Status : Republish
Jadwal update : Setiap Selasa
Genre : Adult Romance (be wise reader)
Memakai POV 1
--o0o--
Sudah satu bulan aku menjauh darinya, meninggalkan apartemen tempat kami memulai segalanya di New York ini.
Kami tidak pernah berpikir akan berakhir seperti ini.
Hari ini, hari Selasa....
Seharusnya kami sedang bergelung di dalam selimut di ruang TV dan menonton realty show, berciuman, berpelukan.
Oh Tuhan, aku sangat merindukannya, laki-lakiku....
Ratusan message darinya aku abaikan, tidak ingin menjalani satu pertengkaran lagi yang membuat hatiku makin hancur.
Aku mengerti dirinya, tapi aku tidak ingin menjalani ini semua.
"Mariana, meja nomor 5," ucap Bertrand dari arah dapur, aku terkesiap lalu mendekat padanya dan tersenyum. Merapihkan kunciranku, seragam kemejaku berlogo Bounty Restaurant.
"Sure...," ucapku tersenyum lalu meraih nampan berisi Baby Arugula and Fennel Salad dan Roasted Beets and Frisée lezat dengan tampilan yang manis menggoda.
Meja nomor 5 berisi pasangan muda yang terlihat saling mabuk kepayang kepada pasangannya, saling menggenggam tangan, berciuman, membelai, tertawa. Aku mendekat dengan sopan dan menyapa.
"Selamat malam, silahkan menikmati," ucapku ramah berusaha memberikan senyum sopan walaupun aku paksakan, gadis berambut panjang dan indah itu memperhatikan wajahku.
"Hey, kenapa aku seperti mengenal wajahmu ya?" ucap wanita cantik bergaun hitam itu.
"Hhm, aku sering berkeliaran sekitar disini," ucapku sopan, sang laki-laki juga melihatku, mencoba mengenal tapi lalu menggeleng. Merasa tidak familier.
"Aku pikir pernah melihatmu dimana...," ucap sang gadis masih penasaran, aku tersenyum lalu permisi setelah mengucapkan terimakasih, aku kembali ke tempatku di belakang area bar merapihkan minuman di samping Phil.
"Hai cantik, gym after hour?" ucap Phil sambil merapihkan racikan minumannya, aku tersenyum lalu menggeleng.
"Is something happen with you?" ucap Phil memperhatikanku seksama.
"Nothing, just miss some one," ucapku mencoba tersenyum padanya.
"Oh your ex boy right?" ucap Phil menebak, aku hanya diam sambil membersihkan gelas-gelas ke rak gelas yang berada di samping mesin pembuat es batu.
Ya Tuhan, sudah satu bulan tapi rasa sakitnya masih sama seperti saat langkah pertamaku pergi dari apartemen kami, meninggalkannya yang memohonku untuk tinggal. Aku rindu padanya, pada rasa kulitnya, pada ciumannya. Andai aku lebih kuat, andai aku lebih bersabar.
"Charlene, lihat berita casanova kita? dia sedang dekat dengan Adreana Muller, lawan mainnya difilm baru mereka," ucap gadis yang sudah menikmati Warm Sweet Potato Bread Pudding.
"Really Jeane? oh this hot hot guy!! I wish, I can touch that sexy butt...," ucap lirih gadis tadi terkikik yang masih bisa aku dengar.
"Ooh lucky bitch!" gerutu gadis bernama Jeane, aku yang mendengarkan pelanggan restauran hanya diam. Phil menyenggol lenganku membuatku mendongak bingung padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My American Casanova (Completed)
Romance#Sorry, this story only for mature age# Mencintai seorang Casanova kesayangan televisi warga Amerika terasa sulit. Mariana memilih menyingkir dari hidup Sang Casanova dan mencoba menjalani hidupnya secara normal, tanpa sorot kamera, tanpa gosip dan...