Hari sudah mulai gelap dan kini Rio sedang menatapi langit-langit kamarnya, mungkin kini tubuh Rio sedang berada di sandaran ranjangnya, tetapi pikirannya sedang keluyuran ke setiap penjuru kota.
"Tuan," sahut Bi Diah yang membuat Rio berpaling pada asal suara itu.
"Ya?" Jawab Rio kebingungan.
"Dibawah ada Nyonya Dan Tuan Besar," ujar Bi Diah yang memberi tau kalau Orang Tua Rio sedang berada di rumahnya.
"Suruh mereka pergi! Dan katakan-" ujar Rio yang terputus saat melihat kedua orang tuanya telah berada di depan pintu kamar Rio.
"Kamu masih marah sama kita, Rio?" Tanya ayah Rio yang terlihat sedih.
"Sebaiknya anda keluar saja," ujar Rio dingin.
-Flashback ON-
Hari ini Rio dan keluarganya sedang berada di Kantor ayahnya.
"Hai ayah, apa kabarmu?" Tanya Rio kegirangan.
"Hai juga Rio kecil," jawab ayah Rio sambil memeluk Rio yang masih berumur 5 tahun.
"Mama ingin bertemu ayah," ujar Rio sambil menunjuk mamanya di belakang.
Kini semua karyawan sedang melihat tingkah Rio yang menggemaskan.
"Ayah, siapa dia?" Tanya Rio polos pada ayahnya.
"Dia Charles, kenalan yuk sama dia," jawab ayah Rio sambil tersenyum.
"Emm, Charles? Kenalan? Aku Riooo," ujar Rio kepada Charles sambil mengulurkan tangannya.
"Charles, kamu ngapain disini?" Tanya Charles sambil tersenyum juga.
"Aku mau ketemu ayah, dia CEO kantor ini," jawab Rio sambil memainkan tangannya.
"Aku juga lagi ketemu ayahku, dia bawahan ayah kamu, Rio." Ujar Charles.
Saat Rio dan Charles sedang berbincang, tiba-tiba ayah Rio dan Charles mengajak kedua anaknya untuk pergi ke ruangan ayahnya bekerja.
Tiba-tiba Charles menjatuhkan laptop milik ayah Charles dan itu terdengar oleh semua orang yang sedang berada di ruang kerja ayah Rio.
"Siapa ini yang memecahkan laptop saya?" Tanya ayah Charles dengan nada mengeras.
"Dia ayah," ujar Charles sambil menunjuk pada Rio yang kebetulan Rio sedang memegang Laptop itu.
"Rio ga-gak me-mecah-in i-itu kok om," ujar Rio ketakutan.
"Jangan bohong kamu ya, ini--" ucap ayah Charles yang mulai naik satu oktaf.
"Ada apa?" Tanya ayah Rio.
"Ini pak, laptop yang berisi semua file perkantoran ini rusak dan belum sempat saya copypaste ke flashdisk," ujar Ayah Charles kebingungan dan melihat Rio dengan tatapan sinis.
"Dan anak anda yang menjatuhkan laptopnya," lanjut ayah Charles.
"File yang nanti malam akan di ambil oleh ketua perkantoran dari Jepang?" Tanya Ayah Rio terkejut.
"Iya pak, dan dokumen kerja sama juga ada di laptop itu dan kini sudah tiada," jawab ayah Charles sedih.
"Rio yang merusaknya, tadi Charles melihatnya ayah," ujar Charles sambil menunjuk pada Rio.
"Apa itu benar Rio?! Aghh, lalu gimana pekerjaan kita? Tujuan yang hampir selesai selama 3 tahun ini sudah hancur?" Ucap Ayah Rio sambil berteriak.
"Rio gak merusak laptop itu ayah..." Ucap Rio polos.
"Diam kamu! Kenapa Rio Bisa ngerusak file milik ayah? Ini padahal kesempatan ayah bisa jadi manager perusahaan teman ayah di Jepang!" Teriak ayah Rio yang membuat Rio menangis sekaligus kesal pada ayahnya.
'Apakah pekerjaan bisa membuat ayah benci padaku? Apakah pekerjaan lebih penting dari Rio?' seperti itu kira-kira pemikiran Rio saat menangis.
"AYAH BENCI RIO? RIO JUGA BENCI AYAH!!!" Ujar Rio kesal dan langsung meninggalkan ayahnya dan kantor itu.
"Biarkan dia seperti itu, nanti juga baik seperti semula, dan kini kita terpaksa harus membatalkan perjanjian itu," ujar Ayah Rio sambil membalikan badannya.
-Flashback OFF-
"Ayah udah gak sayang Rio, jadi Rio juga gak sayang ayah!" Ujar Rio sambil meninggalkan ibu dan ayahnya.
Rio kini sedang jengkel memikirkan apa yang barusan terjadi dan kini Rio sedang mengendarai mobil miliknya dengan kecepatan diatasi rata-rata.
"Aghh," ucap Rio kesal.
Dan tiba-tiba Rio berniat untuk pergi ke taman dekat sekolah.
Kini Rio sedang menelusuri taman yang cukup luas ini dengan earphone miliknya.
Santai...
Kini hanya itu yang berada dibenak Rio saat menghirup udara yang sejuk tanpa bau asap perkotaan.
Kini Rio sedang duduk santai di kursi yang berada di pinggir danau.
"Ini Rio?" Tanya seseorang yang mengagetkan Rio.
"Iya, ada apa?" Tanya Rio heran.
"Gue fans Lo, foto bareng boleh?" Ucap fans Rio yang kegirangan tak karuan.
"Boleh, hehe." Jawab Rio sambil melontarkan senyumnya.
"Makasih, dah Kaka." Ucap fans Rio itu lalu pergi.
"Ciee ada fans," ucap seseorang dingin yang membuat Rio berpaling.
"Bella, Lo lagi ngapain disini?" tanya Rio sambil tersenyum nakalnya.
"Biasa aja kali senyumnya, aneh lu! Gue aneh deh sama semua orang yang nge-fans sama Lo, kok nge-fans itu sama orang yang... Ganteng? Kagak, baik?Kagak, pinter? Ya ampun... Mereka itu kagum sama apanya sih?" Tanya Bella panjang lebar.
"Lo iri ya? Haha kalau gak punya fans tuh diem aja," ucap Rio sambil mengacak rambut Bella.
"Rambut gue_-" ucap Bella datar.
"Haha, jadi ingin pipi Lo deh, lucu banget," ucap Rio sambil menyubit pipi Bella gemes.
"Aw, sakit anjir! Lepasin bego! Dasar iri ya sama pipi gue yang imut ini?" Ucap Bella sambil bergaya sok imutnya..
"Pipi Lo jelek, Rio gak suka pipi Bella," ucap Rio manja.
"Anjir, Lo? Ih jijik sumpah ngomongnya kaya anak kecil aja Lo...Iiihhh," ucap Bella sambil memalingkan mukanya.
"Ciee, gue tau kok gue gemesin," ucap Rio kepedean.
"Anjir, gue balik ah..." Ujar Bella langsung berdiri dan meninggalkan Rio.
"Gue anterin Lo balik," ujar Rio yang langsung menggenggam tangan Bella.
Tbc
Sorry update lama😋
PS: vote ya, soalnya aku udah capek bikin part ini:'(
KAMU SEDANG MEMBACA
Rio revaldi
RomanceRio Revaldi Berawal dari pertemuan yang tidak di sengaja, gue bisa ngerasain jatuh cinta. Memang aneh, tapi itu nyata. "Jadi kita senasib?" Pertanyaan itu selalu terngiang-ngiang dipikiran Rio. Jodoh? Ah mungkin hanya kebetulan, tapi entah mengapa k...