Part 6 (Maaf)

2.1K 113 1
                                    

Warning!!! 18 ++ 🔞
Jangan lupa vote+comment yaa~

Author POV

  Matahari mulai terbit. Sinarnya menerangi kamar yang berisi dua orang wanita yang masih terlelap. Kamar itu menjadi saksi bisu atas perbuatan mereka semalam. Perbuatan yang bisa membuat seseorang yang mendengar suaranya merasa gairahnya naik secara tiba-tiba.

  Salah satu wanita tersebut bangkit dari tidurnya. Ia merasa seluruh badannya sangat pegal.

  Wanita itu menoleh ke arah kiri. Ia melihat kekasihnya yang masih tertidur. Wajahnya terlihat sangat damai. Ia mengelus-elus pipinya lalu mengecupnya.

  "Maafin aku, Ve ...." gumam wanita yang mencium kekasihnya tadi.

  Ia akan kembali tidur tetapi ternyata kekasihnya tersebut mulai terbangun dan menghadap padanya.

Kinal POV

  "Selamat pagi, Ve kesayangannya Kinal" ucapku pelan ketika melihat Ve mulai terbangun.

  "Selamat pagi juga, Kinal sayangnya aku"

  Kami terdiam beberapa saat. Tidak ada yang berani memulai pembicaraan ini. Aku yang merasa jengkel akan keadaan ini akhirnya memulai membuka pembicaraan.

  "Maafin aku ya Ve..." ucapku agak sedikit tertunduk.

  "Gak papa kok, Nal. Aku tau kamu pengen tapi gak mau bilang ke aku. Aku menikmati permainan kamu kok tadi malam meskipun kamu mabuk" jawabnya

"Ve, bukan itu yang aku maksud"

  "Trus?" duh si Ve cantik-cantik gak pekaan. Untung sayang. Kalo gak? Udah di buang di hutan dari kemarin-kemarin.

  "Maksud aku maaf karena aku tiba-tiba keluar dari apartemen kamu. Maaf juga bikin kamu khawatir. Aku tau tadi malam kamu pasti keliling-keliling buat nyariin aku. Maaf ya Ve... maaf banget"

  "..."

  "Ve? Kok kamu diem aja? Kamu kalo marah jangan diemin aku Ve. Please jangan gini"

  "Oh iya... sorry ya Nal aku ngelamun tadi hehehe... iya aku maafin. Sebenernya kamu gak salah kok. Yang salah itu aku, akunya keterlaluan kalo becanda. Maaf ya Nal maaf"

  Kenapa dia? Kenapa dia mulai menangis? Kan yang salah aku?

  "Gak papa kok Ve, aku aja yang terlalu sensi jadi orang" kataku sambil tersenyum.

  "Hiks... hiks... hiks..." kenapa Ve masih nangis?

  Daripada Ve menangis terlalu lama, aku tarik saja tubuhnya di dekapanku. Ku letakkan kepalanya di caruk leherku.

  "Jangan nangis ya Ve? Hehehe..." ucapku sambil mencium pipinya.

  Ve mulai tenang. Ia menarik kepalanya dari caruk leherku. Ve menatapku sambil tersenyum. Senyumannya sangat menenangkan hati. Itu salah satu yang ku suka darinya.

  Aku mencium keningnya dan pipinya serta bibirnya secara berurutan. Ketika aku akan mencium bibir Ve, mata Ve mulai terpejam. Ku tempelkan bibirku pada bibir milik Ve. Sangat lama.

  Mulai ku lumat pelan bibirnya. Dua menit setelah itu aku memasukkan lidahku ke mulutnya, mengabsen satu persatu giginya yang tersusun rapi.

  Aku berpindah ke lehernya dan pundaknya. Ku lihat ada bercak merah karena ulahku semalam. Ku ciummi leher dan pundaknya. Ia nampak sedikit menggeliat karena ulahku. Hanya sedikit.

  Ku turun ke area dadanya yang tanpa di tutupi sehelai benang. Ku kulum dadanya dan ku mainkan secara bergantian.

  Ku turun ke bawah perutnya. Ku sentuh area sensitifnya. Ia nampak mengeliat tak tahan karena ulahku. Tak perlu berpikir lama, ku jilat saja area sensitifnya itu.

  "Nhaall... aaaahhhh...." desahnya

  Sekitar dua menit aku menjilati lubang surganya. Tak lama kemudian ku masukkan kedua jariku ke lubang surganya.

"Aaaaaaahhhhhh....  Khiinnnhaaaalll"

  Aku mulai mengocok dan memaju mundurkan kedua jariku yang berada di lubangnya secara perlahan.

  Ia terus meracau menyebut namaku dan mendesah. Bibirku yang menganggur ku gunakan untuk mengulum kedua payudara Ve secara bergantian dan sesekali melumat bibir Ve.

  "Nnnhhhaaaalll... akhu mhau keluar. Ahhh..." kata Ve dengan pelan.

  Ku percepat gerakan kedua jariku yang berada di lubang surganya. Tak lama, Ve membusungkan dadanya dan mendesah panjang.

  "Aaaaaaaahhhhhhhh......" desahnya.

  Ku cabut kedua jariku yang masih berada di lubang surga Ve lalu aku mencium bibirnya dan sedikit melumatnya.

  "Terima kasih, Ve..."

  "Terima kasih, Kinal..."

TBC

Hi, VeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang