14.26
Kini Rio sedang berada di rooftop tempat kesukaannya untuk merokok. Sambil menghisap rokok, Rio bisa melihat siswa yang berlalu lalang untuk pulang kerumah mereka masing-masing.
"Rio, Lo gak mau ke rumah bonyok?" Ujar Malvin dengan hati-hati.
"Gak," jawab Rio sambil menghisap rokok lalu menghembuskannya.
"Kenapa? Bonyok Lo selalu nanyain Lo ke gue," ucap Calvin terheran.
"Gue gak mau ketemu mereka, bilang aja gue mau mandiri!" Jawab Rio lancang.
"Tapi-" ujar Calvin terputus oleh tepukan Malvin di pundaknya.
1 jam berlalu, kini Rio ingin pulang ke rumahnya.
Saat Rio menelusuri lorong bersama dua sahabatnya, dia melihat ada gadis yang sedang menyendiri di taman belakang, tiba-tiba Rio berniat untuk mendekati gadis itu. Calvin dan Malvin yang menyadari kejadian itu, mereka hanya diam melihat Rio mendekati Gadis itu.
Dari belakang terlihat jika Gadis ini mungil, rambutnya yang di gerai dan tas pink yang masih dipakainya.
Rio pun duduk disamping gadis itu dan sesekali melirik wajahnya, dan rupanya itu adalah Bella.
"Ekhem, Bella?" Ujar Rio yang sedikit mengagetkan Bella.
"Rio, mau ngapain?" Tanya Bella yang kali ini sangat lembut.
Tiba-tiba Bella langsung menangis saat melihat Rio.
"Lo kenapa?" Tanya Rio terheran.
Rio terkejut saat melihat Bella memeluk dirinya sambil menangis. Rio sangat ingin memeluknya kembali tetapi dia sadar, kalau dia bukan siapa-siapanya.
"Sorry gue tiba-tiba meluk Lo, gue lagi kesel soalnya banyak yang nge-judge gue tadi," ujar Bella sambil menangis dan masih tetap dalam pelukan Rio.
Malvin dan Calvin yang melihat kejadian itu hanya terkejut karena biasanya jika ada cewek yang memeluk bahkan mendekati Rio saja sudah di tolaknya mentah-mentah.
"Siapa yang ngomongin lo?" Tanya Rio.
"Semua cewek yang liat kejadian waktu di kantin," ucap Bella yang pelan tetapi tetap terdengar oleh Rio.
"Soal itu, jangan khawatir. Nanti gue labrak semua cewek yang ngatain Lo," ujar Rio sambil menenangkan Bella.
Entah ada desiran apa yang membuat Bella sepertinya nyaman di dekapan Rio, begitu juga Rio dia sebelumnya belum pernah dipeluk oleh siapapun termasuk ibunya.
"Eh, sorry gue tiba-tiba meluk Lo," ujar Bella yang langsung melepaskan pelukan Rio.
"Ciee meluk gue, kangen ya? Haha," ujar Rio sambil mengacak-acak rambut Bella.
"Apaan sih! Ih jijik..." Ucap Bella sambil mendorong badan Rio dan meninggalkan Rio seorang diri.
"Hahahaha, ngakak. Dia yang meluk duluan tapi bilang gue jijik," ujar Rio pada dirinya sendiri.
"Gimana sensasinya bro? Haha," ujar Malvin seraya tertawa.
"Apaan sih Lo berdua," Ujar Rio.
"Gue sama Malvin liat semuanya loh," ujar Calvin dengan tatapan genit andalannya.
"Jaga rahasia," jawab Rio.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Rio revaldi
RomanceRio Revaldi Berawal dari pertemuan yang tidak di sengaja, gue bisa ngerasain jatuh cinta. Memang aneh, tapi itu nyata. "Jadi kita senasib?" Pertanyaan itu selalu terngiang-ngiang dipikiran Rio. Jodoh? Ah mungkin hanya kebetulan, tapi entah mengapa k...