Aku berdiri di samping liang makam Ayah, menaburkan segenggam tanah pertama yang mengubur peti mati putihnya. Isak tangis terlantun dari seluruh East Wing, bahkan seluruh dunia yang mendengarnya. Jalanan dipenuhi bunga magnolia putih, simbol keagungan kerajaan kami, menyerupai kelir langit yang pucat. Kelopak-kelopak itu dibawa terbang oleh angin dan mengitari rerumputan dari depan katedral istana hingga pusara keluarga Claumere. Tak lama lagi, nisan Ayah akan dipahat dan melengkapi makam kelompok silsilah Claumere di pekuburan ini, tetapi masih menyisakan banyak pekarangan untukku dan untuk sanak-saudaraku kelak.
Aku tidak tahu apakah aku dapat menjadi Raja sebijaksana ayahku. Namun, aku telah dididiknya sejak kecil sebagai Sang Putra Mahkota, dan ini adalah momen yang dipersiapkan untukku semenjak aku lahir. Para Makhluk Baik yang ditinggalnya turut melayat, berkerumun di balik deretan terali batang logam. Meski mereka hanya sanggup meratap dari jauh, mereka tetap menunjukkan duka yang besar. Ini adalah bukti betapa Ayah sungguh dicintai oleh segenap rakyatnya.
Selama seharian penuh, aku dan saudara-saudaraku bahkan tak sanggup berbicara. Flinn dan Franell menjauh dengan duka mereka sendiri. Sementara itu, Noola menebarkan bunga anyelir merah muda di antara ribuan magnolia yang ada.
Zveon sedang merangkul pundak Noola dengan prihatin. Jika Pangeran Barat itu tidak menenangkannya, aku tak akan membolehkan Noola pergi ke upacara pemakaman Ayah. Keberadaan Zveon membuat Noola sanggup menahan emosinya yang meruah.
Putri Stella dengan gaun dan selendang hitamnya bergerak mendekat ke arahku. Ia tidak mengatakan apa-apa. Hanya mengerahkan seikat bunga padaku, dan mengangguk ketika aku menerimanya. Kuletakkan buket bunga itu di atas makam ayah, tepat di lokasi nisan itu akan terpasang nantinya.
"Terima kasih, Stella." bisikku, baru kusadari bahwa itu adalah ungkapan kedua yang kuucapkan hari itu, setelah pidato kematian Ayah di katedral, meski aku tak banyak mengungkapkan perasaanku. Kini aku mengerti ketangguhan Zveon dan Stella yang tak mendapat kasih orang tua mereka sebelum mereka dewasa, pengalaman mereka jauh lebih pedih dari yang aku pernah alami.
Silau oranye hangat membuatku mengalihkan perhatian dari gundukan tanah bercampur bebungaan itu. Telah datang salah seorang Fantasy Warrior yang berdiri di antara Warriors lain. Wajahnya memandang enas, entah karena rasa simpatinya terhadap kematian Ayah, atau karena arah pandangannya yang ditujukan pada sosok Penyihir-Vampir yang tengah mendekap adikku.
Ziella ...
Aku melangkah menjauh dari tepi makam. Kuhampiri gadis peri dengan rambut yang memancarkan sinar jingga itu. Rintik hujan mulai menetes lirih pada kulit wajahnya. Aku berdiri tepat di hadapannya, menghalangi jerumus pandangannya terhadap apapun yang sedang dilihatnya.
"Apa yang kau lakukan di sini, Ziella?" tanyaku, meski itu pertanyaan yang kurang patut kutanyakan. Ziella mengedipkan matanya dengan terkejut, dan ketika gadis itu mulai mencondongkan tubuhnya ke samping untuk melihat lebih jelas, aku menutupi pandangannya lagi dengan tubuhku.
"Ah, aku minta maaf, Pangeran Forest," katanya sambil menarik napas gemetaran. "aku turut berduka dengan apa yang telah terjadi pada ayahmu."
"Terima kasih," bisikku seadanya. Meski Ziella telah mengerjapkan matanya, ia tetap tak bisa menyembunyikan bias lara itu dari iris jingganya. Apa yang dilihatnya telah menyakitkannya. Walau begitu, ia memaksa diri untuk tegar karena ia memiliki rasa simpati terhadap keluarga kami.
Zveon adalah raja muda yang kuat, itu kata semua orang. Sang Otokrat yang berhasil mencetuskan kebaikan dalam hati masyarakat kegelapan, membuat negaranya memercayakan estafet kepemimpinan untuk silsilah keturunannya. Ialah Sang Pionir Negara Monarki. Cinta sendiri tidak cukup untuk menentukan pasangan hidupnya, tetapi gadis hellbender di hadapanku inilah yang membuat makhluk kegelapan nomor satu itu tunduk pada kasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shine and Shadow (Dark and Light, #2)
FantasySequel of Dark and Light by Mandascribes. ROMANCE - FANTASY - ACTION - ADVENTURE *** Mempertahankan sebuah dunia yang sebagian penghuninya adalah para monster tidak mudah. Bagi mereka yang ingin mempertahankan kedamaian, harus siap kehilangan segala...