Seventh chapt

20 15 0
                                    

Gia's mood

#Gia#


"GIAAAAAA..." seperti biasa, teriakan lala lagi lagi berkumandang , oh biar kutebak ... minjem buku catatan atau mau cerita tentang entah apa yang habis ia baca?

"giaaa" lala yang baru sampai langsung menjadi pusat perhatian . tak peduli akan hal itu lala tetap menghampiriku

"napa la"

"ish, gia kok ketuss gitu sih"

"hah? Aku kedengeran ketus yah?!"

"tuh kan, sekarang malah marah. Mood nya lagi gak bagus ya?"

"tau" ucap ku singkat sambil mengedikkan bahu

"gie aku mau bilang..." ucapan lala terhenti sambil melihat keluar jendela. "eh nanti aja lah ya gie aku pergi dulu" ujar lala tanpa menunggu persutujuanku berlari meninggalkanku sendiri

"oi" suara cowok yang sedikit serak terdengar seakan memanggil

Kutolehkan kepalaku ke arah asal suara
"kak raka ? ngapain dan sejak kapan disini ?"

"sejak lu bengong merhatiin kepergian sahabat lu itu, kemana perginya anak itu ?"

"anak itu? Maksudnya lala? Tadi sih ada sekarang udah ngilang"

"emang napa sih ,kayaknya kepingin banget ketemu lala" aku mulai penasaran

"cih. bukan urusanmu juga" ucapnya lalu pergi

"haah..sepertinya lebih baik aku membasuh mukaku" ucapku

#thors#

*Jam istiraahat

Dua hari berlalu SMA tunas harapan lagi - lagi dihebohkan dengan kedatangan dua murid baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dua hari berlalu SMA tunas harapan lagi - lagi dihebohkan dengan kedatangan dua murid baru. Bagaimana tidak heboh ? lagi - lagi dua murid baru ini pindahan dari sekolah yang sama dengan murid sebelumnya SMA nusabangsa.

Tidak hanya pindah dari sekolah elit nan berkelas yang membuat mereka menjadi pusat perhatian, tapi lihatlah mereka.

Yang laki - laki tampan, dengan rambut yang dibiarkan agak panjang walau tak terlalu tinggi namun ditambah kaca mata yang bertengger manis dihidung mancungnya.

yang perempuan tidak kalah menarik, gadis cantik dengan rambut panjang bergelombang, kulit mulis layaknya porselen , mata berkilau dan bibir ranum yang indah

Ah ! coba lihat cara jalan mereka yang santai namun elegan membuat kesan sedikit angkuh melekat pada mereka

Gia yang sedang berjalan menuju kelas menghembuskan nafasnya kasar. Dia pusing melihat kerumunan para siswa dan siswi yang melihat kedatangan dua murid baru itu

'Mungkin ini yang lala mau bilang' dalam benaknya

"hai gia" sapa seseorang dari belakang sambil menyentuh pundak gia

Each Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang