Lowie melingkarkan tangannya di depan dada, "Katakan apa yang kau lakukan disini?" tanya Lowie to the point, ia mengajak Regis untuk masuk ke dalam ruang pribadinya, ralat perpustakaannya.
Regis melihat isi ruangan itu dengan tatapan tidak percaya, ring di dalam perpustakaan yang begitu besar.
"Kutanya sekali lagi, apa yang kau lakukan disini?" kata Lowie mulai jengah.
Regis menatap kembali mata wanitanya, "Menemui kekasihku" jawab Regis santai, ia mendekat ke arah Lowie dan mengunci tatapan matanya.
Lowie berdecak kesal pada Regis, "Aku bukan kekasihmu" kata Lowie yang melotot tajam, ia tak bergerak satu incipun saat Regis mendekat padanya.
Regis meraih dagu Lowie lembut, ia mengelus luka yang Lowie dapatkan dari Leo, "Apa ini sakit?" tanya Regis, Lowie hanya memasang wajah datarnya, luka seperti itu tak akan membiarkan Lowie menjadi lemah.
Lowie mendorong tubuh Regis, "Kembalilah ke rumah sakit, wanitamu mungkin menunggumu sekarang" kata Lowie datar, ia membalikkan tubuhnya pergi.
Regis mencekal lengan Lowie keras, "Berhenti bicara omong kosong" kata Regis tajam.
"Lepaskan tanganmu" kata Lowie berusaha melepaskan tangan Regis, ia mencoba berkali-kali tapi hasilnya tetap sama, tenaga Regis begitu kuat, atau bahkan Lowie merasa terintimidasi oleh Regis. "Aah, sakit"
Regis membalikkan tubuh Lowie keras, ia mengunci tubuh Lowie ke rak buku di depannya. Regis mencium kasar bibir Lowie, geram sudah diubun-ubun membuat Regis tak bisa menahannya lagi. Regis melampiaskan segala kemarahannya pada Lowie, dengan kasar ia mengulum, menghisap, dan menyesap tanpa memberi jeda untuk Lowie bernafas. Lowie mencengkram kuat baju Regis, ia hanya bisa pasrah pada Regis.
Regis melepaskan pagutannya, ia terengah-engah begitu juga dengan Lowie. Regis menautkan hidungnya ke hidung Lowie, ia bisa merasakan nafas hangat Lowie yang terengah-engah, "Aku mencintaimu Lowie" kata Regis tajam, "Dan jangan pernah bicara omong kosong itu lagi, Zeffana masalaluku" kata Regis lagi.
Lowie menatap manik mata Regis lekat, seperti terhipnotis ia hanya menganggukkan kepalanya paham. Tanpa ia sadari Lowie melingkarkan tangannya ke leher Regis, Regis tersenyum pada Lowie. Regis mencium kembali bibir Lowie dengan lembut, Lowie menikmati ciumannya. Tanpa sadar Lowie membuka mulutnya untuk memberi akses pada Regis, tanpa menunggu lama lidah Regis masuk ke dalam mulut Lowie, mengabses segala apa yang ada dalam mulutnya.
***Nampak keluarga Lamarck duduk di ruang keluarga dengan menikmati teh yang telah di sediakan, Leo nampak melamun menatap cangkir tehnya.
"Dimana putriku?" tanya Eleane saat baru tiba di Mansion Johanes, ia mengedarkan pandangannya mencari keberadaan putrinya.
"Ruang latihan" kata Liana memberi petunjuk, dengan cepat ia berjalan ke arah ruangan latihan anak-anaknya.
Ceklek, "Saaaa..." braakkkk, Eleane membulatkan matanya tajam dan terkejut hingga menutup pintunya kasar saat mendapati anaknya berciuman dengan Regis.
Regis dan Lowie terkejut langsung melepaskan pagutannya, mereka bersikap kikuk satu sama lain. Mereka saling memandang dan tersenyum, tawa renyah terdengar diantara mereka.
Regis membenahi penampilan Lowie, dengan cekatan tangan Regis menarik ikat rambut Lowie, "Kau harus menutup ini supaya tak ketahuan" kata Regis memilin rambut Lowie dan membantu menutupi kissmark yang ada di leher Lowie.
Eleane berlari cepat menuju ruang keluarga, ia menjatuhkan pantatnya tepat disamping Eric duduk, "Huh" Eleane menghembuskan nafasnya kasar.
"Ada apa?" tanya Eric heran, ia mengusap kepala istrinya lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Star (#Riga 2)
RomanceMasalah cinta kadang tidak bisa diperkirakan, dihitung atau dilogikakan. Masalah terjadi tanpa tau itu kapan, atau dimana dan sejak kapan itu dimulai Dan cinta tidak bisa diukur Ignesya Eloise Luman Rigarelha Jangan membedakan aku dengan mommy, aku...