Chapter 19

43 4 0
                                    

~~

"Icha" Teriak seseorang dari mobilnya

Icha tak memedulikan teriakan orang itu dan langsung naik ke mobilnya. Yap, Icha memang naik mobil yang berbeda dengan Rio. Icha diantar supirnya karena suasana antara ia dan Rio sedang sangat buruk. Ia takut jika ia semobil dengan Rio maka akan terjadi adu mulut lagi.

"Icha" Kata orang itu sambil menahan pintu mobil Icha

"Apa lagi sih?" Kata Icha

"Icha please maafin aku. Aku bener-bener sayang sama kamu" Jelas Dimas

"Tinggalin aku sendiri!" Tegas Icha

"Icha, I love you" Kata Dimas lalu membiarkan Icha menutup pintunya

"Jalan pak!" Kata Icha kepada supirnya dan langsung dituruti oleh supirnya

~~

"Non Icha gak apa-apa?" Tanya supirnya yang melihat dari kaca bahwa Icha sedang menangis

"Gak apa-apa kok pak" Jawab Icha

"Cerita aja non kalau gak keberatan" Kata supirnya

"Gak pak, cukup aku yang ngerasain sakit ini. Aku gak mau orang lain malah kasihan setelah tahu apa yang saya alami" Tutup Icha yang hanya dibalas anggukan

Icha terus menangis, ia tidak tahu harus berbuat apa. Semuanya kacau dan ia tidak pernah tau apa semua ini akan ada jalan keluarnya?

~~

Icha lagi, lagi, dan lagi menangis. Menatap dirinya di depan cermin. Betapa menyedihkan keadaannya sekarang.

"Kadang, gue berpikir bahwa tangis hadir karena tawa meninggalkan hidup gue. Kecewa hadir karena kebahagiaan mulai meninggalkan gue. Gue gak pernah berpikir kalau gue akan serapuh ini. Tapi, inilah gue sekarang dengan semua kekacauan ini" Icha menangis sambil menatap dirinya di depan cermin

"Gue cinta sama Dimas, tapi kenyataannya menyedihkan. Gue sayang sama mereka, tapi kenyataannya gak seindah itu"

"Ini gue sekarang yang ditinggalkan oleh tawa dan kebahagiaan gue. Miris ngeliat keadaan gue. Gue benar-benar berharap kalo manusia benar-benar bisa menghilang dan nge"skip" kejadian buruk yang menimpanya"

Icha terus menangis. Ia berharap agar semuanya akan terselesaikan secepatnya.

Tok...Tok...Tok...

"Siapa?" Tanya Icha sambil mengelap air matanya

"Randy" Kata orang dibalik pintu itu

"Masuk kak" Kata Icha

"Udah siap?" Tanya Randy lagi

"Iya, ayo berangkat. Hm, besok orangtua aku udah datang kak" Kata Icha sambil berjalan keluar

"Bagus deh. Naik gih" Titah Randy sambil membukakan pintu mobil untuk Icha

"Tumben gak naik motor kak"

"Iya, kan pengen nganter kamu"

The Perfect AmnesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang