Part 1

40 5 0
                                    

"Thomas.. Thomas... Huh hah huh hah" teriak Eleane yang berusaha untuk menyelamatkan hidup Thomas, 5 menit yang lalu jantung Thomas tiba-tiba berhenti mendadak, dan hingga sekarang Eleane masih melakukan CPR pada Thomas. Hidup Thomas diabdikan untuk Eleane, entah kenapa ia tak ingin jauh dengan Eleane, baginya Eleane adalah anaknya. Eleane menyayangi Thomas selayaknya ayahnya sendiri, begitu juga Thomas.

"Berhentilah professor" ucap salah satu suster rumah sakit tempat Eleane bekerja, Eleane sudah memutuskan untuk berada di Prancis. Kejadian belasan tahun yang lalu masih teringat jelas dipikiran Eleane.

Keanos bisa saja memaafkan Fernando, tapi Eleane tak bisa memaafkan Fernando. Fernando memutuskan untuk hidup bersama Clara, dan tidak pernah muncul dihidup Eleane ataupun Keanos.

Calvin sudah bahagia bersama Bella, ia telah mempunyai buah hati yang bernama Cicio dan Celin sikembar yang menggemaskan. Anaknya hidup selayaknya anak-anak biasa, sedangkan Eleane bisa dibilang tidak sesempurna hidup Calvin karna anak Eleane dianugerahi kecerdasan yang luar biasa oleh tuhan.

Eleane dan Eric yang dianugrahi otak yang luar biasa cerdas mewariskan kecerdasannya pada anak-anak mereka, Leo dan Lowie. Leo mempunyai IQ 245, sedangkan Lowie 145 lebih rendah daripada orang tua dan kakaknya, tapi itu masih diatas rata-rata anak normal bisa dibilang termasuk anak jenius. Karna IQ yang didapat ia menjadi terobsesi untuk melampaui batas kakaknya, ia melakukan apapun untuk bisa menjadi cerdas seperti kakaknya. Lowie terkesan lebih dingin dan tidak tersentuh, ia juga cenderung pemarah seperti Eleane.

Eleane masih mengatur nafasnya, ia terisak menyadari kalau Thomas sudah tiada, "Waktu kematian 16.25 akibat serangan jantung" Eleane menangis sejadi-jadinya, "Thomas.. Thomas.. Thomas" panggil Eleane, ia memukul-mukul dada Thomas berharap ia kembali ke dunia.

Eleane melangkahkan kakinya keluar ruangan, ia menatap suaminya dengan tatapan mata sedih, ia memeluk Eric dengan erat, "Thomaaas" ucap Eleane sesenggukan.

"Mom" Leo memanggil ibunya pelan, ia kemudian memeluk ibunya erat memberikan kehangatan untuk segala kesediahan. Lowie pun juga melakukan hal yang sama, gadis berumur 16 tahun itu memeluk ibunya dengan erat, tak seperti Leo yang masih bisa merasakan sakitnya kehilangan, Lowie sama sekali tak bisa menangis walaupun kehilangan Thomas.

Hati Eleane mulai tenang, ia sudah bisa merelakan kepergian Thomas. Lowie duduk disamping kakaknya, "Hey.. Mommy kenapa sih, dia hanya kehilangan Thomas yang notabennya bukan siapa-siapa" bisik Lowie sambil menggerutu.

"Jaga ucapanmu, grandpa Thomas lebih berharga daripada kau" desis Leo, ia geram pada sifat adiknya yang terlalu sombong.

"Huh.. Kau memanggil dia grandpa padahal dia bukan grandpa kita." desis Lowie pada kakaknya.

"Percuma aku berbicara denganmu, kau sama sekali tak punya hati. Dasar anak kecil tak tau diri" ucap Leo dingin, ia kemudian pergi menjauh dari adiknya.

"HEY JANGAN ACUHKAN AKU, AKU BELUM SELESAI" teriak Lowie, ia berlari mengejar Leo. Dengan cepat ia melayangkan tinjunya.

Brakkk, dengan cepat Leo membanting tubuh Lowie dengan sekali hentakan, Leo sudah hafal dengan sikap pemarah Lowie, semua mata menatap Leo dan Lowie dengan tatapan terkejut, "Hey dengarkan aku, menyerang musuh dari belakang adalah sifat dari seorang pengecut. Kau dengar itu anak kecil" ucap dingin Leo, ia kembali menegakkan tubuhnya. Lowie berdiri dengan cepat, dan pergi dari Leo yang sudah mempermalukannya.

Lowie menghentak-hentakkan kakinya dengan sebal, Liana melihat cucunya yang keluar dari rumah sakit dengan keadaan marah segera mengikuti langkah cucunya.

"Dasar Elliot kurang ajar, berani sekali dia mempermalukan aku" gerutu Lowie, Liana mendekati cucunya.

"Dia juga kakakmu Eloise" Lowie terkejut tatkala menyadari neneknya berada dibelakang, dengan cepat ia membalikkan tubuhnya.

Lost Star (#Riga 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang