one

44 2 0
                                    

Elena

Cahaya matahari yang masuk melalui sela sela jendela membangunkanku. Jam 6.30, bagus aku masih bisa bersiap siap. Tidak seperti biasanya aku mendapatkan kesempatan seperti ini, di hari-hari lain aku hanya menggunakan skinny jeans dan baju apapun yang bisa aku temukan belum lagi rambut pirangku hanya dibiarkan begitu saja. Kelas pertamaku baru dimulai pukul 9 nanti jadi aku masih sempat mencuci rambutku sekarang.

Setelah selesai mandi aku berjalan menuju lemari sambil bercermin. Sudah lama aku ingin mengganti warna rambutku, tapi aku tidak punya keberanian untuk melakukannya. Beberapa saat kemudian aku sudah siap, menggunakan atasan off the shoulder berwarna putih dan skinny jeans langgananku. Sambil berjalan di sejuknya udara pagi London, aku beberapa kali mengecek handphone-ku. Karena semalam hujan turun, jalanan agak licin dan basah. Aku menyesal menggunakan sepatu baruku yang saat ini basah.

Tapi beberapa saat kemudian bukan hanya sepatu-ku saja yang basah, melainkan seluruh tubuhku. "Hey brengsek!" teriaku. Lelaki yang sedang mengendarai mobil range rover itu menoleh ke arahku. Dia hanya melihatku dan tertawa, segera aku mengangkat jari tengahku. Bagus,sekarang aku terpaksa masuk ke kelas basah kuyup.

Untung saja kelas masih sepi, jadi tidak banyak orang yang mengetahui keadaanku. Saat bel berbunyi bajuku sudah lumayan kering. "Haiii" teriak sahabatku Taylor sambil melempar buku-bukunya ke meja dan duduk di sampingku. "Apa yang terjadi pada-mu hah?" tanyanya. "Orang brengsek yang melewati kubangan air dengan mobilnya" gerutuku. Taylor tertawa kencang setelah aku memberitahunya, alhasil semua orang melihat ke arah kami. Hebat, sekarang satu kelas tahu aku datang basah kuyup, terima kasih banyak Tay kataku dalam hati.

Ditengah-tengah pelajaran, pintu kelas terbuka semua orang pun langsung membalik badan, terkecuali aku. "Maaf telat" kata orang tersebut. "Sekali lagi seperti ini, tidak akan saya izinkan masuk kelas" balas Mr.Anderson. Mampus lu, lagian dateng jam segini bodoh banget pikirku. Akhirnya aku memutuskan untuk melihat ke arah lelaki tersebut untuk melihat reaksinya. Dia hanya menghela nafas dengan muka malas, sedangkan perempuan disampingnya tertawa kecil. "Mau belajar apa ke pantai sh? Kok pake kacamata hitam segala" kataku kepada Taylor. Tetapi saat aku memalingkan muka-ku aku melihat pandangan Taylor terpaku ke lelaki tersebut. "Hey! Dengar tidak sih?" kataku sambil melambai-lambaikan tangan ku untuk mendapat perhatiannya. "Eh sorry, dia terlalu sempurna sehingga aku tidak bisa berhenti melihatnya" balasnya dan mengalihkan kembali pandangannya ke lelaki tersebut yang sekarang duduk 2 baris dari tempatku. Sambil memutar bola mata aku bertanya kepada Taylor, "Biasa aja sih" balasku sambil melanjutkan menulis apa yang Mr.Anderson katakan.

Tiba-tiba Taylor menarik pundaku."Biasa aja?" tanyanya terkejut, aku balas mengganguk "Biasa aja?" tanyanya lagi, "Harry Styles, kapten football,idaman semua cewek di kampus ini, cowok terganteng di kampus ini, dan seorang Elena berkata dia 'biasa aja'?" tanyanya lagi. Sekali lagi aku hanya mengganguk dan kembali menulis. Kudengar Taylor menggucapkan aneh tapi aku hanya menghiraukannya.

1 jam kemudian bel berbunyi menandakan kelas sudah berakhir, kudengar suara Mr.Anderson mengingatkan tugas tapi tidak ada yang memperhatikannya. Aku berjalan ke lokerku setelah memberitahu Taylor untuk menemuiku di depan bersama yang lain. Namun seseorang menabraku dengan keras,akibatknya buku-buku ku berserakan di lantai.

"Gimana sih?!" teriak-ku. Aku merasakan orang yang menabraku itu memandangku dari atas. "Liatin aja terus bukan-nya bantuin" kataku kesal. Orang tersebut tetap berada disitu saat aku selesai, tetapi hanya diam.

Aku pun bersiap untuk mengomelinya habis-habisan, tetapi saat aku melihat muka orang tersebut aku jadi teringat sesuatu. "Heh lu yang tadi nyiram gua ya?!" tanyaku kesal. Ternyata orang itu adalah (yang katanya) cowok terganteng di kampus, Harry Styles. Dia berdiri tepat didepanku melihatku dengan tatapan malas, dan kemudian dia melangkah ke depan sehingga muka kami hampir bersentuhan. Jantungku berdebar kencang karena ternyata dia sangat ganteng, tetapi aku tidak akan pernah mengakui itu tentu saja. "Salah sendiri lu jalan ga bener" balasnya.

Sebelum aku sempat membalasnya, Harry sudah pergi dari hadapanku sebelum berkata, "Baju lu tempus pandang tuh" teriaknya. Kutarik semua ucapanku sebelumnya, Harry Styles adalah orang paling brengsek di dunia.

-

Aku berjalan menuju Taylor dan yang lain sambil mengomel tentang Harry. "Hey!" panggil Dylan, "Lu kenapa ngomel-ngomel sendiri?" tanya-nya sambil bergeser agar aku bisa duduk. Aku membanting tasku dan duduk disamping Dylan, kulihat muka-muka penasaran mereka yang sudah siap mendengarkan. "Tidak apa-apa, hanya seorang brengsek yang bertingkah seperti brengsek" kataku,

"Bukannya emang seharusnya begitu?" balas Dylan, aku memukul kepalanya sebagai balasan. Disampingnya, Helen hanya menggeleng-geleng kepala sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Wajar, kalau seandainya Dylan adalah pacarku aku juga akan begitu.

"Heh, kok malah ngelamun" panggil Helen, aku pun langsung menggeleng kepalaku. "Sorry, kenapa?" tanyaku. Helen menghela nafas sebelum melanjutkan pertanyaannya, "Muka lu tuh kenapa, cemberut mulu lu." Tanya Helen yang sekarang duduk di pangkuan Dylan sehingga aku yang duduk disampingnya hampir saja jatuh. "Gak kenapa-napa, mood gue lagi ancur jadinya gua gini" jawabku sambil menyeruput minumanku. Beberapa menit kemudian aku melihat Jenna saudara kembarku berjalan menuju kami. Taylor,Dylan dan Helen pun langsung menghela nafas, bahkan Dylan sempat mengomel-ngomel, aku yang melihat kelakuan mereka tertawa kecil. "Hi guys!" sapa Kelsey, well lebih seperti teriak menurutku. Sepertinya diantara kami yang paling membencinya adalah Dylan, walaupun aku sudah tinggal bersama Kelsey seumur hidupku.

Kalian pasti penasaran mengapa kami membencinya, pertama walaupun dia saudara kembarku, kami sangat sangat berbeda. Dia mengencani cowok yang berbeda setiap minggunya, dia juga terkenal sebagai perebut pacar orang. Jadi bisa dibayangkan mengapa kami semua membencinya, belum lagi sifatnya yang terlalu hiperaktif hiii seram.

"Hi Kelsey" sapa kami semua dengan malas. Kelsey tiba-tiba duduk di sebelahku, otomatis menggeserku sehingga aku terjatuh dari kursi. Aku menggerang kesakitan sambil mengelus ngelus kakiku. "oops sorry" kata Kelsey dengan polos, aku hanya memutar bola mataku sebagai balasan.

Kami semua yang semula asik berbicara tiba-tiba menjadi diam saat Kelsey datang, karena rata-rata Kelsey adalah topik utama pembicaraan.

Tiba-tiba sesuatu menarik perhatianku, atau seseorang. Harry Styles sedang berjalan kearahku, seketika aku menjadi salah tingkah dibawah pandangannya. Aku sedang bersiap-siap untuk menghindar darinya, tetapi aku membatalkan niatku ketika Harry mencium Kelsey saudara kembarku.

APA?! DIA MENCIUM SAUDARA KEMBARKU?

Saking terkejutnya aku terjatuh untuk kedua kalinya. Aku bisa merasakan matanya memperhatikanku saat aku berdiri, merasa malu sendiri aku langsung berdiri di belakang Dylan. "Dylan sejak kapan mereka?" tanyaku berbisik, "Mana gua tau, gua aja baru tau sekarang." Bisik Dylan kembali. Sejak kapan mereka berdua pacaran? Bukannya tadi pagi Harry menggandeng cewek lain ya? Kelsey pun langsung menjawab semua pertanyaan dipikiranku. "Kenalin ini Harry pacar gue sejak tadi pagi." Kata Kelsey yang sekarang cengar cengir sendiri sambil duduk di pangkuan Harry. 'Daripada gue diem disini ngeliat kakak gue mesra-mesran mending pergi aja dah' pikirku, aku pun segera membereskan barang-barangku bersiap untuk pergi. "Guys gue duluan ya." Kataku. "Emang lu mau kemana?" suara Harry mengejutkanku. "It's none of your business." Balasku dingin, dan aku pun buru-buru melangkahkan kaki dari tempat itu. Dasar itu orang, seenaknya aja ngelupain masalah, emang kalau dia macarin saudara gue kita tiba-tiba jadi temen gitu? Ih, gak banget.

Tiba-tiba seseorang menarik tanganku sehingga badanku memutar menghadap orang tersebut. "Apaan sih narik-narik." Tanyaku ketus. "Habisnya lu dari tadi gua panggil-panggil gak nyaut." Oh tidak suara ini arggh kenapa sih dia harus mengikutiku. "Well," kataku sambil menyilangkan tangan, "Lu udah dapet perhatian gue, ada perlu apa?" suaraku terdengar malas, sebenarnya aku memang malas bicara ke orang ini. "Lu kenapa sih? Ketus banget." Begitu pertanyaan tersebut keluar dari mulut Harry, mulutku melepaskan tawa tanpa humor, "Lu nanya gue kenapa?" tanyaku sambil menaikan alis sebelah kananku. Harry membalas pertanyaanku dengan anggukan. "My god Harry, gue tau lu bodoh tapi gua ga nyangka lu sebodoh ini." Balasku sambil memutar bola mataku. "Jangan kira karena lu sekarang macarin kembaran gue, kita tiba-tiba jadi temenan." Kataku sambil menarik tanganku dari genggaman Harry. "Never.in.a.million.years." kataku sekali lagi sebelum pergi.

the boy is mine//h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang