Elzio mengepalkan tanggannya kuat, ia nampak geram melihat kemesraan Leo dan Lowie, Lowie seakan mempermainkan perasaan Elzio.
"Apa yang kau lakukan?" bisik geram Leo, Leo merasa bagian bawahnya terjepit karna sejak dari tadi Lowie menggerak-gerakkan bokongnya diatas juniornya.
"Apa kau sudah merasakan sesuatu yang ada di bawah sana?" ucap Lowie nakal.
Leo mengerutkan kening tak mengerti, "Apa yang kau lakukan??" kata Leo, ia mendorong tubuh Lowie hingga terjatuh. Elzio terjingkat dari tempat duduknya dan langsung membantu Lowie berdiri.
"Leo kau sungguh menginjak harga diriku" kata Lowie lirih, hati Lowie mencelus karna Leo menolaknya. Lowie berjalan cepat menuju ruangan pribadinya dengan Elzio yang mengekor di belakangnya.
Leo merasa kejadian yang barusan seperti ulangan kejadian sebelumnya, Leo memandang bagian bawahnya.
Bugh bugh bugh, Lowie memukul keras samsak yang ada diatas ring. Ia melampiaskan kemarahannya karna tak bisa membuat Leo terangsang, apalagi Leo sudah menolaknya mentah mentah.
"Apa ada yang salah padaku?" tanya Lowie dalam hati. Sesaat Lowie menoleh ke arah Elzio.
Elzio mematung saat Lowie berjalan pelan kearahnya. Lowie berjalan dengan santai, ia membuka resleting jaketnya pelan sehingga membuat Elzio menegak ludahnya susah.
Lowie mengelus pelan dagu Elzio, Elzio mematung seperti ada getaran listrik dari tubuhnya saat Lowie menyentuh kulitnya lembut. Lowie berdiri dibelakang tubuh Elzio, ia menempelkan dadanya di punggung Elzio dengan sengaja, lalu menelusupkan tangannya untuk masuk ke dalam kemeja Elzio, ia meraba perut Elzio dengan sengaja.
Jari-jari Lowie berjalan kearah bawah perutnya, dengan sengaja Lowie mengelus pangkal paha Elzio tanpa menyentuh juniornya untuk membuat gemas Elzio dan menagih untuk meminta lebih.
Setelah puas bermain disana Lowie bejalan dan menghadap langsung pada Elzio sehingga tubuh mereka berhadapan satu sama lain. Lowie melingkarkan tangannya ke leher Elzio, tak ada jarak diantara mereka sehingga payudara Lowie menempel pada dada bidang Elzio. Lowie meniup pelan telinga Elzio.
"Aaaaaaah" desah Elzio pelan. Jantungnya bedegub kencang saat Lowie berada sangat dekat dengannya.
Deg deg deg, Lowie mengumpat dalam hati saat apa yang dilakukannya membuat suatu rangsangan pada dirinya sendiri.
Bugh, Lowie menendang kaki Elzio keras hingga membuat dirinya jatuh, "Sial kenapa Leo tidak terangsang saat aku melakukan itu ya?" kata Lowie, Elzio mengaduh kesakitan. Baru saja ia merasakan junionya menegang, lalu tiba-tiba lemas karna pukul Lowie.
"Berarti dia tidak normal" ucap Elzio tiba-tiba.
"Apa?" kata Lowie.
"Pria normal pasti akan terangsang saat ada wanita yang menggodanya, tapi kalau pria itu tak merasakan apapun berarti dia tidak normal" lanjut Elzio, arah pembicaraan Elzio seperti meremehkan Leo.
"Aaah aku mengerti" kata Lowie, ia juga menyadari kalau kakaknya sedikit tidak normal, karene saat mereka latihan bersama, Leo sama sekali tidak menunjukkan ekspresinya saat melihat dada sintal Lowie, "Jadi aku harus membuat Leo jadi normal" lanjut Lowie dengan tekad.
"Tidak boleh" sentak Elzio membuat Lowie terkejut, "Aku tidak rela jika kau melakukan itu, apalagi kalau tubuhmu dilihat pria itu" lanjutnya.
Lowie memasang wajah bete, dia kakakkku bodoh, dan aku juga tidak ingin menunjukkan tubuhku pada orang lain, tapi aku harus melakukan itu. Demi profesor Kim, ya demi profesor kim, batin Lowie dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Star (#Riga 2)
RomansaMasalah cinta kadang tidak bisa diperkirakan, dihitung atau dilogikakan. Masalah terjadi tanpa tau itu kapan, atau dimana dan sejak kapan itu dimulai Dan cinta tidak bisa diukur Ignesya Eloise Luman Rigarelha Jangan membedakan aku dengan mommy, aku...