobilnya diatas trotoar yang akan dilewati Chaerin.

Namja mata naga yang sepertinya kehabisan kesabaran itu turun membuka pintu mobil serta pintu bagasi. Dirinya turun berlari kearah bagasi belakang mencari keberadaan sesuatu, kotak demi kotak sepatu yang berada dibawah tumpukan dua kardus tissue kosong dibuka, namun zonk tidak ada sepatu atau sandal disana.

Chaerin berdiri mematung didepan mobil namja mata naga yang terparkir lengkap dengan asap dari ban belakang yang mengepul.

"What are you doing yaaaak"

Chaerin memutar langkah menghampiri namja mata naga yang putus asa karena tidak ada alas kaki yang bisa diberikannya pada Chaerin.

"Pakai itu"

Tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaan, yang didapat Chaerin malah sepasang sepatu milik namja mata naga yang kini berada didepan kaki-kaki nya.

Chaerin melihat kebawah dimana kini yang digunakan namja mata naga adalah hanya kaus kaki sama seperti dirinya, selanjutnya Chaerin melihat bagaimana sepatu kulit hitam ukuran besar menempel diujung jari kaki kanan dan kirinya yang berdarah.

Chaerin menyatukan alisnya lalu memandang wajah namja mata naga yang sedang memperhatikannya lalu menoleh kearah bagasi, tiga langkah Chaerin berjalan gontai kemudian tangannya mengulur mengambil dua kotak tissue yang sudah kosong dari bagasi, menyimpannya diaspal lalu memakainya menjadikannya alas kaki.

"Yaaaah"

Namja mata naga tersenyum geli setelah beberapa saat lalu merasa bingung.

"Mundurkan mobilmu sekarang"

"Itu darurat lagi pula aku juga po...

Namja mata naga berhenti bicara pada Chaerin setelah Chaerin melangkah meninggalkannya tanpa mau mendengar apa yang hendak dikatakan namja mata naga tersebut.
_______________
Chaerin berjalan dengan kecepatan rata-rata, Chaerin tergesa-gesa namun kondisi telapak kaki yang terluka membuatnya tidak bisa menambah kecepatan.

"Aishhhhhh"

Chaerin bergumam kesal melihat sekitar setelah dirinya berhenti berdiri mematung dihadapan pertokoan tengah kota yang didalamnya terdapat banyak pasang mata, ya pasang mata yang memandangnya takjub.

"Jika mereka tau aku polisi militer bahkan terkadang menjadi model mereka tidak akan memandang bahkan menertawakan ku begitu"

Chaerin meringis kesal melihat kearah pertokoan berkaca bening dan besar, bukan hanya pasang mata yang menyaksikan keberantakan dirinya bahkan manik matanya sendiri melihat bagaimana penampilan rapih yang semula kini menjadi acak-acakan dan yah lengkap dengan kaki yang berbalut kotak tisu bekas.

"Where is the taxi"

Chaerin menoleh ke arah jalan ramai dimana kendaraan beroda melintas, tidak ada taxi sejak tadi dan itu membuat Chaerin lumayan ingin marah.

Chaerin berdiri diatas sebuah aspal abu yang diwarna hitam putih serupa zebra, dipandangnya lampu rambu yang menunjukan merah dan satu plang dengan gambar taxi yang dicoret Chaerin kembali menunduk kebawah, melihat kerah kaki.

"Damn, taxi dilarang mengambil penumpang"

Chaerin bergumam kesal lalu meliahat kebawah ke kotak tissue yang digunakan Chaerin yang hampir rusak, robekan demi goresan sudah tergambar jelas disana, bahkan kotak tissue bagian kanan yang digunakannya lebih hancur lagi akibat basah rusak robek bersimbah darah.

Chaerin menggeleng mengerejapkan mata menahan sakit, mengatur nafas menenangkan diri dari amarahnya kepada Seungri yang membawa kabur kunci mobil, mobil, bahkan ponsel yang memang berada didalam mobil, Chaerin bersumpah dalam hati akan membalas kepada Seungri nanti.

EVANESCENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang