Sudah menjadi kebiasaan Elzio untuk berkunjung ke rumah Lowie tiap hari minggu. Dan ia pun terkejut karna Leo juga ada di rumah Lowie di hari yang sama. Leo mengajak Elzio untuk bertanding 1 putaran, dan ia menerima.
Braaakkkk, Leo membanting tubuh Elzio dengan sekali bantingan. "Maju kau" kata Leo tajam. Eric menggeleng gelengkan kepalanya, setiap hari kepalanya pening karna ulah anak-anaknya.
Bug, Lowie meloncat langsung ke dalam ring. Ia segera memakai sarung tinjunya, Elzio yang melihat hanya bisa khawatir karna bagaimanapun juga Lowie adalah seoarang wanita, ditambah tubuh Lowie dipenuhi luka lebam itu semakin membuat Elzio resah,
"Para pemain dimohon berada ditengah, akan ada 3 ronde dalam pertandingan kali ini setiap rondenya ada 1 menit." Eleane menatap Leo dan Lowie bergantian, "Mulai"Elzio terkejut saat Eleane yang bertindak sebagai wasit memberikan waktu 1 menit untuk 1 ronde pertandingan.
Lowie menyerang tanpa ampun, Leo belum menyerang Lowie, ia masih memberi peluang pada Lowie. Bugh bugh bugh, waktu bersisa 20 detik tapi Lowie masih belum bisa menjatuhkan Leo.
"Berhenti, pemain kembali ke tempat masing-masing" kata Eleane memberi waktu untuk istirahat, Elzio tersenyum pada Lowie untuk memberi semangat padanya. "Para pemain dimohon berada di tengah" kata Eleane, "Mulai"
Lowie menatap tajam kearah Leo, seringai lebar nampak di bibir Leo. Lowie memulai memukul Leo, tendangan dan tinjuan ia lontarkan untuk bisa membanting Leo tapi gagal karna Leo masih bertahan.
Bugh bugh bugh, Leo memukul dan menendang Lowie tanpa ampun. Leo mulai menyerang Lowie, dalam 20 detik Lowie sudah kualahan, kilat mata tajam mengarah pada Leo, Elzio nampak pucat karna melihat Lowie dihajar oleh Leo.
"Aunty ini tidak adil, perempuan melawan laki-laki itu sama sekali tidak adil" teriak Elzio, Eleane sama sekali tak mengindahkan teriakan Elzio, Elzio semakin panik melihat Lowie yang sudah babak belur, ia melihat kearah ayah dan ibunya Lowie yang nampak tidak khawatir dengan keadaan putrinya, "Uncle lakukan sesuatu, Ines bisa mati di dalam sana" kata Elzio ngotot pada Eric.
"Tenangkan dirimu" kata Eric dingin.
Braakkk, suara bantingan keras membuat Elzio terkejut, ia melihat ke atas ring. Lowie dibanting keras oleh Leo. "INEEEEEESSS" teriak Elzio panik, ia kemudian naik ke atas ring.
"Leo, kau selalu mengagumkan" kata Eleane seraya mengangkat tangan Leo ke atas.
Deg deg deg, jantung Lowie tiba-tiba berdetak saat Elzio didekatnya, begitu dekat hingga tak ada batas yang memisahkan mereka. Elzio memeluk Lowie dengan erat, wajahnya pucat karna melihat keadaan Lowie yang babak belur dihajar Leo.
"Pergi dariku sialan" pekik Lowie seraya memalingkan wajahnya, jantungnya terus berdetak karna Elzio memeluk Lowie dengan erat.
"Pertunjukkan yang bagus, putriku mulai ada perkembangan" kata Eric yang berbicara pada Lowie.
"Ada apa ini? Seharusnya anda mencegah putri anda untuk bertarung dengan pria itu" ucap Elzio tidak terima, ia menatap geram ke arah Leo.
"Sudah-sudah.." kata Eleane menenangkan Elzio supaya tidak berdebat dengan suaminya, "Leo... Bersihkan luka Lowie" perintah Eleane pada Leo.
Elzio nampak khawatir dengan keadaan Lowie, wajah Lowie nampak begitu memprihatinkan di mata Elzio. Dan tiba-tiba saja Leo datang membungkuk dengan peralatannya, hal itu membuat Elzio sedikit membenci Leo yang terus berada di dekat Lowie.
Tangan cekatan Leo membersihkan luka Lowie dengan cepat, "Sudah kukatakan berkali-kali, kau harus menahan emosimu" kata Leo pelan.
"Diam.. Lakukan pekerjaanmu dan jangan banyak bicara" ucap ketus Lowie, Elzio membersihkan darah di dahi Lowie dengan pelan, "Kalau kau membersihkannya seperti itu tidak akan cepat selesai" Lowie menatap Elzio jengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Star (#Riga 2)
RomanceMasalah cinta kadang tidak bisa diperkirakan, dihitung atau dilogikakan. Masalah terjadi tanpa tau itu kapan, atau dimana dan sejak kapan itu dimulai Dan cinta tidak bisa diukur Ignesya Eloise Luman Rigarelha Jangan membedakan aku dengan mommy, aku...