Fourth chapt

38 17 1
                                    

Adnan?

"Gie"

hening

"Gia"

Masih hening

"Giliaaaaaaaan"

aku baru tersadar kalau lala yang sudah berpakaian olahraga dari tadi memanggilku .entah karena masih memikirkan adnan yang lala ungkit selama makan kemarin atau memang badanku sedang tidak vit . yang jelas sedari tadi aku hanya terduduk sambil menopang kepala dengan tangan diatas meja.

"apa la?" jawab ku lesu

"lo napa sih hari ini lesu banget, lagi pms ya?"

"gak juga, tapi mungkin bakalan deh." Kujawab dengan malas.

"lo ikut ga pelajaran olahraganya? hari ini kan kita bakal main voli..."

Dengan segera kuputus kata katanya sebelum menjadi ceramah panjang "nggak la, aku lagi gak konsen . yang ada entar malah kepalaku yang jadi bolanya"

"huuh..yasudah aku kelapangan ya ,lo istirahat aja , kalau perlu ke uks gih , Biar tuan putri gak sakit"

Lala langsung keluar dari kelas dan meninggalkanku yang masih terduduk dengan posisi yang masih sama . Tapi biarin aja ,aku memang sedang butuh waktu untuk sendirian kok. Bahkan kelas yang hanya ada diriku ini terasa cukup nyaman .dan dari tempat duduk ku pula aku dapat menyaksikan pemandangan yang lumayan .

Melihat kearah lapangan , mata ku membalak ketika melihat lala dengan nafas yang tersengal menunjuk ke arah aku duduk membuat pak zel ,guru olahraga yang umurnya udah kepala 4 (umur 40an) menoleh kearah kelas yang ada di lantai atas. Entah apa yang mereka bicarakan, rasanya aku dalam masalah besar.

Aku memalingkan wajahku dari jendela dan tak berapa lama kemudian , ku lihat lagi sosok yang ku kenal.... masih dengan nafas yang tersengal namun sepertinya lebih parah.

Tak tega melihatnya dengan nafas seperti itu, aku menghampirinya tanpa peduli meja yang tersenggol karena diriku yang sudah panik dan langsung menyuruhnya untuk duduk di kursi terdekat. Segera aku ambil air mineral dan inhaler miliknya,berharap agar nafasnya segera membaik.

"G...gg..ggie..." suara lala terdengar sangat parau dan terputus putus tanpa adanya tarikan nafas yang stabil. tanpa intruksi dari lala, aku dengan cepat memberikan inhealer miliknya dan menyuruhnya untuk duduk , setelah mulai mereda aku menyodorkan sebotol air mineral dan menyuruhnya minum agar tenggorokannya tidak mengeluarkan suara parau seperti barusan.

"gg...gie" setelah kata yang terdengar seperti panggilan untukku, terucap dari bibirnya, tiba tiba saja lala pingsan . Tepat sebelum terjatuh aku berhasil menahannya lalu menarik kursi lain dengan kakiku. Kepalanya ku taruh di kursi itu dengan tas sebagai bantalnya.

Panik

Itulah yang terjadi padaku saat sedang memegang denyut nadi yang ada di tangan dan lehernya. Denyut nadi itu semakin melemah, namun jantungnya berpacu cepat. Sontak aku keluar kelas dan mencari siapapun yang dapat membawanya ke uks.

Brugh

Serasa menabrak seseorang di persimpangan koridor. aku yang terjatuh dalam posisi duduk sempat emosi karena di saat lala dalam keeadaan kritisnya aku malah terjatuh dan parahnya lagi perasaanku semakin kacau karena khawatir akan keadaan lala

"Gie. Lo gak papa? "

"Rei?......"

"Kenapa gie?"

"REI!!!!. CEPET BANTU AKU.... LALA .... DIKELAS.... PINGSAN.!!!!!."

secepat kilat aku tak melihat rei lagi di hadapanku , ingin aku segera menyusulnya namun aku terpaku dan tak bisa bergerak kemanapun. Bukan... bukan karena ada setan yang menahan kakiku. Tapi karena seseorang yang ada tak jauh dari tempatku berdiri. "Adnan"

Each Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang