EVANESCENCE

74 4 2
                                    

Ramai disebuah ruang besar malam itu, jarum jam yang selalu saling mengejar beriringan menunjukan pukul 21.00 waktu Vietnam.

Tempat redup dengan lampu neon putih dihuni banyak kepala, kesemuanya adalah orang-orang yang tergabung dalam team GD.

"Hahahah"

Tawa pecah dari sekumpulan manusia yang sedang meluruskan kaki, memijati diri sendiri dan membalut luka sendiri menikmati lelah bersama.

"Jadi kalian membuat rencana lain saat penerbangan?"

"Ya rencana yang tidak kau duga"

"Lagi pula ada apa denganmu Seungri yah, apa kau pikir otak Ash sama seperti otakmu? Percayalah Ash bukan pecinta penyedap rasa seperti mu jadi dia tidak akan semudah itu"

Seungri memanyunkan bibir menerima kenyataan pahit bahwa ternyata dirinya tidak sepenuhnya tahu apa yang terjadi sehingga itu membuatnya kesal.

"Chaerinie dengar aku bahkan tidak tahu harus bagaimana mengatakannya atau mulai dari mana tapi ini semua adalah salahku, aku akan memberi tahu semuanya padamu, aku....

"Stop"

"Tidak ada yang harus kau katakan setidaknya tidak untuk sekarang, jika aku tidak salah dan semuanya belum berubah kita tinggal dalam satu rumah, dan aku rasa aku masih mengenal diriku sendiri bahwa aku bukanlah orang yang bisa dipaksa melakukan hal yang tidak ku inginkan"

Jauh dari peekumpulan, Potongan dari Chaerin dalam bicara Seunghyun membuat Seung-hyun terdiam, tanpa ada lagi gerak melanjutkan bicara.

Chaerin melangkah pergi meninggalkan Seung-hyun menyusuri tangga turun, pemandangan banker militer milik Vietnam hangat dirasa Chaerin dengan tawa pecah akibat banyak orang yang membicarakan apa yang baru saja mereka lewati beberapa jam kebelakang.

Tangga terakhir membawa Chaerin berjalan menuju sudut, dimana Ji-yong yang menopang tangan didada berdiri sendirian setelah lawan bicara meninggalkannya.

Itu adalah kali pertama wajah Chaerin terlihat menimbang-nimbang perihal apa yang akan dibicarakannya.

"Eummm Can i ask you someting?"

Chaerin menarik kebelakang anak rambutnya yang menggantung didepan wajah.

Ji-yong yang tertunduk mendongak melihat Chaerin yang datang kehadapan menatapnya dengan tanpa takut.

"Bagaimana bisa kau tau bahwa mobil yang aku kendarai tidak dapat berhenti dan panggilan itu..."

Chaerin menatap Ji-yong dari dahi hingga bibir dengan saksama.

"Hu....

"Aku tidak tahu"

Ji-yong memotong bicara Chaerin dengan melepaskan pangkuan tangannya dari dada.

"Terkadang yang harus kau lakukan hanyalah percaya"

Chaerin yang sebelumnya melihat kelantai memandang kembali Ji-yong setelah Ji-yong menyelesaikan kalimatnya.

Hari berganti musim, angin malam dingin yang dirasakan menusuk kelapisan terdalam kulit Ji-yong berbeda dengan malam sebelumnya di Vietnam.

Semilir angin hampir tengah malam Korea membawa kendaraan dan dirinya berhanti dipemakaman.

Dengan ekspresi wajah dingin milik naga Jiyong mematikan mesin mobil, membuka pintu samping kemudi lalu keluar disambut dingin yang semakin terasa melebihi didalam kendaraannya tadi.

Ji-yong menatap aspal dibawah yang dipijaknya, plat nomer yang berbeda dengan miliknya didepannya ban hitam berjumlah lain milik kendaraan didepannya menandakan bahwa bukan hanya dirinya yang ada disana dipemakaman militer tua.

EVANESCENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang