Pagi hari ini diawali pelajaran olahraga.
Olahraga merupakan kegiatan favorit Stella, sekarang ia tengah mengganti pakaiannya dengan seragam olahraga celana pendek.
Saat keluar dari ruang ganti, seseorang menarik tangannya. Dan ia pun masuk ke dalam ruang ganti pria.
Orang itu yang tak lain adalah Reynald. Ia tak pernah lelah membully Stella. "Hai, kita bertemu lagi!"
"Berhenti menggangguku!" ucap Stella agak gemetar
"Jangan takut! Aku tidak akan membunuhmu, jadi tenang saja dan ikuti perintahku!" Rey menatapnya penuh intimidasi, tapi Stella berani menatap matanya terang- terangan.
"Apa salahku padamu? Katakan!" teriak Stella yang membuat Rey langsung mencekiknya dan memojokkannya ke tembok.
"Salahmu?" Rey tampak berpikir, "Kau membuatku dikeluarkan dari sekolah ini! Kau ingat? Itu kesalahanmu!" bentak Rey semakin mengeratkan cekikannya.
"A- ku mi- n-ta maaf!" ucap Stella terpenggal- penggal kehabisan nafas karena cekikan Rey.
Rey merapatkan dirinya pada Stella, meletakkan kakinya diantara kedua kaki Stella. Ia menghembuskan nafasnya dilekukan leher Stella.
***
"Mark Anthony Eddison?" ucap guru olahraga itu mengabsen muridnya.
"Tadi aku melihatnya masih di ruang ganti, pak!" jawab salah satu murid cowok
"Rafisya Putra Albani?"
"Hadir pak!" jawabnya sambil mengangkat tangannya.
"Reno Ananta Javier?"
"Hadir pak!" jawab cowok manis berkumis tipis ini.
"Sabrina Farah Diba?"
"Hadir pak!" jawab cewek cantik berwajah khas orang india.
"Stella Annatasia Barbara?"
Hening.
"Stella Annatasia Barbara?" ulangnya
Seseorang mengangkat tangannya, "dia masuk, tadi aku melihatnya."
"Baiklah!" guru itu lanjut mengabsen.
***
Stella terkesiap dengan kelakuan Rey. Ia terus mengendus leher Stella, dan membisikkan kata tepat di telinganya.
"Kau lebih suka dari atas atau dari bawah?" ucap Rey dengan nada sensual, Stella menelan ludahnya.
'Ya tuhan, tolong aku!' batin Stella memohon pertolongannya.
Rey mulai menempelkan bibirnya pada leher mulus Stella. Saat itu pula Mark keluar dari ruang ganti, dan sedikit terkejut dengan pemandangan di depannya.
Stella menatapnya, tapi Mark malah seperti tidak peduli.
Mark mengabaikannya, dan akan melangkah keluar dari ruangan itu. Stella berteriak keras, "Mark, gue kabulin permintaan lo!"
Rey menghentikan aktivitasnya untuk menengok ke belakang, dan ia mendapati tangan Mark memukulnya tepat di hidung.
Rey langsung melepaskan cekikannya, dan terjatuh ke bawah sambil memegangi hidungnya yang mengeluarkan banyak darah. Mark luar biasa kuat, setelah memukul hidungnya ia menghajar habis- habisan Rey sampai terkapar tak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Us
Dla nastolatków"Kenapa lo ngelindungin gue?" Gadis itu mulai terisak di tempatnya. Laki- laki itu hanya menunjukkan smirknya, "Karena yang boleh nyakitin lo, cuma gue!"