Regis berjalan dengan pincang ke arah Lowie, Lowie tak henti-hentinya tertawa. Mereka duduk di kursi rumah yang ia tinggali, nampak Rika yang menggeleng-geleng akibat ulah cucunya.
"Lihat apa yang akan kulakukan pada pantatmu nanti" kata Regis tajam, ia pun duduk dengan memasang bantalan empuk untuk ia duduki, "Akan ku buat kau bertekuk lutut dibawahku" lanjut Regis vulgar.
"Kutendang juniormu keluar dari tempatnya" kata Lowie tak kalah vulgar.
"Akan kubuat kau memohon dibawahku sampai kau tak kuasa lagi menahannya" kata Regis lagi, "Dan akan kubuat kau tak bisa berjalan lagi" kata Regis dengan emosi meluap-luap.
"Diam kalian berdua" kata Rika jengah, ia memijit keningnya pusing melihat tinggah dua orang di depannya.
"Kenapa grandma kesini?" tanya Lowie tak basa-basi.
"Kalau aku tak datang kesini, bisa-bisa para warga akan menikahkan kalian berdua" jawab Rika, "Karna kalian, aku terpaksa berbohong pada semua orang. Pasti Eric akan curiga" lanjut Rika lagi.
"Seharusnya kau membiarkan mereka menikahkan kami saja" kata Regis jengah.
"KAU MAU MATI HAH???" teriak Lowie keras, Rika kembali menggeleng-gelengkan kepalanya. Ulah cucunya membuat ia tak bisa tidur dengan nyenyak, "Sebaiknya grandma pulang, aku tak ingin mereka menemukanku" kata Lowie lagi.
Rika memandang cucunya tak percaya, berulang kali ia membujuknya untuk pulang, tapi tetap saja Lowie bersikeras untuk tak ingin kembali.
Rika pergi keluar dari rumah itu, cup Lowie memeluk Rika dari belakang, dan mencium pipi neneknya. Rika berbalik dan memeluk cucunya dengan sayang, "Aku menyayangimu" kata Lowie.
"Aku lebih menyayangimu" balas Rika lembut, "Jaga dirimu baik-baik, dan Kaaauuuuu... Jaga cucuku" kata Rika tajam pada Regis.
"Ayyaaay Captain" kata Regis berlagak hormat. Setelah memastikan wanita tua itu pergi, Regis langsung didatangi oleh gadis muda yang melihatnya berciuman dengan Lowie.
Regis menatap heran dengan ucapan gadis itu, "Dia mengusirmu bodoh" kata Lowie yang langsung masuk ke dalam rumah, "##:?!)(#?!:" Regis memandang ke arah Lowie tak mengerti, ia disini seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa.
"Apa yang dia katakan?" tanya Regis membenarkan tempat duduknya.
"Kau akan tidur dikamar Umar selama kita berada di desa ini" kata Lowie menjelaskan.
"Tidak... Aku akan tidur disini" kata Regis cepat, Lowie melipat tangannya didepan dada dengan menatap Regis lekat.
"Kau harus menurut Regis, atau kau kembali saja ke London" kata Lowie, Regis menatap Lowie jengkel, ia pun kembali menurut untuk kesekian kian kalinya.
Malam pun tiba, Regis tengkurap di kamar tidur Umar. Badan tegap Regis melebihi ranjang, jadi terpaksa kedua kakinya menggapai lantai.
Ssssttttsss
Sssssttttssss
Regis menoleh kearah suara yang berisik, malam-malam seperti ini tanpa ada lampu membuat ia tak dapat melihat apapun.
"Heh?..."
Sssssttttsssss
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Regis dengan suara berbisik.
"Keluar... Cepat keluar" kata Lowie berbisik. Dengan cepat Regis keluar dari rumah kecil itu, "Ikut aku" kata Lowie seraya menggandeng tangan Regis.
Regis mengikuti langkah Lowie, mereka menjelajahi hutan dengan hanya sebuah senter untuk menerangi jalan.
"Kita sampai" kata Lowie, Regis memandang jauh hamparan pepohonan, ia berada di bukit pikirnya dalam hati, "Nyalakan api unggunnya" Regis menurut, dengan cepat ia mengumpulkan ranting dan daun kering.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Star (#Riga 2)
RomanceMasalah cinta kadang tidak bisa diperkirakan, dihitung atau dilogikakan. Masalah terjadi tanpa tau itu kapan, atau dimana dan sejak kapan itu dimulai Dan cinta tidak bisa diukur Ignesya Eloise Luman Rigarelha Jangan membedakan aku dengan mommy, aku...