Part 8 (Oh tidak ...)

1.7K 90 13
                                    

Kinal POV

Oh tidak...

Apakah aku tidak salah melihat?

Ku geleng-gelengkan kepalaku berulang kali.

Apakah aku sedang bermimpi sekarang?

Ku kedipkan mataku berkali-kali untuk menghilangkan seorang wanita yang sedang berjalan menuju ke arahku.

Tetapi itu tidak berhasil.

Apa yang harus aku lakukan untuk menghilangkan seorang wanita yang sedang berjalan ke arahku sekarang?

Wanita itu semakin mendekatiku. Sudah bisa ku lihat dari kejahuan bahwa wanita itu ingin menangis.

Aku makin gusar sekarang. Aku harus berbuat apa?

Cepat-cepat ku buka pintu mobil Ve lalu masuk ke dalamnya. Ve pun juga melakukan hal yang aku lakukan.

Ku nyalakan mesin mobil lalu ku lesatkan mobil yang ku bawa ke jalanan Tokyo.

Hatiku sedikit lega sekarang. Setidaknya tadi aku masih bisa menghindar dari wanita itu.

Apakah kalian tahu siapa wanita yang ku maksud? Wanita yang membuatku kebingungan setengah mati?

Dia itu adalah Mamiku, Melody. Aku sangat terkejut tiba-tiba saja mamiku muncul di hadapanku.

Dan mengapa saat ia berjalan menghampiriku wajahnya terlihat sangat berantakan. Dan sepertinya ia ingin menangis ketika melihatku.

Ada apa ini? Apakah ia merindukanku?

Ku lihat dari pakaian yang ia kenakan sepertinya ia baru saja menemui investornya. Mungkin ia memiliki proyek yang sedang di kerjakan di Tokyo.

Jika dugaanku benar, aku harus sangat waspada. Sangat hati-hati.

Bisa saja mamiku menemukanku dengan mudah karena ia memiliki banyak mata-mata dan ia sangat cerdik.

Jangan heran jika perusahaan yang mami pegang sekarang berada di puncak kejayaan.

☁☁☁

Sekarang aku dan Ve sedang berada di kafe. Aku sudah menjadi pelanggan tetap di kafe ini sejak lama.

Setiap aku merasa bosan, aku selalu pergi kesini. Entah sendirian atau mengajak seseorang.

Aku dan Ve memesan coklat hangat dengan taburan bubuk teh hijau di atasnya. Guna menenangkan diriku sekarang.

"Nal..." Ve memanggilku.

"Iya?"

"Kenapa kamu masih menghindar ketika mamimu sedang berada di hadapanmu?"

"Aku... aku... aku hanya belum bisa" hela ku.

"Oke.. aku ngerti perasaan kamu sekarang. Tenangin diri kamu ya" ucapnya sambil tersenyum.

Yang ku suka dari Ve adalah ia selalu menenangkanku saat aku berada dalam kondisi yang buruk. Contoh saja sekarang.

Sungguh beruntung aku mendapatkanmu, Ve.

☁☁☁

Sekarang aku dan Ve sudah berada di dalam apartemen milik Ve. Aku merebahkan tubuhku di atas kasur empuk milik Ve.

Untuk menghilangkan lelahku, aku menggambil handphone yang berada di saku kiriku.

Mengecek surel yang masuk, bermain game, membalas pesan yang masuk membuatku merasa mengantuk.

Dua puluh menit kemudian ku dengar pintu kamar mandi terbuka. Ah... rupanya Ve sudah selesai membersihkan dirinya.

Aku bangun dari ranjang Ve lalu mengambil handuk milikku lalu pergi masuk ke kamar mandi. Ku guyur tubuhku agar aku merasa lebih segar.

Lima belas menit telah berlalu, akhirnya ku keluar dari kamar mandi. Ku pakai pakaianku yang sebelumnya telah di siapkan oleh Ve di atas ranjangnya.

Aku keluar dari kamar lalu mencari Ve. Ternyata ia sedang menyiapkan makan malam.

Ku hampiri Ve yang sedang mengambil gelas. Ku lingkarkan tanganku di pinggangnya dengan sempurna.

Ia sedikit tersentak. Lalu Ve membalikkan badan lalu tersenyum padaku. Ah... senyum itu. Aku sangat menyukainya.

"Kau membuatku terkejut, Kinal" protesnya sambil tersenyum.

"Hehehe... maafkan aku Ve, aku hanya ingin memelukmu"

"Tunggu dan pergi lah menonton tv. Aku sedang menyiapkan makan malam untuk kita" katanya.

"Eumm... oke!" Kataku sambil mengacungkan jempol. Ve hanya membalas perkataanku dengan kekehan ringan.

Aku pergi ke sofa. Menaruh pantatku tepat di atasnya. Baru saja aku duduk, handphone ku berbunyi.

Ku cek siapa yang sedang menelfonku. Aku sedikit tersentak ketika membaca nama yang tertera pada layar handphone milikku.

Seorang wanita yang menghampiriku tadi.

Ya. Mamiku.

Aku tidak mengangkat telefon dari mami. Jadi, aku diamkan saja handphone ku. Setelah handphone ku sudah tidak berbunyi lagi aku mengambilnya lalu mengecek handphone ku lagi.

Ternyata mami ku banyak sekali mengirimiku pesan. Dan tak sedikit pula miss call yang ku terima dari mami.

Aku membaca satu per satu pesan yang mami kirim kan padaku. Aish... aku bingung harus bagaimana.

Ve sudah memanggil namaku. Itu tandanya makanan telah siap. Aku langsung saja duduk di kursi makan lalu menyantap makanan yang sudah tersaji.

Kami menikmati makan malam kami dengan khidmat. Di iringi obrolan dan candaan ringan dari aku atau Ve.

Kami membereskan peralatan makan kami lalu mencucinya. Setelah selesai, kami pun pergi ke kamar dengan membawa coklat hangat sebagai teman mengobrol kami di malam hari ini.

Kami menikmati coklat hangat sedikit demi sedikit dan memandang langit di luar sana. Memandangi orang-orang yang sedang berlalu lalang.

Ve menyandarkan kepalanya di atas bahuku. Yang ku lihat sekarang Ve sedang tersenyum. Hal ini membuatku merasa bahagia.


TBC


***

Jangan lupa vote dan comment ya...
Maaf kalo gak jelas hehehe...

Hi, VeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang