Chapter 1

592 25 12
                                    



Perkenalkan, namaku Marlisa dan kalian bisa panggil aku Lisa dan aku juga mempunyai adik yang bernama Marsendy dan bisa dipanggil Sendy.

Aku sudah kuliah dan sekarang aku semester 4, dan umurku sekarang 20 tahun.

Saat ini, di kotaku, mempunyai berita hangat tentang VAMPIR yang banyak dilihat orang dengan membawa minuman berwarna merah dan dicurigai itu adalah darah.

Bahkan, diberita ada seorang pemuda yang melihat tetangganya digigit oleh vampir dan keberadaannya si korban tidak diketahui sampai sekarang.

Aku bahkan menghiraukan berita tersebut dan berkomentar 'Mereka sudah gila! Mana ada vampir di dunia ini' Ucapku dalam batin.

Ibuku yang melihat berita tersebut, langsung menegurku yang sedang asyik main hp untuk tidak pulang lambat setelah selesai les malam "Huft.. Bahkan orang dalam rumah, sangat mempercayai berita itu" Ucapku kesal pada ibuku.

Aku langsung masuk ke dalam kamarku dan mulai chatting dengan temanku, Chiki. Kami berdua ngobrol dengan bercanda riang, sampai akhirnya...

Terdengar bunyi suara kelelawar di sekitar jendelaku, dan saat aku buka gorden jendelaku..

OH MY GOD!!! Ada sesosok pria yang terlihat di jalan dengan cahaya lampu jalan yang menyinari wajahnya yang tampan dan berjalan melewati rumahku di malam hari dengan pakaian serba hitam.

Aku malah melupakan tentang kelewar tersebut karena tiba-tiba pemuda tampan itu melihat ke arahku dengan senyuman yang membuat wajahnya makin tampan dan membuat wajahku merona.

Dengan tidak sengaja gorden jendelaku tiba-tiba lepas dari tanganku, tapi saat aku buka gordennya..

Tiba-tiba dia menghilang dan seekor kelelawar melintas di kaca jendelaku dengan sangat cepat dan dengan spontan aku langsung berteriak "Arrrgghhh.. Ibu tolong aku!!" Teriakkanku membuat semua orang dalam rumah langsung berdatangan ke dalam kamarku.

"Kenapa Lisa?? Apa kamu mimpi buruk atau kamu..." Ucapan Ibuku berhenti dengan nada sangat khawatir dan adikku melanjutkan perkataan Ibuku "Melihat Kelelawar jadi-jadian??!!" Pertanyaan Sendy membuatku sadar dan aku langsung menyangkalnya "Ng-ng-gak, aku tidak lihat kelelawar dan aku tidak percaya ada vampir di dunia ini!! Aku Cuma mimpi buruk tadi.. Maaf sudah mengganggu tidur kalian" Ucapku dengan gugup sekaligus kesal bercampur dengan rasa menyesal karena membangunkan mereka.

Akhirnya, aku menyuruh mereka untuk keluar dan tidak mencemaskan aku lagi.

Aku berusaha melupakan hal yang baru saja terjadi dan langsung mengistirahatkan tubuhku di kasur yang daritadi mulai terasa dingin.

Saat aku melihat hpku, ternyata chiki telah mengirim banyak stiker untukku dan aku tertawa melihat stiker-stiker lucu yang dikeluarkannya.

Aku meminta maaf karena tadi tidak sempat lihat "Kenapa kamu tidak balas chat aku?? Kamu tadi sedang ngapain, sih??" Balas chiki dengan emoticon marah.

Aku hanya sedikit merasa lucu setiap emoticon yang dikeluarkannya dan aku menjawab "Aku dari kamar mandi, habis buang air besar.. Hehehehehe :D"

Pertanyaan chiki, membuatku teringat dengan pemuda tampan tersebut.

'Apakah pemuda tampan itu ada kaitannya dengan kelelawar yang barusan membuatku kaget setengah mati?' Pikirku dengan sedikit ke khawatiran yang membuatku sulit untuk tidur.

Malampun berlalu dengan cepat, aku bangun jam 9 pagi karena aku hari ini kuliah jam 2 siang.

Saat aku ingin beranjak dari tempat tidurku, tiba-tiba Sendy langsung menarik tanganku untuk segera turun kebawah untuk melihat tamu yang ingin menemuiku

"Siapa sih, pagi-pagi begini ingin menemuiku?" Ucapku kesal dengan nada masih mengantuk karena sulit untuk tidur semalam, tapi Sendy tidak menjawab pertanyaanku dan tambah membuatku kesal.

Sampai disana, aku melihat tamu yang datang kerumahku dan ternyata dia adalah pemuda tampan yang aku temui tadi malam dan laki-laki lain yang kukira saudaranya.

Aku mulai bingung dan salting ketika dia mulai memperkenalkan namanya "Hai.. Perkenalkan namaku Nino Dasatria, kau bisa memanggilku Nino dan ini ayahku" Ucapnya dengan suara yang agak serak namun sangat lembut dan membuat jangtungku berdetak dengan kencang.

Tapi, aku terkejut mendengar dia mengatakan bahwa laki-laki disampingnya adalah ayahnya. "Halo dek, perkenalkan namaku Matius Dasatria dan kau bisa memanggiku om matius atau om Ius" Suaranya seperti seorang pria yang masih sangat muda dengan umur yang terbilang jauh lebih tua daripada Nino.

Akupun memperkenalkan namaku dan berjabat tangan dengan mereka berdua.

Tapi, tangan mereka sangat dingin dan pucat. Aku mulai agak curiga dengan mereka.

"Om, kenapa tangan Om dan Nino sangat dingin dan pucat ???" Tanyaku dengan perasan yang sangat penasaran.

"Ohh.. Tadi kelamaan terkena AC dirumah, semalaman tidak dimatikan" Ucapnya dengan tergesa-gesa dan langsung permisi untuk bertemu dengan ayahku.

Jadi, aku tidak sempat menanyainya secara detail. 'Yahh..Sudahlah' Ucapku dalam batin.

Ibuku menjelaskan, bahwa om ius dan ayah akan membicarakan bisnis disini, jadi aku disuruh untuk menemani Nino jalan-jalan disekitar kompleks.

Sendy ingin ikut denganku, dengan cepat aku langsung menyuruhnya untuk pergi ke kamarnya untuk belajar karena besok dia harus ujian mid semester (biar gak ganggu suasana).

Akhirnya, aku dan Nino pergi berjalan-jalan mengelilingi kompleks dan dia hanya mengatakan "Oohh.." Ucapannya membuatku kecewa karena aku yang selalu bercerita padanya.

Akupun langsung menutup pembicaran dengan mengatakan "Ayo kita pulang, kakiku pegal berjalan terus" Ucapku dengan nada agak kesal karena dia hanya bersikap dingin terhadapku.

Kami berjalan pulang dan tidak ada yang memulai pembicaraan saat ini.

Tiba-tiba, aku teringat dengan kejadian semalam, waktu aku bertemu dengan Nino.

Saat aku ingin bertanya kepadanya, dia langsung lari ke kursi taman dengan tergesa-gesa dan aku mengekor mengikutinya.

"Kenapa kamu pergi ke sini?" ucapku sambil mengatur pernapasanku karena habis berlari. "Matahari terlalu terik dan membuat kulitku seperti terbakar" Ucapnya dengan mengelus kulitnya yang halus dan putih.

Aku tersenyum mendengar pernyataannya dan ternyata dia telah memperhatikanku diam-diam saat aku tersenyum.

Dengan cepat aku mengatakan "APA YANG KAU LIHAT!!" Teriakku dengan nada kesal sekaligus malu.

"Kau cantik jika tersenyum seperti itu" Pernyataannya membuatku malu setengah mati dan jantungku hampir copot jika dirayunya lagi.

"Tapi maaf, itu bukan sebuah rayuan" Ucapnya dengan senyum menjengkelkan walaupun sebenarnya manis, tapi aku tahu dia sedang menertawaiku.

Bersambung...

Cinta Sejatiku (Abadi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang