Mood crusher
#lala#
"kak adit?" ucap gia sambil menatap lurus ke meja paling depan . Mendengar nama 'adit' disebut aku pun menolehkan kepalaku.
Itu beneran kak adit, huaaa aku bisa melihatnya dari jarak dekat tapi posisi ini sangat tak menguntungkan. 'Oh kenapa gak tukaran posisi aja'
"pstt gie, boleh tukaran tempat nggak?" tanyaku pelan pada gia
"ngapain tukeran la? Duduk lagi aja di sini rei sendiri juga gak papa kok diakan jawara jomblo"
Mendengar gia mengatakan itu rei melotot ke gia"Enak aja jawara jomblo. Emangnya ada lomba buat jomblo?"
"Kalo lu yang ngadain ya ada aja" kak miral menyahut
Seketika kami tertawa
Ah baru ingat ,kak adit . Aku harus pindah tempat duduk
Saat aku ingin berdiri rei menggenggam tanganku lalu menggeleng. Aku pun kembali duduk dengan cemberut. Kok nyesel ya pindah ke deket rei?
Mungkin melihat aku yang cemberut ingin pindah Kak miral yang sedang memakan makanannya tiba tiba berhenti kemudian berdiri lalu pindah ke sebelah kanan rei yang kosong" duduk aja sama gia" ucapnya sambil tersenyum ramah. sungguh menenangkan hati. Namun rei tak melepaskan tannganku
Aku melotot pada rei dan saat tangannya lepas aku kembali ke habitat awalku
"gia... geser dong please..." ucapku sambil mengeluarkan puppy eyes milikku.
"tatapan among lebih lucu dari pada pupy eyes mu la " jawab gia sambil meminum milkshake dengan tenang
"pfft" dapat ku dengar rei menahan tawanya
Kesal, akhirnya ku geser gia dengan paksa agar sejajar dengan miral dan aku sejajar dengan rei. Sebenarnya tujuan utama kali ini adalah melihat kak adit selama yang kubisa
{tips ala lala: kalau ada doi di kantin/perpus /dsb cobalah cari tempat duduk dimana kamu bisa melihatnya namun tidak terkesan stalker. jadi kalau ketauan, cobalah bersikap natural dengan bertingkah kalau kamu sedang berbicara dengan orang di hadapanmu.}
Ku lihat kak adit sedang mengecek ponselnya tak peduli dengan ramainya suasana kantin yang seperti pasar minggu. Tiba tiba dua cewek datang dan duduk di hadapan kak adit sebagai penghalang tambahan termasuk rei
Fokus mencari celah tiba tiba muka rei berada tepat didepan wajah ku sampai aku berteriak cukup keras bahkan hampir meloncat
hampir sebagian orang melihatku seakan melihat sesuatu yang aneh. Jadi aku kembali duduk sambil memeluk tangan gia karena malu " gie... balik ke kelas yuk" aku merengek pada gia. Sumpah itu tadi gondes banget
[p.s : tips tadi hanya berlaku bila teman mu tak iseng menghalangi pemandangan]
"ngapain ke kelas?" Rei bertanya
Andai ia tau kalau ia lah penyebabnya"garagara rei sih"ucapku sangat pelan sambil meliriknya tajam lalu membuang muka pada gia "please gie... ke kelas" sekali lagi aku memohon sambil mengguncang tangan gia
" haaah iya iya...kami duluan ya"
"Eh tunggu..." rei bergegas menutup bekalnya lalu hampir berdiri sebelum kak miral bersuara
"temennya boleh dipinjam dulu? ada yang mau diomongin, mumpung ingat" .
oh dengan senang hati aku akan menjawabnyan "ah, ambil aja kak gratis kok, kami ikhlas lahir batin gak usah dibalikin" ku jawab antusias lalu mendorong gia agar berjalan cepat
KAMU SEDANG MEMBACA
Each Of Us
Teen FictionKurasa tak perlu prolog yang menggambarkan seorang tokoh utama dalam sebuah cerita. karena masing-masing tokoh dalam cerita ini berhak untuk menjadi tokoh utama dari sudut pandang mereka masing-masing. Bahkan bila cerita ini terhenti. Setiap tokoh a...