Shine and Shadow (Dark and Light, #2)

Chapter 5 - Her True Power

Kenyataan bahwa aku sedang berjalan bersama makhluk-makhluk terkuat Fantasia Cosmo tidak lebih mengejutkan bagi Maggie dibandingkan dengan keberadaanku dalam penglihatannya. Ketika debu magenta itu berkelip dan mengenyahkan sayapnya di tanah, Maggie kembali ke wujudnya yang tak bersayap, dan ia akhirnya terperangah dengan kedua sosok kegelapan di sisiku. Ratu Anna menjatuhkan rahangnya takjub.

"Your Highnesses," Maggie membungkuk lihai penuh hormat, kulihat senyum mengembang pada parasnya, sedikit diwarnai perasaan lega. "maafkan kelalaianku. Sudah menjadi tanggung jawabku untuk menjaga dan melindungi Putri Ziella, tetapi aku akhirnya menemukannya." Ia mendongak untuk menatap wajah kedua pemimpin itu. "Suatu kehormatan dapat bertemu dengan My Lord Zveon, dan bila aku tidak salah ..." Dilayangkannya pandangan pada Ratu Anna. "Anda pasti Ratu Anna Usoda, ratu seluruh Fantasia Cosmo."

Aku hendak membuka mulut untuk meminta maaf begitu kurasakan sekelumit perasaan bersalah. Wajah Maggie tidak pernah menampakkan kekesalan meski aku selalu membuatnya susah, tetapi Ratu Anna lantas meluapkan antusiasmenya.

"My, my, my!" Maggie tersentak gugup ketika iblis triple gene itu menepuk bahunya dan menjabat erat tangannya. "Hellbender memang makhluk yang menakjubkan. Pertama, Ziella dengan rambut oranye yang memukau. Kini, seorang hellbender lain yang begitu indah. Siapa namamu, wahai hellbender?"

"Namaku Magenta Heather, Your Grace. Dan aku adalah pelaya—"

"Teman." sergahku cepat sambil membelalak pada Maggie. "Ratu Anna, Zveon, perkenalkan, ia adalah Maggie, temanku di Suaka Cahaya. Ialah yang selama ini selalu menemani dan menjagaku di sana." Kuhela napas sedalam-dalamnya. "Maafkan aku, Maggie. Aku membuatmu khawatir. Tetapi tenanglah, aku baik-baik saja."

Maggie mengangguk tulus. "Tidak apa-apa, Tuan Putri. Aku hanya lega Putri baik-baik saja."

"Senang bertemu denganmu, Magenta." Zveon bertukas hangat. "Terima kasih telah menjaganya selama aku tiada." Aku lantas menangkap tatapan iris merah itu selama kedua tangan kami masih teranyam erat. Dingin di telapak tangannya memicu quartzku untuk berdebar riuh. Kusimpulkan senyuman haru pada kegelapan yang kucintai itu.

"Ini adalah bagian dari tugasku, Yang Mulia. Aku berani bersumpah aku akan melindungi Tuan Putri, selama aku berada di sisinya."

"Itu bagus. Aku sangat bangga padamu, Magenta." Sekali lagi Maggie terkesiap saat Ratu Anna merangkulnya dengan satu tangan, tak menyangka gelagat ratu dunia yang begitu luwes itu. Aku tersenyum geli melihatnya, ia pasti tak habis pikir mengapa Ratu Anna benar-benar berbeda dengan Ratu kami, Azelia Gwyneth, yang sangat angkuh dan gemulai jika dibandingkan dengan sepupu Zveon yang masih muda itu. Ketika mereka berdiri berdampingan, Maggie dan Anna terlihat sama-sama terlihat tegap dan kuat, meski Ratu Anna terlihat lebih menjulang dengan kedua tanduk hitam yang merangkai rambut merahnya.

"Aku sangat terkejut dengan keberadaan Baginda," Meskipun sudah berusaha, Maggie tetap tidak bisa meloloskan diri dari rangkulan Anna. "aku menduga Baginda kemari untuk mengunjungi kediaman kaum kami?"

"Tentu saja, Magenta." Zveon menimpali. "Kami kemari untuk memenuhi panggilan ratumu. Aku bisa merasakan aura itu berdentam di kepalaku, saat ini juga. Ziella sudah mengatakannya padaku, bahwa portal itu terbuka hingga kalian bisa keluar dari sana. Apakah aku benar?"

Maggie meluruskan bibirnya, sedikit memberikan tanggapan ragu. "Benar, My Lord. Portal itu memang telah terbuka pagi ini. Tetapi ... Ratuku tidak mengatakan apa-apa soal kedatangan Yang Mulia. Maafkan aku atas ketidaktahuan ini."

Ratu Anna menyatukan alisnya. "Itulah yang ingin kami bicarakan segera, aku yakin kami memliki banyak yang harus diutarakan. Aku tak pernah melihat kaum hellbender kecuali kau dan Ziella, dan aku perlu menemui rakyatku untuk mengetahui kondisi kalian. Selain itu ..." Senyuman tajam menampakkan gigi taringnya. "Fantasia Cosmo masih terlalu luas untuk kalian tinggalkan."