Prolog

5.7K 182 0
                                    

  Di pagi yang cerah ini Veranda terbangun. Veranda melihat cahaya dari celah korden yang sedikit terbuka. Lalu, ia melihat seseorang yang sangat berarti bagi Ve. Diusap lembut pipinya agar ia tak terbangun dari alam mimpinya. Ve mengamati wajah polosnya secara detail dan perlahan.

  Ah... sepertinya ia terlihat sangat lelah. Lihat saja wajahnya. Gumamnya.

  Mengingat tadi malam ia yang terlihat sangat marah Ve jadi sedikit takut, khawatir dan merasa bersalah.

  Setelah puas mengusap lembut pipinya, Ve beralih ke hidungnya. Ve sedikit mencubit pelan kedua pipi dan hidungnya. Ve selalu gemas padanya jika melihat pipinya yang sedikit gembul itu. Lalu Ve melihat jam yang berada di sebelah kirinya. Sudah jam 5 ternyata.

  Ve segera beranjak dari ranjang secara perlahan tanpa membangunkannya. Ve langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sedikit lengket.

  15 menit Ve membersihkan tubuh, lalu ia keluar dari kamar mandi. Ditengoknya Kinal ternyata ia masih tertidur. Ya, Kinal adalah orang yang tidur bersama Ve tadi malam di apartement Kinal.

  Ve pergi dari kamar Kinal menuju dapur. Mengambil 2 potong roti yang berada di atas meja dan mengoleskan selai di atas kedua roti itu sambil bersenandung ria. Setelah selesai, Ve ingin kembali ke kamar untuk membangunkan Kinal. Sebelum ia tiba di depan pintu kamar Kinal, ternyata Kinal sudah membuka pintu kamarnya dengan wajah khas orang bangun tidur.

  "Selamat pagi..." sapanya menghampiri Ve dengan suara paraunya.

  "Selamat pagi juga hehehe..." balas Ve sambil mencium pipinya ringan.

  "Kamu mau sarapan apa? Nanti aku buatkan" kata Kinal mengucek-ucek matanya agar sedikit terlihat segar.

  "Roti. Aku sudah buat untukku sendiri tapi aku belum memakannya. Kau ingin makan roti atau oats?" Ve menawarinya. Mengingat Kinal yang tidak bisa makan makanan yang 'berat' saat pagi hari akhirnya Ve memutuskan untuk menawarkan itu saja padanya.

  "Roti aja. Terserah kamu mau mengoleskan selai apa ke rotiku" jawabnya sedikit meengacak rambutnya perlahan.

  "Oke.. tunggu sebentar"

  Kinal berjalan mengekor mengikuti Ve ke dapur. Ia duduk manis sambil melihat Ve mengoles selai diatas rotinya sambil sedikit bersenandung ria di depan Kinal dan membuat Kinal terkekeh karena tingkah Ve.

  Setelah selesai mengoles rotinya, Ve menyodorkan roti yang sudah Ve buat tepat di hadapan Kinal dengan segelas susu hangat. Di santapnya roti buatan Ve secara perlahan sambil mengobrol ringan dengan Ve.

  Setelah makan, Kinal pergi ke kamarnya mengambil handuk lalu pergi ke kamar mandi untuk mandi. Hanya butuh sekitar 20 menit saja untuk membersihkan diri Kinal.

  Kinal keluar dari kamar mandi, mengambil koper yang berada di pojokan kamar lalu mengemasi beberapa helai pakaiannya yang berada di lemari ke dalam koper. Kinal juga mengecek apakah semua dokumen pentingnya sudah ia masukkan ke dalam tasnya.

  Tak lupa juga, Kinal menyuruh Ve untuk membereskan semua pakaian Ve yang berada di apartement Kinal dan mengecek apakah semua barang yang diperlukan sudah ia masukkan.

  Ve dan Kinal keluar dari apartement menuju ke basement. Kinal memasukkan ransel dan koper ke bagasi. Dan tak lupa ia membukakan pintu untuk Ve.

  Ah... betapa manisnya sikapnya kepadaku. Gumam Ve.

  Kinal membelokkan mobilnya ke spbu dekat apartementnya untuk mengisi bensin. Sebenarnya mobil Kinal tidak kehabisan bensin hanya saja Kinal ingin memenuhi tangkinya. Ketika mereka menunggu petugas spbu selesai mengisi bensin, tiba-tiba mata Kinal membulat ke arah mobil hitam di samping mobilnya yang juga sedang mengisi bensin. Ve yang melihat perubahan ekspresi Kinal langsung menoleh ke arah pandangan Kinal yang sejak tadi membuatnya diam membeku. Ve lebarkan matanya agar tidak salah melihat. Tapi Ve tetap tidak percaya apa yang sedang Ve lihat sekarang.

  Tante Melody. Gumam Ve

.
.

TBC

Hi, VeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang